Bab 2

5.2K 975 164
                                    

Brokenhearted
Bab 2

Bangun tidur mata Anne bengkak karena terlalu banyak menangis. Ia sedih karena Albert mencuri ciuman pertamanya di saat pria itu tengah mabuk. Ia juga sedih karena telah dicium pria beristri. Ia merasa bersalah kepada Nyonya Swarsha dan juga Alex. Ingin ia berhenti menjadi pengasuh, tapi merasa tidak enak terhadap Tuan Ekasastra dan Nyonya Riana yang selama ini telah berbaik hati menyekolahkan dirinya dan juga Riko.

Anne mengembuskan napas, lalu memulai paginya dengan berusaha tersenyum. Ibunya sedang memasak di dapur kecil mereka sementara Riko menonton televisi. Anne mencuci tangan sebelum membantu ibunya menyajikan masakan ke meja makan.

Setiap hari Minggu, ibunya mendapatkan libur, begitu juga Anne. Biasanya mereka bertiga akan bersantai di rumah, atau pergi piknik ke bukit di belakang kediaman Ekasastra, atau pergi ke pasar untuk berbelanja keperluan sekolah Anne dan Riko. Sedangkan hari Minggu ini, mereka belum memiliki rencana.

"Anne, kamu habis menangis?" tanya Emilia memperhatikan wajah pucat putrinya. "Apa perutmu masih sakit?"

"Sekarang sudah lebih baik, Bu, berkat bubur Ibu." Anne menjawab dengan senyum.

Tanpa dipanggil, Riko berjalan ke meja makan dan mereka pun sarapan dengan tumis tahu, tumis ikan pari, lalapan mentah, dan sambal. Anne dan Riko sangat menyukai masakan ibunya jadi mereka jarang makan di luar, kecuali sang ibu sangat sibuk sehingga tidak ada waktu untuk memasak.

Usai sarapan, sang ibu berniat mengajak mereka untuk pergi piknik ke bukit, dan keduanya menyambut dengan antusias. Namun, tiba-tiba saja pintu rumah diketuk, dan Albert mengajak Emilia serta kedua anaknya untuk piknik ke pantai yang jaraknya cukup jauh dari desa mereka.

Anne yang sedang tidak ingin berlama-lama bersama Tuan Albert——mungkin pria itu takkan mengingat kejadian semalam di kamar Anne karena mabuk, tapi Anne jelas tidak bisa melupakannya——mengatakan pada ibunya ia takkan ikut serta karena tiba-tiba perutnya terasa sakit.

Albert spontan melihat ke arah Anne yang menunduk. Pria itu berjalan mendekat dan mengusap kepala gadis itu. "Magmu kambuh lagi? Kalau begitu aku akan mengantarmu ke klinik."

"Tidak perlu, dengan tiduran saja saya akan sembuh," tolak Anne, ia melangkah mundur.

Albert tersenyum. "Kalau begitu kamu bisa tiduran di mobil sementara di perjalanan ke pantai, kan? Bawa obat mag, dan aku sudah meminta Chef Emir untuk membuatkan bubur spesial untukmu, jadi tidak ada masalah, kan? Karena kita sudah lama tidak piknik, aku ingin kalian semua ikut serta."

Anne diam saja. Dan, kali ini Emilia yang menjawab, "Anne, kalau tidak mau ikut tidak usah memaksakan diri. Biar Riko saja yang ikut, dan Ibu akan menemanimu di rumah."

"Anne," timpal Albert. "Kasihan ibumu selama ini sudah jarang piknik karena sibuk, apalagi ke pantai. Nah, apa kamu tega?"

Kening Anne berkerut. Ia jadi merasa bersalah jika membiarkan ibunya tidak ikut piknik hanya karena dirinya berpura-pura sakit. "Baiklah, aku ikut," ujarnya lemah.

"Bagus!" Albert mencubit pipi Anne gemas. Selalu menyenangkan mencubit pipi empuk gadis itu. "Kalau begitu kalian siap-siap, ya. Tiga puluh menit lagi kita berangkat. Semua ikut pergi kecuali Pak Sam dan Pak Jamal." Yang disebut oleh Albert adalah penjaga rumah dan tukang kebun.

Riko bergegas mandi, sementara sang ibu menyiapkan bekal. Anne yang menunggu adiknya, kembali melamunkan kejadian semalam yang membuat wajah dan hatinya terasa panas. Ia berdoa dalam hati semoga kuat menghadapi semuanya, dan tidak merasa cemburu terhadap Nyonya Swarsha. Ia juga berdoa agar Tuan Albert tidak mabuk lagi dan melakukan pelecehan kepadanya.

Brokenhearted by EMERALD a.k.a. Putri PermatasariWhere stories live. Discover now