#Tujuh Belas

8.5K 365 0
                                    

Di malam hari yang telah hadir sang purnama ditemani oleh milyaran bintang, menjadikan langit indah. Kandungan Ayrin kini sudah besar. Tinggal menunggu tiga bulan lagi untuk lahiran. Sedangkan kini dirinya bersama sang suami dimadu bermanja duduk di kursi depan teras kamar yang berada di lantai dua. Kali ini mereka menginap di rumah orang tua Aji, karena mertuanya sangat rindu kepada menantu cantiknya.

"Mas, liat deh bulan sama bintangnya. Bagus," ujar Ayrin.

"Iya sayang. Cantik deh kayak istri Mas," goda Aji.

"Mulai deh Mas, bikin pipi aku merah," kesel Ayrin.

"Biar aja. Mas baperin kamu terus yank. Sampai pipi kamu merah," ujar Aji.

"Iiihh ngeselin ya Mas Aji." Lalu diciumnya pipi kiri Aji.

Aji memegangi pipi yang habis dicium istrinya. Kemudian berkata..

"Nggak bisa direplay yank ciumannya?" goda Aji.

"Mas tuman jadinya. Sekalian aku cium bibir Mas sampai bengkak sekalian," ujar Ayrin.

"Sebelum kamu yang cium, Mas terobos duluan," ujar Aji sambil tersenyum genit.

"Emangnya busway diterobos?" kata Ayrin.

'Cup' seketika bibir keduanya menyatu.

Karena Aji sudah berhasil menerobosnya, maka Ayrin tak bisa berbuat apa-apa. Hanya diam dalam ciuman bibir tersebut. Nyaman. Lembut. Sangat lembut. Itulah yang Ayrin rasakan. Ciuman Aji sangat merangsang. Hingga Ayrin tak dapat menolaknya. Sampai ciuman terlepas, Ayrin masih diam dalam seribu bahasa.

"Kenapa sayang? Kok diem gitu jadinya?" Aji sembari mengusap bibir Ayrin karena air liur yang tersisa menggunakan jarinya.

"Gakpapa Mas," jawab Ayrin lirih.

'Tak pernah terlintas di khayalku, takdir hidup, menuntunku, menemukanmu' Suara handphone Ayrin bunyi tanda ada telfon dari seseorang.

Dilihatnya sekilas nama di layar ponsel tertuliskan 'Tsania Tercyntah💙'

"Siapa sayang yang telfon?" tanya Aji.

"Tsania Mas," jawab Ayrin.

"Yaudah angkat aja," ujar Aji.

Ayrin segera mengangkat telfon dari salah satu sahabat tercintanya itu.

"Halo Beb! Tumben malem-malem telfon," ujar Ayrin.

"Hahaha kenapa? Takut keromantisannya terganggu ya? Btw lo lagi sama husband ya?" ujar Tsania yang suaranya terdengar dari telfon.

Kemudian Ayrin menspiker telfonnya agar terdengar oleh Aji.

"Iya, lo ganggu kita aja," sungut Ayrin.

"Ay, vc bentar ya? My future husband mau ngomong sama your husband," kata Tsania yang dijawab deheman oleh Ayrin.

"Waduhh calon pengantin harus jaga jarak. Belum sah," ujar Aji menggoda saat mereka sedang video call.

"Siap laksanakan Mayor!" ujar Budi seraya memperagakan seperti saat dirinya bertugas.

"Bulan depan kita nikah. Undangannya besok gue kirim ke rumah kalian ya?" sambung Tsania.

"Iya calon Ibu PIA Ardhya Garini," jawab Ayrin.

-oOo-

1 bulan kemudian...

Tiba di mana saatnya pernikahan antara Tsania dan Lettu Budi benar-benar terjadi. Di sebuah gedung yang sangat megah dengan dihiasi banyak bunga, menjadikannya elegan bak surga. Ayrin dan Aji yang hadir dengan sebuah kado besar untuk hadiah pernikahan Tsania dan Budi. Ayrin memakai long dress dengan hijab yang begitu cantik. Sedangkan Aji hanya memakai kemeja warna putih dipadukan dasi berwarna hitam beserta jas dan celana hitamnya yang terlihat begitu berwibawa. Kini kandungan Ayrin semakin membesar. Delapan bulan sudah Ayrin mengandung. Tak terasa bayi yang berada di kandungannya akan segera terlahir dan melihat indahnya dunia ini.

The Perfect Mr. TNI AU (TAMAT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ