Chapter 7

25.1K 2.1K 119
                                    

-sSs-

Ceklek.

"Ah, kotor..." nada yang terdengar lesu itu berasal dari Jungkook, bagaimana tidak? ruangan yang dulu pernah ia jadikan tempat untuk pulang itu benar-benar masih sama seperti terakhir kali saat ia tidur dengan tidak wajarnya.

"Jimin." panggil Jungkook pelan, namun ia langsung mendapati Jimin yang ternyata sedari tadi sudah berdiri tepat dibelakangnya, "Ya?" jawab Jimin dengan semangat.

"Aku... ingin membersihkan tempat ini terlebih dahulu sebelum pergi, boleh kan?" Mendengar hal itu, Jimin lantas mengangguk mengiyakan. Jungkook pun menghela nafas lega mengetahui hal itu, "Baguslah, omong-omong kau bisa pergi selagi menungguku selesai, Jim." Setelah mengatakannya, kaki Jungkook pun mulai berjalan lebih dalam menuju ke arah ranjang yang terbalut seprai abu-abu miliknya, lalu mengangkat baju yang pernah ia taruh asal disana untuk ia bawa pulang.

"Kukira kau akan menyuruh Phoenix untuk membersihkannya." Jimin masih memperhatikan Jungkook, sedikit bingung dengan pemuda yang baru ia temui hari ini itu.

"Mereka bukan pembantu," jawaban Jungkook sukses membuat Jimin hampir mengelakkan tawa. "Kalau mereka bisa, kenapa tidak?"


"Tidak usah. Aku juga bisa, kenapa tidak?"

Jimin tersenyum, muka yang Jungkook perlihatkan saat sedang kesal lucu sekali.

"Baiklah, kalau begitu aku yang akan membantumu."

"Ya, ya, ya."

Lalu mereka berdua pun mulai membersihkan tempat itu, tempat tinggal Jungkook. Sejujurnya, tempat itu sudah bersih. Tapi entah kenapa Jungkook rasanya sedang ingin berlama-lama disana.

Dan saat ia tengah sibuk membersihkan ruangannya, ia baru teringat akan sesuatu.

"...Ah! handphone ku!" teriakan Jungkook lantas membuat Jimin menghampirinya dengan tatapan khawatir, ditambah saat ini Jungkook malah menatapnya dengan wajah yang begitu panik. "Ada apa?!" Jimin sangat khawatir, hendak memegang kedua bahu Jungkook kala pemuda itu tidak berhentinya gelisah.

"A-aku waktu itu membawanya, Jim. Tapi tidak ada disini, Handphone ku tidak ada. Aku lupa..." menepuk jidatnya sedikit keras, kenapa ia bisa sebodoh ini membiarkan handphone yang begitu sangat penting baginya hilang begitu saja.

Namun berbeda dengan Jimin yang malah menatapnya acuh tak acuh, memijat pangkal hidungnya saat tahu hal seperti apa yang membuat Jungkook begitu panik barusan. "Apa terjatuh?" gumamnya lagi dengan satu jari terangkat mengetuk dagunya berfikir.

"Mungkin." cuek Jimin, bahunya terangkat seperti tidak peduli. Yang membuat Jungkook tambah kesal adalah bagaimana bisa disaat seperti ini Jimin masih sempat-sempatnya melanjutkan acara mari kita bersihkan kamar Jungkook.

"Lalu aku harus bagaimana? Jimin, ayolah bantu aku..." Jungkook mulai mengeluarkan jurus andalannya, yaitu merengek. Bahkan ia sudah terus menghentakan kakinya asal sambil terus berceloteh.

"Hhh..." Jimin menghela nafas seperti tidak habis pikir dengan Jungkook. "Jung, kekasihmu itu seorang Kim Taehyung. Kau bisa minta tolong Taehyung untuk membelikanmu handphone baru bahkan yang terbaru pun ia bisa. Jadi, nyonya Jungkook yang terhormat. Tolong jangan seperti orang susah, manfaatkan saja dia."

Phoenix's Mafia • vkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang