🌿DTP 24🌿

2.6K 488 38
                                    

"Serang!" Namjoon berteriak, memberi aba-aba bahwa mereka harus menyerang. Kesebelas demigod itu berlari kencang, mendekati hydra yang mulai meraung ganas dan menyemburkan api dari mulutnya.

Jimin melompat, menusukkan pedangnya pada kulit hydra itu. Berharap dapat melumpuhkannya, yang nyatanya sia-sia. Hydra itu mengamuk, ia menghempaskan Jimin ke tanah dengan keras, membuat pemuda itu meringis merasakan sakit yang kentara.

Taehyung dan Yoongi membuat bola api dari tangan mereka. Mengarahkannya pada sayap hydra, membuat makhluk itu mengalihkan perhatiannya dari Seokjin yang tengah menghujaninya dengan anak panah.

Yoongi berlari menghindar, tapi naas, sayap hydra yang bergerak tak karuan, menubruknya, membuat tubuh pria itu terhempas ke arah bebatuan. Yoongi berteriak kesakitan kala kepalanya menghantam sesuatu dan ia bisa melihat, darah mengalir dari sana.

Daniel berlari ke arah Yoongi, menolong pria itu dan memeriksa keadaannya. "Yoongi, kau tak apa-apa?"

Yang ditanya mengangguk kecil. Ia berusaha bangkit dengan ringisan yang keluar dari bibirnya. Kepalanya benar-benar terasa perih, tapi walau begitu ia tak boleh menyerah, tidak sampai mereka berhasil membunuh makhluk itu.

Elene berlari ke dekat kaki hydra, ia menancapkan pisau di sana, membuat makhluk itu berteriak dengan nyaring. Tersenyum puas karena usahanya berhasil, Elene kembali berlari ke arah kaki hydra yang satunya, sebelum makhluk itu berputar dan ekornya mengenai gadis itu.

Ia tersungkur dan pisau nya terlempar agak jauh. Salah satu kaki hydra hendak menginjak tubuh Elene jika saja Jimin tak menyelamatkannya dengan menusuk telapak kaki makhluk itu menggunakan pedangnya.

Jimin membantu Elene berdiri, lantas mengalihkan perhatiannya pada Namjoon yang memanggil namanya.

"Jimin! Potong salah satu kepalanya!"

Jimin mengangguk, ia berlari ke arah bebatuan yang agak tinggi. Memposisikan dirinya di sana sambil menunggu hydra untuk mendekat kepadanya.

Namjoon, Taehyung, dan Chanyeol mendesak hydra itu agar mendekat pada Jimin dan usaha mereka berhasil. Makhluk itu terhuyung ke samping dan Jimin tak melewatkan kesempatan.

Ia meloncat dan mengayunkan pedangnya, menebas salah satu kepala hydra. Makhluk itu menjerit kesakitan dan Namjoon tersenyum puas, tapi senyumnya hilang saat kepala hydra itu mulai tumbuh lagi. Namjoon mengumpat dalam hati. Ia harus menusuk jantung atau menebas tiga kepala hydra sekaligus agar makhluk itu mati.

Seokjin masih sibuk dengan kegiatannya. Ia mengarahkan panahnya pada mata hydra, lantas menarik tali busur dan melepaskannya. Kedua anak panah yang dipakai Seokjin sukses mengenai mata hydra, darah berwarna hitam keluar dari sana.

Makhluk itu tidak terkendali saat Seokjin berhasil membuat matanya terluka. Ia berputar-putar tak karuan dengan langkah terhuyung-huyung. Salah satu bagian tubuh hydra mengenai Seokjin yang belum sempat berlari menjauh. Ia terhempas dan menghantam tanah dengan keras.

"Uhukk.. uhukk.. " Pemuda itu terbatuk dan ia berusaha bangkit sambil memegangi sebelah lengannya yang terhantam lebih kuat daripada anggota tubuh lainnya.

Seokjin meringis dan berlari mendekati Namjoon yang tengah memberi sengatan listrik pada tubuh hydra, "Namjoon, makhluk itu tak mati-mati. Akan sangat sulit mengalahkannya.. " Seokjin berkata lirih, sesekali meringis saat merasakan denyutan di lengannya semakin menjadi-jadi.

Namjoon menatap pemuda itu. Ia bisa melihat pinggiran bibir Seokjin yang sobek dan beberapa luka lebam di tubuhnya. Tatapannya teralih pada teman-temannya, sesaat, waktu terlihat berhenti bagi Namjoon.

Destroy The Problem [ NamJin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang