20: Sweetest Thing

2.6K 235 115
                                    

Happy Reading! Semoga suka (:
Budayakan Vote!
Jangan jadi siders.

VOMMENTS sambil baca :)

Author's POV

Harry menatap Isabella yang tengah terbaring di ranjangnya, wajahnya pucat dan matanya sembab, bahkan jejak air matanya masih terdapat pada wajah cantiknya. Tadi ia pingsan dan ketika Harry mengecek suhu tubuhnya ternyata ia demam yang mengharuskan ia memanggil dokter untuk memeriksa kondisi Isabella.

Sejak dua jam lalu Isabella belum membuka matanya membuat Harry sedikit khawatir, pria itu bahkan hanya duduk di sebelah Isabella sambil sesekali tangan kekarnya ia gunakan untuk mengelus pipi Isabella ataupun menggenggam tangan mungilnya.

Harry tak pernah merasakan desiran seperti ini lagi setelah beberapa tahun lamanya. Ia benar-benar seperti menutup hatinya untuk wanita manapun.

Wajah tampannya seketika berubah menjadi lega saat ia melihat Isabella yang sedang berusaha membuka mata indahnya, "Isabella," panggilnya ketika mata biru itu telah terbuka sempurna.

Harry tersenyum dan mengecup puncak kepala Isabella membuat wanita itu menoleh dan menatap pria itu dengan pandangan kosongnya.

"Hei," Harry melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Isabella membuat wanita itu mengerjapkan matanya. "Isabella, I'm--,"

"Why you do this to me?" Isabella menyela ucapan Harry dengan suara pelannya. "Kau tidak mencintaiku tapi kau tidak membiarkanku pergi, kenapa?" lanjutnya lagi.

Harry terdiam sambil menatap mata biru Isabella, ia benar-benar tak bisa menjelaskan mengapa ia melakukan ini semua pada Isabella, wanita yang bahkan tak ia kenal dan ia paksa menikah dengannya lalu membuatnya menderita.

"Isabella, kumohon jangan mengatakan apapun lagi, aku tak bisa menjelaskan apapun padamu," ucap Harry berusaha untuk tidak emosi.

Isabella menunduk kemudian menatap manik hijau zambrud milik Harry, "Aku ingin kita bercerai, Harry. Ceraikan aku," ujarnya sambil menahan rasa sesaknya.

Harry menggeleng dan mengambil tangan Isabella, "Never, aku sudah berkata padamu kalau kau adalah milikku," suaranya mulai meninggi.

"Aku tidak bisa--,"

"Kau bilang kau mencintaiku! Maka jangan pernah meminta bercerai dariku, Isabella," Isabella tersenyum kecut dan menjauhkan tubuhnya dari Harry.

"Aku sudah bilang padamu jika aku tak bisa hidup bersama orang yang tak mencintaiku dan selalu menyakitiku. Aku punya perasaan, Harry," Isabella berkata dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata indahnya. "Jika kau memang benar-benar tak mencintaiku setidaknya hargai sedikit perasaan yang tumbuh untukmu ini," lanjutnya seraya menyeka air matanya yang mulai berjatuhan dan mulai turun dari ranjang milik Harry.

"Isabella--," Harry mulai ikut beranjak dari ranjangnya dan memposisikan tubuhnya agar ia berhadapan dengan Isabella.

"Jangan mengatakan apapun lagi, dan jangan mengatakan maaf untuk yang kesekian kalinya, karena aku bukan gudang maafmu." perkataan lembut Isabella membuat hati Harry luluh.

Harry menyentuh pipi Isabella yang basah karena air mata kemudian mengusapnya dengan lembut membuat wanita itu memejamkan matanya, dengan perlahan Harry membawa tubuh Isabella ke dalam pelukannya, menenggelamkan kepala Isabella pada dada bidangnya dan membiarkan wanita itu menangis tersedu-sedu.

Harry memejamkan matanya sambil sesekali mengecup puncak kepala Isabella dan mengelus punggungnya dengan lembut.

----

Burung berkicau dengan merdu menandakan hari sudah pagi, membangunkan wanita cantik yang tengah tertidur lelap di pelukan suami tampannya, ia mengerjapkan matanya dan melihat pemandangan yang sangat amat jarang ia temui, Isabella mendapati Harry yang sedang tertidur pulas sambil memeluknya erat dengan kepalanya yang berada di dada bidang Harry, lantas setelah itu ia langsung mejauhkan wajahnya dan menatap Harry yang masih memejamkan matanya.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang