Bab 3

8K 1K 460
                                    

Brokenhearted
Bab 3

Albert berdeham. "Anne ini sudah kuanggap adikku sendiri," jawab pria itu masih memeluk Anne. "Kami sedang piknik. Kau sendiri sedang apa di sini? Kukira kau di Jakarta."

Arya mengangkat alisnya mengetahui ternyata gadis yang disukainya dekat dengan sahabatnya. Jadi namanya Anne, batinnya. Ia tersenyum lebar. "Tondi mengundangku menginap di vilanya, daripada aku bosan sendirian di apartemen, jadi aku ikut saja." Sepasang mata birunya menatap Anne. "Kalau begitu aku boleh bergabung denganmu, piknik?"

Pelukan Albert pada Anne mengetat. Ia tidak bisa menolak, Arya sahabatnya sekaligus salah satu chef andalan di restoran miliknya. Tapi, ia akan mengawasi Arya agar tidak berbuat macam-macam pada Anne.

Terdengar teriakan dari kejauhan.

"Al, itu istrimu memanggil, sepertinya dia membutuhkanmu. Kau duluan saja lari ke tempat istrimu, biar aku menemani Anne."

Albert enggan, namun istrinya masih saja berteriak memanggilnya membuatnya mau tidak mau menyerah. "Baiklah, titip Anne dan Alex," ujar Albert melepaskan pelukannya lalu berlari ke arah Swarsha yang memanggilnya dari air, mengajaknya kembali berenang.

Anne bernapas lega, jantungnya masih berdebar kencang.

"Majikanmu itu ... Pak Albert dan Bu Swarsha?" tanya Arya.

"Iya." Anne menunduk menatap Alex yang tampak gelisah karena haus. "Alex haus, saya harus memberinya susu."

Pandangan Arya mengarah pada dada Anne yang tampak kecil di balik kaus longgarnya. "Asi dari kamu?"

Wajah Anne merah padam. "Bukan, maksud saya susu formula!" jawabnya tersendat. Pertanyaan pria di hadapannya membuatnya sangat malu dan rasanya ia ingin mengambil langkah seribu. Tapi sambil menggendong Alex tentu cukup sulit untuk berlari.

"Ya Tuhan ... maafkan aku, ya." Pria itu mengusap wajahnya sendiri. "Maafkan kata-kata bodohku. Sebaiknya aku tutup mulut. Ayo." Pria itu merangkul tubuh kurus Anne, namun gadis itu menepisnya.

"Saya bisa jalan sendiri."

"Oke. Silakan, Bidadari."

Anne risi pria itu menyebutnya bidadari karena fisiknya jauh dari kata itu, apalagi bila dibandingkan dengan Nyonya Swarsha. Jadi ia meminta Arya menyebutnya Anne, cukup Anne.

Usai renang, Albert kembali ke tepian, dilihatnya Anne duduk berdekatan dengan Arya. Anne tengah memberikan susu pada Alex sementara Arya tak melepaskan pandangan dari gadis berpipi chubby itu.

Tangan Albert mengepal, dadanya panas. Ia ingin sekali berlari dan merenggut bagian depan kemeja Arya lantas melemparnya menjauh dari gadisnya.

Gadisnya? Tubuh Albert bergetar. Anne bukan gadisnya, dia ... adik. Ya, cuma adik. Kenapa ia harus semarah ini? Kenapa ia harus sekesal ini melihat Anne dengan pria lain? Dengan siapa pun Anne nantinya berpacaran, sudah bukan urusannya lagi ....

"Sayang, kenapa diam di sini?" tanya Swarsha yang sudah menyusulnya. Ia menggandeng lengan suaminya. "Arya cocok dengan Anne, ya kan. Tapi mungkin lebih cocok sebagai ayah dan anak."

Albert tersadar dari pikiran buruknya. Ia menoleh pada istrinya. "Ya, kamu benar. Mereka lebih cocok sebagai ayah dan anak."

"Tapi Arya sepertinya naksir berat. Kenapa tidak kita jodohkan saja mereka?" usul Swarsha.

"Apa maksudmu?" tanya Albert tertawa. "Anne masih sekolah!" ujarnya gusar. "Masih kelas satu SMA."

"Lho, tidak apa-apa, kan? Memangnya kenapa kalau Anne menikah muda? Gadis-gadis desa kan biasanya menikah muda."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Brokenhearted by EMERALD a.k.a. Putri PermatasariWhere stories live. Discover now