(6). Bukan Keluarga Bahagia (Revisi)✓

358 31 4
                                    

.....
....
...
..
.
.
.
🍄🍄🍄

Malam hari nya benar saja, jika orang tua Fahri, Amel, dan Kiki datang ke rumah mereka. Syifa yang masih lemas terpaksa pulang ke rumah Fahri dan diri nya. Syukur nya Fahri menyewa chef untuk memasak makan malam, jadi Syifa tidak terlalu khawatir terburu oleh waktu.

Selesai makan malam dan shalat isya berjamaah, Syifa duduk di ruang keluarga bersama Amel yang sedang ikut bernyayi dari tv di yang menayangkan lagu islami. Syifa memangku gadis cilik nan imut itu dan memeluk nya hangat. Hati nya gembira, dan lemas nya sudah menguap entah kemana sejak ia bersama Amel.

Amel menggoyangkan kaki nya di pangkuan Syifa "Saya ingin ke mekkah berkeliling keliling ka'bah, sambil baca talbiyah dan wukuf di arafah"

"Lalu melempar jumrah, ula wustha aqabah. Sa'i sa'i dari safa ke marwah" lanjut Syifa lembut menggerakan kepalanya seirama dengan lagu.

"Allah maha penyayang sayang tak terbilang, Allah maha pengasih tak pernah pilih kasih, Allah yang maha tahu tanpa diberi tahu"

"Allah Allah laaillahaillallah"

Senandung kecil Syifa mengikuti alunan semangat yang Amel senandungkan. Mereka bernyanyi bersama, Kiki entah ada dimana dan kedua orang Fahri serta Fahri sedang berbicara yang Syifa tidak mengerti membicarakan apa.

"Amelia ayo kita pulang" ajak Farah yang sudah ada di depan mereka dengan seulas senyum.

Alunan musik masih mengalun, Syifa mematikan tv tersebut dan menatap sang ibu mertua lalu berdiri "Nanti Mamah" rengek Amel tak mau.

Farah menatap Amel memperingati "ini sudah malam, tadi pas diajak nanti nanti saja bilangnya"

"Amel pulang dulu, besok kita main lagi" bujuk Syifa mengusap lembut kepala anak itu yang kini memalingkan wajah nya cemberut.

Ardi menyusul mereka yang tengah membujuk Amel "atau mau nginep disini?" Tawar Ardi pada putri bungsu nya itu.

"Nggak, Amel pulang aja sama bang Kiki" Kiki tiba tiba muncul dari arah belakang ingin menggendong Amel.

Amel menepis tangan besar Kiki yang ingin menggendong nya "Amel mau nginep disini, gak mau pulang sama bang Kiki. Bang Kiki nakal suka ngabisin ice cream Amel, PR Amel juga jelek di kerjain bang Kiki"

"Amel mau sama Aa Fahri aja biar dapet nilai seratus" cerocos Amel polos membuat Kiki menekuk wajah nya. Anak kecil seumuran Amel sedang jujur jujur nya memang.

Syifa menahan tawanya ketika Amel berbicara jujur dengan lugas. Anak kecil selalu jujur dan jujur nya memang sedikit agak nyelekit.

Ardi menghela napas "yasudah Amel disini, besok pagi bang Kiki anterin baju sekolah Amel" putus sang ayah angkat.

Amel tersenyum cerah dan mengangguk cepat, Kiki tak mau berpisah dari adiknya membuka suara "Amel pulang aja yuk, nanti kita beli ice cream yang banyak" bukan apa apa, Kiki hanya tak mau kesepian di rumah. Jika ada Amel setidaknya ia bisa melampiaskan kesepiannya dengan menjahili gadis cilik itu.

"Nggak mau iiihh bang Kiki" teriak Amel garang menghindar dan bersembunyi memeluk pinggang Syifa.

Farah menatap kesal Kiki "biarin aja Ki, yasudah Mamah sama Papa pulang dulu" pamit wanita itu pada anak nya.

Love Lillah (TAMAT) PROSES REVISIWhere stories live. Discover now