Bagian 10 - Ridel

13.8K 447 6
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



***

Seorang pemuda tengah berjalan di koridor yang sepi Karna waktu sudah menunjukkan jam pelajaran dimulai jadi semua siswa masuk kedalam kelas hanya beberapa siswa saja yang mungkin mempunyai kepentingan diluar.

Berjalan dengan langkah mantap nya menyusuri koridor pemuda itu membawa hawa yang sangat mencekam setiap yang di lewati nya pasti akan merinding.

Tujuannya saat ini adalah menemui gadisnya mencoba mendengar alasan apa sampai ia tak menemui dirinya?

Pemuda itu akan mencoba cara lembutnya dulu tapi, jika sang gadis tak mau mengikuti perintahnya yang mutlak.

well cara kejam boleh juga.

Pemuda itu berenti di depan kelas gadisnya yang bertuliskan X IPS 4.

Sepertinya belom ada guru yang masuk, pemuda itu berdiri tepat di tengah jalan keluar.

Kelas yang tadinya ramai seketika sepi pasangan mereka fokus kepada satu titik pada pemuda gagah di depan pintu kelas.

RIAN

Semua yang mendengar atau penyebutnya kan nama nya saja sudah kelu bahkan untuk berpapasan dengan pemuda itu pun enggan.

Walau mereka baru memasuki lingkungan sekolah ini tapi kabar burung pun tak elak di dapat.

Memandang setiap wajah yang tengah menatapnya takut-takut.

Cih!

Rian berdecik sudah biasa mendapat tatapan seperti itu, memang nya dia kenapa? Samai orang Sepeti enggan menatapnya.

"Ca-cari siapa Kak?" Tanya ranggo ketua kelas berbadan kurus dan memakai behel hijau.

"Della" ucap rian tenang namun menusuk mood nya sedang tidak baik-baik saja.

Mereka semua saling pandang sampai sebuah suara menginterupsi.

"Eugh? Del-Della izin ketoilet kak sama teman nya Nana" ujar Lila gugup Karna tatapan rian dan semua penghuni kelas tertuju padanya.

Tanpa sepatah kata atau ucapan terimakasih Karna telah membagi informasi yang di butuhkan rian segera pergi dari kelas tersebut meninggalkan helaan nafas lega dan tanda tanya bagi penghuni kelas tersebut.

Langkah nya masih mantap menusuri setiap lorong untuk menuju ke arah toilet.

Tapi sebelum sampai Ketahanan yang dituju rian memberhentikan langkahnya sebab gadisnya tengah berjalan kearah nya.

Sekitar jarak lima meter tatapan mereka bertemu.

Mata hitam sekelam malam bertemu dengan coklat karamel saling membius satu sama lain.

Rian berjalan makin mendekat kearah Della dan Della pun hanya memandang bingung rian yang terus mendekatinya.

Ohh jangan lupakan Nana dan keripik singkong di genggaman nya melihat Della yang berhenti begitu saja dan menatap lurus kedepan.

Nana pun mengikuti arah mata Della dan menemukan sesosok pemuda gagah yang di Balut seragam abu-abu.

"Eugh del? Kok kayanya cowok itu jalan ke arah kita yah" Nana berbisik di kuping Della yah walau suara bisikan nya bisa di dengar seantero sekolah. Enggak ding.

"Ehh? Hah? Iyaya" ujar Della terkesiap dari mata yang membiusnya.

Rian sudah berjarak dua meter dari hadapan Della.

"Gue pinjem temen lo" rian mengalihkan tatapan nya kearah Nana yang sedang terbengong-bengong.

Tak ada respon dari Nana sepertinya gadis itu terpesona dengan ketampanan rian.

"Boleh" bukan! Bukan pertanyaan melainkan pernyataan.

Nana tersadar dari keterpesonaannya lalu mengangguk kepala pelan mungkin Nana belom sadar sepenuhnya.

Rian menggenggam tangan mungil Della dan membawanya meninggalkan Nana yang masih terbengong.

"Ehh, ehhh Della! Dell!" Nana tersadar dan menemukan Della dan pemuda itu sudah tenggelam di belokan.

"Aduh gimana nih? Apa Gapapa yah?" Ujar Nana dan berlalu ke arah kelasnya.

***

"Kak! Tolong lepasin tangan Della" Della meronta tapi tak diindahkan oleh rian.

"Kak kita mau kemana?" Tanya Della lagi.

"Diam" desis rian

Della yang mendengar nya langsung terdiam aura rian makin menyeramkan.

Mereka sudah berada di dekat danau.

Rian mengalihkan semua pandangannya kearah Della yang melihatnya dengan raut bingung.

"Kamu lupa ada janji?" Rian memandang Della dengan raut datar nya tapi dia mengubah kosah kata hanya kepada Della.

"Lupa? Lupa apa?" Tanya Della polos.

Rian yang mendengar pertanyaannya di balas dengan pertanyaan balik pun perdecak serta mengalihkan tatapannya dari raut polos menggemaskan Della. Bisa-bisa dia khilaf.

Iyah khilaf untuk menonjok, jika itu bukan gadisnya.

"Duduk" titah rian tersebut memandang datar Della.

"A--apa?!" Jawab della kaget Karna tiba-tiba rian bicara dengan nya dengan begitu kental dengan nada yang tenang namun menusuk.

"Ck." Decak riansambil mendorong pelan tubuh della ke bangku yang ada di dekat danau tersebut.

Pria tersebut duduk di depan della dengan memegang kedua tangan dela seraya mengusap punggung tangan dela dengan lembut.

"Sekarang kamu pacar ku, itu bukan pertanyaan atau persetujuan tapi perintah mutlak, and Welcome to My world babe" ucap rian dan tanpa di duga mencium kening Della lembut dan itu cukup lama.








BERSAMBUNG^^

Aku upp padahal pengen nya tunggu komen an tembus cepe tapi Yasudah tak apa-apa

COMMEND, VOTE,FOLLOW

POSSESSIVE RIAN [ NEW VERSION ]Where stories live. Discover now