Bab 1

5.1K 971 154
                                    

Brokenhearted
Bab 1

Anne baru bisa terlelap sekitar pukul tiga dini hari usai memakan bubur buatan sang ibu dan obat sakit mag.

Emilia menghentikan usapan lembut di punggung putrinya yang disertai minyak zaitun, minyak kelapa, serta minyak gosok. Ia menghela napas, memosisikan Anne berbaring miring ke arah kanan, lalu menyelimutinya.

"Aku tadi lupa makan karena terlalu asyik menjaga Alex, Bu, maaf. Lain kali aku takkan telat makan lagi." Itu yang dikatakan Anne saat Emilia bertanya kenapa sakit magnya bisa kambuh.

Apa jangan-jangan Anne masih memikirkan Tuan Albert sampai-sampai sakitnya kambuh? Kasihan sekali anakku harus jatuh cinta kepada pria yang tidak bisa dimiliki sampai kapan pun, pikir Emilia mengerutkan kening. Seandainya Anne masuk di SMA favorit di luar kota, tentu ia takkan semenderita ini dan dapat melupakan Tuan Albert.

Emilia menghela napas, mengecup kening putrinya, lalu keluar kamar dan masuk ke kamarnya sendiri untuk beristirahat sebentar karena jam lima dia sudah harus bangun lagi.

🍁🍁🍁

Anne bangun sekitar jam enam, dan Riko menyajikan untuknya semangkuk bubur sesuai pesan ibunya. Ia mengucapkan terima kasih kepada Riko, dan mulai memakan sarapannya. Ia sungguh terharu akan perhatian ibunya yang meskipun sibuk bekerja, tidak pernah lupa mengurus anak-anaknya.

"Kak, hari ini Kak Anne libur kerja, kan?" tanya Riko sambil menonton film kartun di televisi sementara Anne makan bubur di sebelahnya di sofa.

"Eh ... ya, memangnya kenapa, Rik?"

"Tidak apa-apa, cuma Kakak kan lagi sakit, kalau harus bekerja ... aku akan bilang ke Nyonya Swarsha kalau Kakak sakit."

Anne tersenyum dan mengusap rambut adiknya. "Kakak libur, Rik."

Tapi ternyata, Triani salah satu pelayan sekaligus sahabat Anne, menjemput gadis itu. "Nyonya Swarsha memintamu menjaga Alex, An, mereka mau pergi ke acara undangan pesta pernikahan."

"Tidak bisa, Kak Tri, kakakku lagi sakit," Riko yang menjawab. "Kakakku kecapekan dan sakit magnya kambuh."

"Apa?" Triani menghampiri Anne. "Memangnya kamu semalam pulang jam berapa, An?"

"Lewat tengah malam."

"Ya ampun, Nyonya Swarsha itu keterlaluan sekali. Ya sudah, biar kusampaikan kepada mereka kalau kamu sakit. Semoga cepat sembuh, ya, An."

"Terima kasih, Tri. Tapi bukan salah Nyonya Swarsha. Aku saja yang lalai mengurus diriku sendiri."

Triani menepuk-tepuk bahu sahabatnya dengan senyum. Lalu ia berpamitan kembali ke rumah keluarga Ekasastra.

Seharian ini Anne cuma berbaring di kamarnya dengan perut yang masih terasa sakit. Matanya terpejam, namun ia tidak tidur. Pikirannya melayang pada Tuan Albert.

Pria itu telah menikah dan memiliki anak, seharusnya perasaan Anne perlahan sirna. Namun, hatinya malah berdebar-debar senang bagai taman yang dipenuhi bunga bermekaran saat semalam bertemu Tuan Albert setelah selama lima hari pria itu tinggal di kota mengelola restorannya. Ia sangat merindukan pria itu, tak tertahankan hingga dadanya sesak.

Ia menarik selimut menutupi kepalanya. Tirai kegelapan beranjak turun, udara dingin pedesaan yang mengalir memasuki kamar membuat tubuhnya menggigil. Rupanya jendela kamarnya belum ia tutup.

Anne turun dari tempat tidur dan hendak menutup jendela. Matanya menangkap sesosok pria tinggi tengah melangkah lebar menuju rumah mungil keluarga Anne. Jantung gadis itu langsung berdetak cepat dan kakinya lemas. Tuan Albert!

Brokenhearted by EMERALD a.k.a. Putri PermatasariWhere stories live. Discover now