Epilog

4K 222 25
                                    


Dari raut wajah yang ditunjukkan sang dokter semua orang yang ada disana tahu.

Tahu bahwa Naruto tak bisa diselamatkan.

Sasuke nampak lesu dan keinginan berteriak pun dia sudah tak mampu. Benar Sasuke sudah benar-benar kehilangan Narutonya-Lagi.

Ketika semua orang di koridor, tepatnya di depan ruangan Naruto. Mereka dikagetkan dengan suara nyaring tangisan bayi di ruangan sebelah.

Entah setan darimana, Sasuke berjalan kearah suara. Pintunya yang sedikit terbuka membuat Sasuke langsung masuk tanpa izin siapapun.

Entahlah. Sasuke hanya bergerak dengan sendirinya. Perasaannya mengatakan dia harus masuk.

"Apa kau ayahnya?" tanya salah satu suster yang tengah menggendong bayi yang masih menangis baru dibersihkan.

"Bukan. Dia bukan ayahnya sus" kata ibu sang anak dengan suara yang lemah.

Sasuke mendekat kearah suster yang tengah menggendong bayi.

"Naruto" suara Sasuke parau. Air mata kembali turun dari matanya. Bukan air mata sedih ditinggalkan Naruto. Tapi air mata Sasuke yang bahagia menyambut kembali kedatangan Naruto.

Narutonya kembali.

Ya. Sasuke yakin bahwa bayi itu adalah reinkarnasi dari Narutonya yang beberapa menit lalu tiada.

Bahkan rambut, mata, kulit, bentuk wajah, sama. Semuanya sama. Begitu sama. Sangat sama.

"Syukurlah kau kembali Naruto" Sasuke tersenyum mengusap pelan pipi gembil sang bayi dan mengambilnya dari gendongan sang suster. Dan dia tentu tak keberatan.

"Bukankah kau bukan ayah dari anak itu tuan?, emm. Dan maaf, siapa itu Naruto?" Tanya sang suster yang keheranan dengan tingkah lelaki muda nan tampan didepannya.

Sasuke diam tak menjawab, dia hanya terus memandangi wajah sang bayi yang dia yakini adalah Naruto sambil tersenyum. Hatinya menghangat. Sang suster hanya tersenyun simpul-maklum.

Sedangkan beberapa suster yang lain dan dokter tengah menghadapi ibu dari sang bayi yang nampaknya sudah hampir tak bisa diselamatkan, tapi mereka sangat berusaha dengan keras, berharap usahanya tak sia-sia.

"C..cukup dok, dari awal s..saya sudah tahu saya akan mati. Tapi sebelum itu.... Ukhuk" Ibu dari si Bayi yang tengah sekarat berusaha menyampaikan pesannya walau terbatuk.

"Sebelum itu, biarkan saya memeluk putra saya..." Lanjutnya.

Sasuke mendekat mendengar permintaan si Ibu. Kemudian memindahkan sang Bayi dari pelukannya.

Si Ibu tersenyum "Dia tak mirip sama sekali dengan ku atau ayahnya" lanjutnya menjelaskan dengan sesekali terbatuk.

"Tuan.. Tolong rawat dan jaga dia seperti anakmu sendiri. Aku akan mati... Ukuhuk. .. Dan ayahnya... Ukhuk. Ukhuk. Juga sudah mati.."

Semua yang ada diruangan terdiam khidmat mendengarkan perkataan si Ibu.

Keluarga Sasuke dan Kiba, serta Hinata masuk. Menyadari Sasuke berada di ruangan tersebut.

"Aku Sasuke, dan Ya aku akan merawat Naruto dengan senang hati" Jawab Sasuke mantap. Tak ada sedikitpun keraguan dalam perkataannya.

"Naruto. Nama yang indah. Terimakasih Sasuke- san. " Dan didetik setelah mengatakan hal tersebut. Mesin pendeteksi denyut jantung si Ibu membentuk garis Horizontal menandakan sudah tak ada tanda kehidupan.

Dia mati dalam keadaan tersenyum.

Ternyata ada orang sebaik Sasuke yang mau merawat anaknya yang bahkan tidak dia kenal sama sekali. Mungkin begitu suara hati sang ibu sebelum dia meninggal.




Dah. Maaf kalo makin kecewa sama end ni ff buatan Riz. Riz juga ucapin makasih pada readers yang setia sampe akhir cerita.

Sampai jumpa di cerita selanjutnya.

Ahad, 26 Januari 2020

The Satisfaction of Desire (Completed) ✔ Donde viven las historias. Descúbrelo ahora