🌿DTP 22🌿

2.8K 515 29
                                    

Beberapa demigod yang berada di gua itu menoleh kala mendengar suara familiar yang telah mereka kenal. Namjoon membelalak kaget, ia langsung berdiri dan menatap seseorang yang berada beberapa meter di depannya.

Seokjin ada di sana, menatapnya dengan senyum tipis terkembang di bibirnya dan air mata yang mengalir. Namjoon tak tahan untuk tidak segera memeluk pemuda itu. Ia berlari dan tanpa aba-aba menarik Seokjin ke dalam sebuah pelukan yang erat.

Seokjin terisak di bahu Namjoon, air matanya membasahi pakaian pria itu sementara Namjoon masih setia mengelus kepala dan punggungnya.

Seokjin menangis keras, menumpahkan segala kesedihan, kelelahan, dan rasa sakitnya. Pikirannya kembali melayang pada Jungkook.

"Dia pergi.. hiks.. dia pergi meninggalkanku.. "

"Jungkook pergi.. hiks.. dia pergi untuk selamanya Namjoon.. "

"Jungkook.. hiks.. "

Semuanya mematung ketika mendengar perkataan Seokjin, mereka menoleh pada Jimin yang ikut menitikkan air mata dengan  gelengan di kepala yang menandakan bahwa perkataan Seokjin memang benar.

Taehyung dan Chanyeol menundukkan kepala pasrah dan yang lain menengadahkan kepala untuk menahan air mata, walaupun usaha mereka sia-sia.

"Dia pergi.. hiks.. Jungkook.. "

Namjoon mempererat pelukannya, ia mengecupi kepala Seokjin sambil membisikkan beberapa kata penenang. "Jangan menangis, Jungkook akan terluka melihatmu seperti ini."

Namjoon melepas pelukannya. Tangannya terangkat untuk menangkup pipi Seokjin dan ia baru menyadari jika tubuh pemuda itu dalam kondisi mengenaskan. Luka dimana-mana serta darah kering yang menghiasi tubuhnya. Wajah Seokjin terlihat pucat dengan bibir yang mulai kehilangan warna merahnya dan Namjoon bisa melihat rambut pemuda itu juga berantakan.

"Apa yang terjadi padamu?"

Namjoon bertanya khawatir dan Seokjin bergeming. Ia hanya menatap dalam manik emerald Namjoon sebelum akhirnya pemuda itu tiba-tiba menempelkan bibirnya sendiri pada bibir Namjoon.

"Berjanjilah bahwa kau tak akan meninggalkanku." Dan setelah itu Seokjin tak mampu lagi mempertahankan kesadarannya.

●●●

Namjoon menatap langit malam penuh bintang di atasnya. Sementara yang lain sedang mendiskusikan sesuatu di dalam gua, ia memilih untuk menemani Seokjin yang berada di sampingnya. Pemuda itu telah sadar beberapa saat lalu.

Seokjin bergeser, mengurangi jarak antara tubuhnya dengan Namjoon lantas menyandarkan kepalanya pada pundak pria itu. Namjoon tak bereaksi apapun, ia hanya membiarkan Seokjin yang bersandar padanya.

"Apa kau akan meninggalkanku juga?" Pertanyaan itu keluar secara tiba-tiba dari mulut Seokjin. Namjoon bergeming, ia bisa merasakan keputus asaan dalam nada pemuda itu.

"Apa aku akan sendirian lagi?" Suaranya bergetar dan Namjoon tau, bahwa Seokjin tengah menahan sesuatu yang akan keluar dari pelupuk matanya.

"Apa kau akan pergi seperti Jungkook?" Setitik air mata yang sedari tadi ditahan Seokjin jatuh dan mengenai punggung tangan Namjoon yang berada di pahanya.

Pria itu mengubah posisinya menjadi memeluk Seokjin, membiarkan pemuda itu menangis di dekapannya. Namjoon mengelus lembut rambut Seokjin, sambil sesekali mencium kepalanya.

"Jangan pergi meninggalkanku." Seokjin berkata lirih, ia mencengkram erat pakaian Namjoon.

"Jangan tinggalkan aku."

"Kumohon berjanjilah.. "

Namjoon memejamkan matanya sejenak, "Aku tak akan meninggalkanmu- "

-tapi maaf, aku tak bisa berjanji.

Namjoon melepas pelukannya, ia menatap pada Seokjin. Mata pemuda itu memerah dan sembab, tangan Namjoon tergerak untuk menghapus air mata Seokjin yang masih mengalir lantas menangkup pipi pemuda itu.

Ia tak mengatakan apa-apa, hanya saja wajahnya bergerak maju, mendekatkannya pada wajah Seokjin. Pemuda di depannya menutup mata kala merasakan nafas hangat Namjoon di bibirnya.

Namjoon menatap sejenak wajah indah Seokjin, sebelum akhirnya mendaratkan bibirnya pada bibir pemuda itu. Melumatnya lembut sebelum ia menggigit bibir bawah Seokjin.

"Mmh.. "

Desahan kecil keluar kala Namjoon bermain-main dengan lidahnya di dalam sana, sembari mengabsen satu persatu deretan giginya. Seokjin mencengkram bahu pria itu, lantas menepuknya ketika nafasnya mulai habis.

Namjoon melepas ciumannya. Ia bisa melihat wajah Seokjin yang memerah dan bagaimana pemuda itu terengah-engah. Setelahnya, Namjoon menyatukan dahinya dengan dahi Seokjin sambil berbisik lirih.

"Aku mencintaimu dan aku tak akan meninggalkanmu- "

-tapi maafkan aku yang tak bisa berjanji. Seandainya saja. Seandainya saja aku bukan putra Zeus, mungkin aku bisa berjanji bahwa aku akan selalu berada di sisimu.

Jika nanti, aku benar-benar tak bisa berada di sampingmu, maafkan aku. Maaf karena aku akan meninggalkanmu.

Maaf..

~TBC~

Hayo, Namjoon kenapa hayo?

Apakah Namjoon akan.. plakk


Senyum evil😈, ditabok pembaca:v

Btw, maafkan diriku yang beberapa hari ini nggak update, otakku lagi nge stuck soalnya

And, berhubung bentar lagi idhul fitri.. Aku ijin hiatus sampai selesai hari raya, maafkan daku🙏🙏

Buat yang mudik, semoga perjalanannya lancar ya dan buat yang di rumah aja, moga gak bosen.

Aku minta maaf kalau pernah ada salah sama kalian, selamat hari raya idhul fitri gaess, mohon maaf lahir dan batin🙏🙏😘
😘

Ps: aku ngucapin sekarang aja

Oke see you🙋🙋

Borahae💜💜

Destroy The Problem [ NamJin ]Where stories live. Discover now