ALASAN SELAMA INI (Yoon Jeonghan)

717 105 7
                                    

"Darimana kalian? Kenapa baru pulang jam segini?" Itu suara Appa dan ia kini menatap tajam ke arah kami. Aku yakin dia pasti marah. Tentu saja itu karena sekarang pukul 9 malam. Aku menggerutu dalam hati, sudah kuduga akan seperti ini.

Aku menoleh pada Jisoo yang kini juga menatapku, aku mengangguk untuk memberi isyarat bahwa kami harus menghampiri Appa. Jisoo berjalan mendekati Appa dan Eomma sembari menggenggam tanganku erat, seakan aku akan pergi menjauh dari sisinya.

"Duduk!" Appa menunjuk sofa dihadapannya menggunakan dagunya. Kami tidak bisa melakukan apapun selain menuruti perintahnya, kami duduk di hadapan Appa dan Eomma. Terasa aneh karena aku seperti orang asing di antar tiga orang ini dan aku menunduk ketika merasakan aura aneh di sekitarku.

Kupikir Jisoo akan menatap Appa dan Eomma dengan tajam seperti yang biasa ia lakukan, tapi faktanya tidak. Dia terlihat sangat tenang seakan siap dan mengerti apa yang akan Appa bicarakan dengan kami. Bahkan ada senyum tipis di wajah tampannya, berbanding terbalik dengan kedua orang di hadapan kami.

"Darimana saja kalian?" Tanya Appa. "Panti asuhan kami dulu." Jawab Jisoo seadanya. Aku mengangguk membenarkan ucapannya. Selepas dari hamparan rumput itu, kami memang ke panti asuhan lama kami sekedar untuk memberikan baju dan buku yang sudah Jisoo siapkan. Kami bahkan makan malam di sana untuk mendengarkan banyak cerita dari adik-adik kami.

"Kembali ke panti asuhan lama? Itu memalukan. Jangan lakukan itu lagi." Aku tertegun sebentar. Apa? Apa mengunjungi rumah lama itu menalukan? Apa mereka lupa bahwa kami berasal dari sana? Aku menatap Jisoo, berharap pemuda itu akan menentang keras larangan itu. Kulihat Jisoo masih terdiam, terlihat memikirkan sesuatu.

"Baiklah." Aku menatap Jisoo tak percaya, ada apa ini? Kenapa Jisoo tidak menentangnya? Aku ingin protes padanya, namun Jisoo sudah terlebih dahulu menarik lenganku untuk beranjak menuju kamar.

"Kalian! Aku belum selesai bicara!" Aku menoleh ketika mendengar seruan Appa seiring Jisoo yang masih menarik lenganku. Appa terlihat mengatakan sesuatu dan aku tak dapat mendengarnya karena Jisoo kini menangkup wajahku. Atau mungkin menutup telingaku sekedar untuk membuatku fokus pada dirinya, "pergi ke kamarmu dan beristirahatlah. Kapan-kapan kita akan kembali ke panti lagi. Selamat malam, aku mencintaimu."

Aku hanya bisa mengangguk dan mengikuti perintah Jisoo untuk beranjak ke kamarku. Membersihkan diri dan beranjak menuju kasur untuk tidur. Tapi setelah dua jam berlalu, aku masih belum dapat tidur. Terlalu banyak yang kupikirkan karena banyak terjadi hari ini.

Aku teringat ucapan Jisoo pagi tadi, ketika ia memintaku untuk menjadi kekasihnya untuk kembali mengikatku dalam janji. Entah mengapa, itu membuatku sakit. Jisoo melakukannya karena janji dan akan selalu mencintaiku sebagai saudara satu panti. Aku menghela napas, ada apa denganku? Kenapa aku harus sakit karena masalah itu? Jisoo pasti melakukannya untuk kebaikan kami berdua dan ia pasti sudah memikirkannya dengan matang.

Aku jadi cukup penasaran dengan apa yang Appa katakan tadi. Aku tak dapat mendengarnya dengan jelas karena Jisoo juga berbicara padaku. Ya, itu aneh. Jisoo tidak biasanya berbicara seperti itu padaku. Apa itu karena kami sekarang sepasang kekasih atau karena Jisoo ingin aku tidak mendengar ucapan Appa? Dia menuruti Appa ketika Appa melarang kami ke panti asuhan. Lalu tiba-tiba akan mengajakku kesana? Apa Jisoo berniat berbohong dan melawannya?

Akh... bukannya mengantuk, ini justru membuatku pusing 77 keliling! Aku bangkit dari kasur dan beranjak menuju dapur. Mungkin segelas susu dapat membuatku tertidur. Aku membuka kulkas dan mengambil sebotol susu.

"Jeonghan?"

"Astaga, Ya Tuhan!" Pekikku. Terkejut ketika menemukan sesosok wanita bergaun putih ketika menutup pintu kulkas. "Eomma?" Ya, itu Eomma. Berdiri di ambang dengan mata yang terlihat sembab. Apa Eomma baru saja menangis? Atau aku membangunkannya?

Break Our Promise [JIHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang