#Lima

13.2K 594 1
                                    

Pagi hari yang cerah. Sang Fajar telah terbit menerangi bumi kembali. Seorang ibu keheranan melihat anak perempuan satu-satunya yang sedang sibuk di dapur. Tidak biasanya Ayrin begitu. Biasanya bangun tidur jam 6, itupun kalau dirinya harus berangkat kerja. Kalau hari libur bangun sampai jam 9 an. Bisa dikatakan Ayrin orangnya pemalas dalam mengurus rumah. Menyapu lantai saja hampir tidak pernah, apalagi memasak tidak pernah sama sekali.

"Tumbenan Ay kamu ke dapur. Biasanya molor," tanya Ibu yang masih heran.

"Ah Ibu. Sekali kali lah bantuin Bi Surti, kasian kan."

"Oo gitu."

"Iya dong Bu, sekalian latihan jadi ibu rumah tangga. Biar nggak kaget kalau udah nikah besok," ujar Ayrin sambil mencuci piring kotor.

"Oh iya ya. Sebentar lagi kan kamu mau nikah sama Aji ya," kata Ibu menggoda.

"Ah Ibu. Jangan bikin malu Ayrin deh." Ayrin tersenyum, kedua pipinya merah seperti udang rebus.

Dirinya tak tahu mengapa merasa bahagia hari ini. Malam hari acara lamarannya tidak dikatakan batal lantaran acara berjalan dengan baik.
Ibu berdeham setelah memperhatikan Ayrin tersenyum-senyum bahagia.

"Cie cie ciee, kenapa senyum-senyum? Ibu kasih tahu donk," pinta Ibu manja.

"Bu, menurut Ibu Mas Aji itu orangnya gimana? Baik gak? Ganteng gak? Keker gak lengannya?"

"Ooo jadi mikirin Aji sedari tadi? Kamu naksir ya sama Aji? Cie cie. Aji itu kerennya luar biasa, kayak yang Ibu katain. 'The Perfect Mr. TNI AU'," goda Ibu.

Mereka berdua bercanda bersama saat di dapur. Ibu dan anak tersebut saling curhat satu sama lain sambil memasak bersama. Bi Surti yang katanya kurang enak badan disuruh istirahat oleh Ibu Ayrin.

Ayrin mulai memasak semua bahan-bahan yang telah disiapkan Ibu. Terdapat kangkung yang sudah dipetik-petik daunnya, kentang, dan ikan bandeng.

Hmmm.. masakan Ayrin sangat harum sekali. Sampai-sampai Ibu yang melihatnya tersenyum bangga.

"Ibu nggak nyangka ya? Ternyata anak Ibu sudah dewasa. Padahal rasanya baru kemarin Ibu melahirkan kamu Ay, dan sekarang kamu sudah sebesar ini," ujar Ibu.

"Ahh Ibu, kayak lagi main peran drama aja deh. Jangan buat Ayrin malu kenapa. Ayrin cuma ngerasa aja Bu, kalau sebentar lagi mungkin Ayrin udah nggak sama Ibu dan Ayah lagi. Mungkin Ayrin bukan tanggung jawab Ibu sama Ayah lagi, dan mungkin Ayrin bakal ngelakuin hal-hal yang Ibu lakukan," ujarnya.

"Maksud kamu nak?" tanya Ibu kurang mengerti.

"Maksudnya, kan sebentar lagi Ayrin nikah sama Mas Aji, nah jadi nanti Ayrin udah nggak tinggal di sini lagi kan Bu, terus yang tanggung jawab terhadap Ayrin ya Mas Aji suami Ayrin nanti, terus Ayrin yang akan masak, bersih-bersih rumah, dan Ayrin juga yang akan cuci bajunya Mas Aji tiap hari," jelasnya masih dengan sibuk memasak di dapur.

"Ekhem ekhem.. Ada apa ini? Ayah dengar kok ada pementasan drama di dapur?" ujar Ayah yang tiba-tiba datang.

"Iya Yah ada drama. Seorang Ibu yang akan melepas anaknya karena sebentar lagi anaknya bakal menikah," ujar Ayrin lantang.

 "Tuh lihat Yah, anak kita seratus delapan puluh derajat udah berubah. Yang biasanya bangun siang sekarang bangun pagi, yang biasanya nggak mau masak, sekarang bantu Bi Surti masak, yang biasanya ratu bawel, sekarang ratu bijak," ujar Ibu direspon oleh tawa Ayah.

"Biarlah Bu, anak kita mungkin sudah berfikir bagaimana cara tidak menggantungkan orang lain?" ujar Ayah.

"Iiihhh Ayah, Ibu, Ayrin ngelakuin pekerjaan rumah tamgga gini karena Mas Aji nggak mau sewa asisten rumah tangga. Ya mau sewa sih kalau kita udah punya anak nanti, itu aja cuma buat bersih-bersih rumah sama cuci baju. Kalau masak Mas Aji maunya Ayrin yang masak meskipun masakan Ayrin nanti nggak begitu enak," ujarnya.

"Hmm baiklah Ibu PIA. Silahkan lanjut memasak, Ibu Persit menunggu," ujar Ibu yang direspon tawaan dari Ayah dan Ayrin.

-oOo-

Baru saja hampir selesai sarapan pagi, ponsel Ayrin berdering tanda ada panggilan masuk. Segeralah Ayrin mengambil ponselnya di atas meja makan. Bertuliskan nama 'Mas Aji' di ponsel miliknya. Segeralah dirinya mengangkat ponsel tersebut.

"Assalamualaikum Ayrin." Suara Aji terdengar dari ponsel Ayrin.

"Waalaikumsalam Mas," jawab Ayrin.

"Kita jadi kan jalan-jalan hari ini?"

Mata Ayrin langsung melotot dan tanpa sengaja tangannya menggebrak meja. Membuat Ayah dan Ibu kaget bukan main. Ayahnya hanya mengeleng-gelengkan kepala saja.

"Yaampun aku lupa." Sambil menepuk jidatnya.

"Cantika juga belum kesini. Ntar jemput ke rumahnya aja ya? Wassalamualaikum," ujarnya mengakhiri.

"Waalaikumsalam," ujar Aji lembut.

"Ada apa sayang? Kenapa sampai nggebrak meja gitu? Bikin jantungan orang tua aja deh," protes Ibu.


"Makanya diomongin baik-baik. Yaudah Ayah mau pergi dulu, ada urusan sebentar sama temen Ayah.

Ayah Ayrin seorang TNI Angkatan Darat yang sudah berpangkat Mayor Jendral. Ibunya seorang persit dan hanya ibu rumah tangga biasa. Sebelum Ayah beranjak pergi, Ayrin berpamitan terselebih dahulu, bersiap-siap diri.

"Yaudah Yah, Bu, Ayrin siap-siap dulu. Bentar lagi Mas Aji dateng," ujarnya yang direspon anggukan oleh Ayah dan Ibu.

Ayrin segera bergegas ke kamarnya untuk berganti pakaian. Segeranya dibuka lemarinya itu. Dipilah-pilahnya pakaian yang ingin ia kenakan.

"Duh, mana ya dress pink ku itu? Di sini nggak ada," ujarnya yang masih kebingungan mencari pakaian yang belum diketemukan.

"Cuma butuh waktu lima belas menit nih. Ohh mungkin disini."

Ayrin membuka lemari yang sebelahnya. Ketika tangannya sibuk mencari, matanya tertuju pada sebuah gantungan baju dekat pintu kamar.

"Astaga Ayrin!" Menepuk jidatnya.

"Itu ternyata dressnya disana," ujarnya.

Segeranya ia mengganti baju rumahnya dengan dress warna pink miliknya. Lalu dijepitnya rambut panjangnya itu dengan sebuah jepit yang berbentuk kupu-kupu. Tak lupa juga dirinya memoleskan lipstik warna pink natural pada bibirnya yang tipis. Lalu memberinya sedikit lip gloss supaya tampak glowing.

"Dah. Cantik deh gue," ujarnya sendiri di depan cermin.

Berkali-kali dirinya bercermin dan berputar-putar layaknya seorang penari.

"Oh ya gue lupa pake parfum." Lalu disemprotkannya parfum aroma buah ke pakaiannya.

Hingga tanpa sadar...

'Tok tok tok'

Suara ketukan pintu kamar dari luar yang membuyarkan keasyikan Ayrin yang sedang bercermin ria.

"Sayang! Aji udah nunggu di luar," ujar Ibu dari luar kamar Ayrin.

"Iya Bu!" ujarnya keras dari dalam kamar.

-oOo-

The Perfect Mr. TNI AU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang