Chapter 32

738 30 2
                                    

Happy Reading..

❤️❤️❤️❤️

Disini lah, 3 gadis sedang duduk sambil menunggu pesanan mereka telah jadi. Baik Neira, Ira, maupun Bella tak ada yang buka suara, masing-masing asik dengan ponsel nya. Hingga pertanyaan Bella membuat kedua nya menjadi mengalihkan nya dan fokus pada topik.

"Gue heran deh sama kakak gue, kak cerita dikit dong soal kakak deket sama kakak aku. Pengen tau si, cuman kalau kakak gamau cerita ya gak papa, aku tau privasi orang hehe" ucap Bella memperhatikan manik mata Ira.

"Jangan gitu dong, gue kan pengen tau. Cerita aja kak, gue kepo banget soalnya" ucap Neira antusias.

Ira hanya menggelengkan kepala nya melihat tingkah laku dari Bella maupun Neira,  menggemaskan. "Ok, aku bakal cerita sedikit soal aku sama kakak kamu Bella"

"YES!!" sorakan itu berasal dari Neira karena perasaan penasarannya terbayarkan. Sementara Bella? Gadis itu ikut saja, toh dia juga kepo soal kakak nya.

"Jadi waktu pertama kakak mu di terima di perusahaaan kantor, itu aku pertama kali liat kakak kamu pandangan aku itu jahat. Ya, aku memberikan penilaian kalau kakak kamu itu jahat, agresif, dingin, cuek, orang yang keras, tegas. Kek gitu pokoknya"

Bella melongo karena penilaian Ira terhadap kakak nya sangat mencengangkan, tapi itu memang benar. Ia tak dapat membantah soal itu karena memang kakak nya dulu seperti itu, dan juga mungkin faktor wajahnya yang sangat tegas membuat siapa pun yang melihat akan berpikir 2 kali untuk mendekati.

"Habis itu, aku di jadikan mentor nya dia selama pelatihan di kantor, waktu itu sempet ingin protes, tapi bos gak bakal dengerin aku, dan terpaksalah aku jadi mentor kakak kamu. Dan semua penilaian aku tadi salah besar, kakak kamu gak seperti itu orang nya. Dia pria dengan hati yang hangat, dia juga sering ceritain kamu loh waktu kita lagi makan siang di kantor, dan dia juga cerita kalo dia juga ngerasa bersalah waktu itu cuekin kamu, bahkan gaada waktu buat main ataupun sekedar saling sapa saat bertemu. Kakak kamu waktu di kantor lembur, dia punya pekerjaan sangat menumpuk disana. Bahkan aku yang sudah menjadi partner nya juga gak boleh bantu apa-apa. Padahal itu tugas buat orang berdua, tapi kakak kamu gigih pengen selesai in itu sendiri. Egois, ya, kakak kamu egois, tapi itu semua buat kecepatan pengumpulan laporan yang harus di serahin ke kantor pusat. Aku sempat nemenin dia waktu lembur di kantor, tapi aku di paksa suruh pulang. Beberapa kali aku kirim beberapa kaleng kopi, air mineral, camilan, bahkan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuhnya" ucap Ira panjang lebar.

Bella tak bisa berucap apa-apa. Dia hanya mematung dan air matanya sudah siap untuk meluncur.

"Dia bilang, dia pengen ngumpulin banyak uang buat kamu nantinya untuk kuliah atau segala macam, dia sayang banget sama kamu, pasgi kamu mikir kalau kakak kamu itu udah berubah ya gara-gara kerja di kantor. Tapi itu lah kenyataan nya, dia bekerja keras buat kamu. Aku yang menjadi saksi selama ini Bella, aku lihat sendiri kegigihan kakak kamu dalam mengumpulkan pundi-pundi rupiah buat hidup kamu nantinya, buat biaya sekolah kuliah kamu dan berbagai macam lainnya. Hilangkan perasaan itu Bella, walau pun kamu masih merasa bahwa kakak kamu akan berbalik ke sikap nya yang dulu, ia tak akan berubah." Mata Bella melotot, apakah Ira tau?

"Aku tahu semua nya, Brandon cerita semua ke aku, mulai dari dia yang dulu cuekin kamu, kasarin kamu, bahkan gak menganggap kamu ada, ngebentak kamu. Aku sempat marah sama dia beberapa hari tapi setelah aku liat sifat nya sudah benar-benar hilang barulah aku yakin kalau kakak kamu gak akan berubah kek gitu" ucap Ira yang membeberkan semua nya, yang telah menjadi momok bagi dirinya.

"Dan untuk kedekatan aku sama Brandon hanya sebatas rekan partner aja. Aku juga pernah punya perasaan ke kakak kamu, tapi aku sadar diri kalau aku banyak saingan nya. Di kantor, kakak kamu jadi idola para kaum hawa, mulai dari senior hingga junior, dan tengah-tengah juga ada" ucap Ira sambil tersenyum.

My Perfect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang