t h i r t h y f i f t h

6.8K 1.1K 209
                                    

Soobin buat raut wajah mikir, bikin yang di hadapan harus nunggu lagi. Bola matanya diputar, ide jahil terlintas di pikirannya, "Gak ah, males nerima lo lagi."

"Ya sori buat yang tadi pagi." sekarang Yeonjun yang buat wajah sok imut, setelahnya dihadiahi ekpresi jijik dari yang lebih muda, "Itu juga gara-gara dihasut Yoora."

"Ya lagian lo nya bego pake kehasut segala." ambang pintu masih jadi latar, Soobin mendecih, "Yang harusnya lo percaya itu gue, cuma gue."

"Jadi diterima gak nih?"

"Tunggu sejam ya, gue mikir dulu."

"Lama banget bangsat."

"Buat orang yang gak pernah mikir, sejam itu emang lama banget." tukas Soobin lalu tertawa kencang, buat matanya cuma keliatan segaris, "Bentar ya."

Hening selama beberapa detik, Yeonjun tatap yang lebih muda kesel, "Udah?"

"Gak deh, Jun."

"Dih apa-apaan?"

"Ya gue bilang enggak mau."

"Soobin, serius. Gue lagi gak bercan—"

Soobin tutup mulut Yeonjun pakai telapak tangan kanannya, tawanya pecah lagi liat muka Yeonjun yang lagi mode serius, "Iya iya bercanda. Terima deh terima, kasian anak or—"

"Bercanda?" tatapan Yeonjun dipertajam pada yang lebih muda, sedikit banyak buat Soobin takut dan kaget karena tiba-tiba Yeonjun dorong tubuhnya supaya jatuh ke kasur di belakang, dan kagetnya Soobin tambah lagi pas tahu Yeonjun juga jatuhin tubuhnya di atas kasur sebelah dia.

Yang lebih tua raih kepala Soobin biar natap tepat ke wajahnya, jarak dikikis sampai sisa sepuluh senti meter, dan beberapa detik kemudian bibir yang lebih tua sukses nempel ke yang lebih muda—dengan perantara telapak tangan kanan Soobin.

Gagal.

Sepasang bola mata Soobin dibulatkan, telapak tangannya masih bertengger mulus jadi perantara diantara bibir Soobin dan Yeonjun. Yeonjun yang semula merem, buka matanya, "Anjir?"

Soobin buang mukanya, sialan, Yeonjun ngeselin banget. Mukanya total merah, tubuhnya diputar membelakangi yang lebih tua, sumpah demi apapun, Sean gak pernah buat jantung Soobin ngerap secepet ini.

Yang lebih tua senyum kecil terus ngacak rambutnya kasar, tubuhnya juga diputar 180 derajat.

Dan untuk Jungkook yang sedari tadi nonton secara live di ambang pintu, tolong, adikmu beneran dimacem-macemin sama si Yeonjun.

***

Soobin masuk ke dalam kelas, padahal dia dateng enggak pagi-pagi amat, tapi kelas bener-bener sepi. Ranselnya diletakan di atas bangku, keningnya dikerutkan pas liat ada tas Beomgyu tapi orangnya nihil.

Soobin noleh ke samping, panggil satu-satunya makhluk yang ada di dalam kelas yang lagi main ponselnya, "Yeji."

Yeji noleh, "Hah kenapa?"

"Tumben kalem." ketawa kecil, terus nyadar kalo temen sepergosipan Yeji belum ada yang dateng—makanya si gadis marga Hwang itu kalem-kalem aja daritadi, "Liat Beomgyu?"

"Liat, tadi dia keluar sama Yeonjun, berdua." tukas Yeji terus senyum jahil, matanya disipitkan—yang emang udah sipit, "Hayo ngapain?"

"Dih bodo amat."

Omong-omong soal Yeonjun, kemarin dia pulang diam-diam pas Soobin ketiduran di atas kasur, jadi Soobin bener-bener gak tau kalo hari ini mereka berdua udah resmi lagi atau belum.

Enemy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang