💌 1 | Good Start?

1.2K 271 113
                                    

Instagram: grace_kosuga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Instagram: grace_kosuga

Tinggal seorang diri ternyata tidak terlalu buruk, benar kata teman-temanku. Tinggal di kosan hanya satu kekurangannya, kesepian. Ya, mungkin itu karena belum terbiasa. Pasti itu yang membuatku semalam menjadi susah tidur.

Setelah kepergian kedua orangtuaku, aku harus mandiri. Sebelum papa menghembuskan napas terakhirnya, beliau sempat memberikan uang hasil dari penjualan aset-aset perusahaan miliknya yang sukses itu, yang mungkin jumlahnya bisa dibilang tidak sedikit.

Aku mengela napas. Aku tidak mau buru-buru ke kampus, tapi tidak mau terjebak di kamar yang memiliki sejuta kenangan tersimpan di dalamnya.

Pada akhirnya aku beranjak dari ranjang queensize dan mulai bersiap-siap. Rintik-rintik hujan membasahi tanah. Aku membawa coat biru mudaku dan mengambil sepatu synth berwarna biru.

Untung perjalanan dari kosanku ke kampus hanya 10 menit jika berjalan kaki, jadi aku bisa berjalan santai. 

Syukurlah hari ini hujan. Sudah lama kota ini tidak pernah dilanda hujan, selalu saja cahaya matahari yang muncul dan itu membuatku mudah pingsan.

Aku sampai di lobby kampus. Sepertinya aku sampai 20 menit lebih awal, karena sekarang masih pukul 9.10 pagi.

Pak Ando, satpam yang cukup akrab denganku, tersenyum saat melihatku, "Selamat pagi, Lyn."

"Pagi, Pak!" sahutku dengan semangat.

Saat aku hendak menaiki anak tangga yang pertama, Pak Ando menghentikanku. "Kenapa tidak pakai lift saja? Lift-nya sudah diperbaiki, kok."

Aku menggeleng lalu tersenyum. "Tidak apa-apa, aku naik tangga saja."

"Ya, sudah silakan."

Aku pun mulai menaiki anak tangga. Sebenarnya aku tidak mau cepat-cepat sampai ke ruanganku, jadi aku sengaja menaiki tangga untuk memperlambat.

Baru menaiki beberapa anak tangga, tiba-tiba seseorang menabrakku sehingga mengenai bahuku.

Aku menoleh ke belakang. Itu seperti Aro.... Aku hendak menunduk untuk membantu mengambil kertas yang terjatuh, namun tangannya bergerak kesana kemari mengambil kertas yang berserakan dengan cepat. Aku yang ingin membantunya pun tak sempat, kerana ia keburu selesai.

Pria tersebut melihat ke arahku. Jadi benar dia Aro. "Kamu tidak apa-apa? Ada yang terluka?"

Aku menggeleng cepat. "Oh, aku tidak apa-apa."

"Sekali lagi maaf, ya, aku sedang terburu-buru," ucapnya.

Aku mengangguk. "Iya, tidak masalah."

Ia tersenyum. "Aku duluan," pamitnya lalu berjalan pergi.

Aku tersenyum-senyum sendiri. Alvaro Alzeivano, mahasiswa jurusan seni musik semester 4. Tampan, bertubuh atletis, serta popular dikalangan para mahasiswi.

ALLYN [Published on January 17th, 2020] | ✓Where stories live. Discover now