(5). Bubur Ayam dan Fahri (Revisi)✓

323 19 0
                                    

......
.....
....
...
..
.
.
🍄🍄🍄

Setelah mengemasi barang barang nya dan pindah ke lantai satu, dengan syarat Fahri harus membantu Syifa membawa koper. Fahri menyetujui asalkan wanita itu enyah dari hadapan nya. Syifa menghempaskan tubuhnya di kasur yang tak seluas di ranjang atas, tapi masih sangat nyaman.

"Cuek banget kak Fahri, ku kira dia bakalan lembut dan hangat setelah kita menikah. Tapi nggak" gumam Syifa menatap langit langit kamar nya.

Ia menghembuskan napas lembut dan beranjak, ia paling kan wajah ke arah lemari bercermin di samping rancang. Kemudian ia melepas cadar nya dan menangkup kedua pipi tirus nya " jelek banget ya aku, eh astaghfirullah. Aku sebaik baik cipta an Mu ya Allah" Shofia meralat ucapannya.

Shofia mengembung kan pipi nya "kak Fahri, apa mas fahri atau A Fahri?" Syifa mengetuk dagu nya tampak berpikir.

Di tengah pemikirannya, Syifa mendengar langkah kaki yang menuruni tangga. Dengan gesit ia menuju pintu dan membukanya ingin menghampiri Fahri. Ia akan mengutarakan sesuatu yang ia inginkan pada pria itu.

"Kak Fahrii!" Teriak Syifa menyembul di balik pintu kamarnya. Fahri yang ada di ujung tangga langkahnya terhenti dan menoleh.

Lagi, ini baru pertama kali nya Fahri melihat wajah sesungguh nya gadis yang tengah tersenyum hangat kepadanya itu. Dia sangat cantik, definisi bidadari dari surga memang betul adanya. Terpesona beberapa saat, Fahri langsung menggeleng dan mengalihkan pandangannya.

"Kenapa" datar Fahri tanpa menoleh lagi, ada debaran aneh di dadanya seperti ini.

Syifa yang merasa dapat lampu hijau, ia pun sedikit berlari untuk mendekat kepada Fahri " mau makan gak?"

"Tidak"

"Bukan maksud Syifa, Syifa yang mau makan tapi udah gak ada apa apa di dapur" adu Syifa sedikit kesal ia benar benar sudah lapar bahkan perutnya saja sudah berbunyi sedari tadi.

Fahri mengambil dompet dari saku celananya dan mengulurkan kredit card di hadapan Syifa "cukup buat makan?"

Syifa mengerjap menatap kredit card yang melayang di hadapannya "ish, itu mah gak bisa dimakan. Mau minta tolong anter buat makan di luar Kak"

"Saya sibuk"

"Bohong, kan kaka cuti satu minggu" bantah Syifa yang membuat Fahri mendidih.

Fahri menghela napas kasar "kamu punya kaki kan, gak usah manja" ia melihat wajah seputih salju itu tampak terkejut karena suaranya yang meninggi.

Syifa menautkan jemari nya dan menunduk takut " Syifa kan gak tau jalan daerah sini, cuma mau bakso ko gak macem macem " lirih Syifa persis seperti Amel yang ketakutan di mata Fahri.

Sesak lagi, kenapa nada Fahri harus meninggi padahal Syifa ucap dengan baik baik jika Fahri punya alasan yang jelas menolak nya, Syifa akan berusaha mengerti.

"Kenapa kamu tidak pesan delivery order saja" ketus Fahri lagi.

Syifa menarik nafas dalam kemudian mendongak menatap wajah dingin Fahri di hadapannya dan tersenyum paksa "kalau gitu Syifa mau izin keluar sama bang Fatih buat makan bakso diluar"

Setelah mengatakan itu Syifa hendak berbalik dan kembali ke kamar tapi tindakannya terhenti saat Fahri mencekal pergelangan tangannya. Syifa terdiam dan menatap cekalan Fahri di tangannya.

Sungguh bodoh, apa yang akan dipikirkan Fatih yang telah menjadi kaka ipar nya jika Fahri membiarkan adik nya yang telah menjadi istri nya ini pergi dengan Fatih bukan dengan suami nya sendiri.

Love Lillah (TAMAT) PROSES REVISIWhere stories live. Discover now