Bagian 10: Keputusan

3.4K 271 42
                                    

Sampai di depan pintu yang dituju-tempat Sasuke berada-Itachi segera masuk dan Hima segera pergi. Di luar, hari semakin sore dan matahari sebentar lagi kembali ke-peraduannya. Itachi hanya diam menatap adiknya yang masih tertidur, tak rela membangunkan.

Perlahan Itachi menghampiri kasur yang ditiduri Sasuke, dan sedikit menaikkan selimut yang menutupi setengah tubuh Sasuke sampai ke dadanya lalu duduk disebelah Sasuke.

“Naru” gumam Sasuke dalam tidurnya. Itachi hanya menghela nafas menatap Sasuke yang tenang dalam tidurnya.

“Naru..” gumam Sasuke kembali, nadanya sedikit gusar, dahinya berkerut seperti ketakutan. Itachi mengusap pelan surai gelap adiknya. “Kau benar-benar mencintainya Sasu” suara Itachi pelan, seperti gumaman.

Merasakan elusan pelan pada surainya membuat Sasuke bangun dari tidurnya, merasa sedikit euum.. terganggu?.

“Aniki” Seru Sasuke terkejut saat pertama kali membuka mata melihat kakanya ada didepannya.

“Kenapa kau disini?” Sasuke bertanya dan memegang kepalanya yang dirasa berat.

“Dimana aku?” Tanya Sasuke-lagi.

“Kau di kamar Bar, kau lupa dengan yang terjadi padamu?. Baka..” Jawab Itachi dengan umpatan diakhir kalimatnya.

“Naruto” Suara Sasuke.

“Naruto dirumahnya, lain kali kalau sedang bertengkar dengan Naruto kau tidak perlu melarikan diri seperti ini, bicarakan baik-baik” Itachi menasehati.

“Kau tahu yang sedang terjadi?, apa.. apa Naruto yang menceritakannya padamu?”

“Ya, dia menceritakannya padaku, dan aku juga menceritakan bahwa kau mencintainya sejak dulu”

“Darimana kau tahu, padahal aku tidak memberi tahumu”

“Bodoh, kau  terang-terangan menunjukkannya dari sikapmu pada Naruto” Itachi memaki adiknya.

“Tapi Naruto tidak mencintaiku seperti aku mencintainya” Suara Sasuke sendu, lalu menunduk menyembunyikan raut sedihnya dari sang kakak. ‘Ya, Naruto tidak mencintainya’ batin Sasuke.

“Benarkah?.. tapi, dari apa yang aku lihat Naruto begitu mencintaimu” Suara Itachi dan menggaruk pipinya.

Sasuke mendongak menatap mata kelam Itachi yang senada dengannya.  Sasuke ingin mencari kebohongan dalam  mata sang kakak, namun ternyata nihil. Itachi serius dengan ucapannya.

“dari—“

“Dia menangis ketika kau pergi tadi siang” suara Itachi memotong ucapan Sasuke. ‘maafkan aku yang telah mencampuri urusan mereka kami-sama’ batin Itachi, Itachi benar-benar gemas dengan hubungan adiknya dengan Naruto.

Itachi tentu tidak akan membiarkan Sasuke kehilangan Naruto untuk kedua kalinya dan membuat Sasuke terpuruk untuk kedua kalinya pula. Sungguh dari lubuk hatinya yang paling dalam Itachi sangat menyayangi adiknya. Sangat. Sangat. Namun hanya sebagai kakak. Tidak lebih. Itachi tahu batasannya.

“Dia mencintaimu, hanya dia tidak bisa melakukannya”

“Kenapa tidak?”

“Kau sudah tahu jawabannya Sasu” Itachi menghela nafas berat. “Sekarang kau putuskan!, tinggalkan Naruto atau kejar Naruto kembali, walaupun pilihan kedua sangat Sulit, ya.. itu kau yang memutuskan”.

Sasuke tanpa berfikir panjang menjawab “Aku akan membawa Naruto kembali, kembali padaku, dan menjadikannya milikku” dengan pasti.

Sasuke sudah yakin dengan keputusannya. Kali ini dia tidak akan mebiarkan Narutonya pergi lagi. Kali ini dia bisa mengejarnya. Karena dia bukan lagi Sasuke kecil yang dulu. Sasuke kecil yang tak bisa mengejar dan membawa Naruto kembali.

“Baiklah. Kita harus pulang sekarang. Ini sudah malam. Dan jangan lupa untuk meminta restu nanti malam pada Kaa-san dan Tou-san” Suara Itachi.

“Ya. Aku pasti akan meminta restu mereka, sekalipun mereka tidak mau aku akan tetap bersama Naruto, aku akan tetap membawa Naruto” Sasuke berkata tanpa ada keraguan sedikitpun. Itachi hanya tersenyum melihatnya.

“Dramatis” Suara Itachi sarkatis.

“Sudah cepat bangun, atau kau masih pusing?”  Tanya Itachi.

“Tidak, mengingat Naruto sudah membuat kepalaku lebih baik”. Sasuke turun dari ranjangnya dan berdiri. diikuti Itachi dari belakang.

“Bucin” Suara Itachi kembali sarkatis.

“Berhenti mengejekku, kuso Aniki”

“Bayar tagihanmu dulu sebelum pergi, sepertinya utangmu numpuk disini.” Suara Itachi mengingatkan.

“kenapa kau cerewet sekali” jawab Sasuke ketus dan meminta tagihannya pada bartender serta membayarnya. Bar ini memang buka duapuluh empat jam. Letaknya agak menjorok dari sisi jalan, dan tak jauh dari rumah Naruto.

“Kau ikut dengan mobilku, tinggalkan mobilmu, tak baik menyetir setelah mabuk” beo Itachi.

“Aku sudah tak mabuk lagi, aku baik-baik saja. Aku masih sanggup menyetir.”

“Tapi kau masih pusing kan?” beo Itachi mulai menceramahi adiknya.

“Tidak.. sudah kubilang aku baik-baik saja Aniki” tolak Sasuke. “lagipula kau fikir aku lemah?”

“Sudah kubilang pergi bersamaku Sasu” perintah Itachi mutlak tak mau ditolak.

“Fine. Kau menang, aku kan ikut denganmu” Sasuke akhirnya menurut namun dia terus-menerus  bergumam tak jelas. Kakaknya masih terlalu memanjakannya dia rasa.

Bagaimana dengan Naruto?. Setelah mengantar Itachi sampai depan rumah dia memutuskan untuk tidur lagi,Naruto hanya ingin mengistirahatkan matanya yang terasa lelah habis menangis. Dan biarkan aku bercerita mengenai mimpinya.

“Mmh” gumam Naruto ketika dia rasakan jilatan pada daun telinganya. Sasuke terus menerus mengecup dan mencium bagian tubuh belakang  Naruto. Bahaya, bagian bawahnya perlahan mengeras. Tubuhnya memanas merasakan Sasuke yang terus menggodanya.

“Sasu, hentikan” perintah Naruto. Sasuke menurut menghentikan aktivitasnya dan masih dalam posisi berdiri Sasuke memeluk Naruto dari belakang, melingkarkan tangannya pada perut Naruto.

“Aku mencintaimu” Aku Sasuke dan menenggelamkan wajahnya diperpotongan leher Naruto.

“Aku juga mencintaimu Sasu. Sangat. Sangat mencintaimu”

“Sasuke” Naruto terbangun sesaat setelah memanggil nama Sasuke. Mimpinya terasa begitu nyata baginya.  “Aku mencintaimu” setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya. Naruto segera mengusapnya.

“Kenapa aku menjadi cengeng seperti ini. Rasanya baru kali ini aku menangis seperti orang bodoh tanpa alasan. Airmata maafkan aku membuangmu lebih banyak hari ini” monolog Naruto.

“Tadaima” seru Itachi diikuti Sasuke ketika sampai di rumahnya.

“Kaa-san, Tou-san, ada yang ingin adikku katakan setelah makan malam” suara Itachi ketika melihat ibunya sedang menyiapkan makan malam di meja makan, dan sang ayah yang sudah duduk di kursinya menunggu makanan dihidangkan.

“Baiklah, sekarang ayo makan bersama” suara Ibunya lembut kemudian tersenyum. Itachi dan Sasuke menurut dan bergabung. Mereka makan dengan tenang. Dan setelah makan selesai suasana berubah menjadi mencekam. Begitu serius.




Rabu, 29 Mei 2019.

The Satisfaction of Desire (Completed) ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang