Bagian Dua Puluh Tiga

13.9K 568 36
                                    

Di perjalanan menuju klinik, Sasha terus-terusan menangis karena sangat terkejut dengan keadaan Dira.

Saat sampai klinik, Dira langsung dibawa keruang periksa. Takutnya terjadi apa-apa dengan Dira. Kini Dira sedang diperiksa oleh dokter. Sasha terus-terusan berdoa untuk kesembuhan Dira, berharap Dira segera sadar. Tak berapa lama kemudian Dora selesai di periksa. Dokter hanya berkata ia kelelahan.

"Mas Hafiz." Dira mengingau.

Mendengar itu Sasha langsung menghampiri Dira.

"Dir, lo udah sadar?"

"Mas Hafiz mana Sha?" Dira terus menanyakan Hafiz.

"Gue gatau dia dimana, lo gak hilang ingatan kan? Lo sama Hafiz itu lagi marahan," jawab Sasha

"Ya ngga lah, gue cuma kangen sama suami gue. Gue mau pulang aja, udah gue gak akan marahan lagi," ucap Dira.

"Aduh Dir, lo itu jangan bodoh deh. Hafiz itu jelas-jelas udah nyakitin lo! Sekarang lo mau balik lagi sama dia? Dimana otak lo sih?!" Sasha emosi mendengar jawaban dari Dira.

"Lo jangan ikut campur urusan keluarga gue deh, lo tuh masih kecil Sha,"

"Nyesel gue udah bantuin lo, sekarang terserah lo aja. Dan benar kata lo, gue gak usah ikut campur urusan lo, buang-buang waktu aja." Sasha pergi meninggalkan Dira.

Dira sendiri merasa bingung, mengapa ia merindukan Hafiz, apakah ini bawaan bayi yang ada di dalam perutnya? Ah ia tidak tahu.

Dira merasa bersalah berkata seperti itu pada Sasha, harusnya ia berterima kasih pada Sasha, bukan malah memarahinya. Ia harus meminta maaf, tapi bukan sekarang.

Dira mencari handphone nya di dalam tas, dan ia langsung mencari kontak Hafiz. Dira akan meminta Hafiz untuk menjemputnya.

Tutt dering telepon Dira saat memanggil Hafiz. Sangat lama Hafiz tidak mengangkat telepon dari Dira. Mungkin ia sedang berkerja, fikir Dira

"Halo sayang, kamu dimana? Aku nyari-nyari kamu gak ketemu." Tanya Hafiz diseberang sana

"Aku di klinik Kasih Bunda, Mas. Jemput aku sekarang," ucap Dira.

"Kamu kenapa sayang? Kenapa bisa ada di klinik?" Hafiz sepertinya panik

"Nanti aja aku cerita, pokonya jemput aku sekarang. Aku gak ada temen," jawab Dira.

"Iya sayang, aku langsung jemput kamu sekarang," ucap Hafiz.

Dira menutup telepon nya, dia menunggu Hafiz menjemputnya. Mengisi kebosanan Dira membuka akun facebook nya. Ia stalking  akun suaminya.

Ia scroll kebawah, dan disitu ada akun yang bernama Meli menandai suaminya, lalu Dira stalking akun yang bernama Meli itu. Di akun itu ia melihat banyak foto Meli bersama Hafiz. Tak mau berfikir negatif, ia akan menanyakan hal ini pada Hafiz, supaya tidak terjadi kesalahpahaman.

Tok-tok-tok

Terdengar suara pintu yang diketuk.

"Masuk," ucap Dira.

Dan ternyata orang itu adalah Hafiz, ia langsung memeluk tubuh istrinya itu. Dira hampir saja terjatuh karena mendapat pelukan mendadak dari sang suami.

"Sayang kamu kenapa ada disini? Aku khawatir banget, dari waktu itu aku nyari-nyari kamu tapi gak pernah ketemu, sampai aku hampir nyerah buat nyari kamu," ucap Hafiz.

"Aku tadi mimisan terus pingsan deh," jawab Dira

"Tapi kamu gak kenapa-kenapa kan?"

"Gak tenang aja, kata dokter aku cuman kecapean aja," jelas Dira.

"Makanya jaga kesehatan, jangan sampai kecapean. Ayo sekarang pulang, aku udah bayar administrasinya."

Hafiz memapah Dira, menuntunnya menuju mobil. Setelah Dira masuk mobil, Hafiz segera menyusul masuk mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah.

"Sayang, kamu waktu itu darimana aja?" Hafiz kembali menanyakan itu.

"Aku dirumah Sasha," jawab Dira.

"Dirumah Sasha? Tapi waktu itu aku nanya ke Sasha katanya kamu gak ada," tanya Hafiz.

"Kan akau nyuruh dia buat gak ngasih tau kamu, kan waktu itu aku masih marah banget sama kamu," ucap Dira.

"Ya maaf sayang, aku waktu itu mau ngejar kamu, tapi kamunya udah ngilang aja. Kamu tau? Aku nyari kamu nyampe jam 2 malem, aku takut kamu dan anakku kenapa-kenapa." Hafiz bercerita.

"Iya aku udah maafin, lain kali jangan kaya gitu. Jangan mentingin perempuan lain dibandingin istri sendiri. Maafin aku juga udah buat kamu " ucap Dira.

"Iya aku gak akan kaya gitu lagi, aku janji sayang. Aku bakalan memprioritaskan kamu," ucap Hafiz.

"Aku gak butuh janji kamu, percuma kamu selalu janji tapi selalu diingkari pula. Aku cuma butuh pembuktian kamu aja," ucap Dira.

"Iya aku bakalan ngebuktiin ke kamu," ucap Hafiz dengan mantap.

"Mas, ada yang mau aku tanyain ke kamu, tapi kamu harus jawab dengan jujur,"

"Apa?"

"Sebenernya Meli itu siapa sih? Aku yakin kalo dia itu bukan sepupu kamu," tanya Dira.

"Aku bakalan jujur, tapi kamu jangan marah ya," ucap Hafiz.

"Ya tergantung, kalo jawabannya baik buat aku ya mungkin aku gak akan marah, tapi kalo buruk ya aku pasti marah," jawab Dira.

"Meli mantan pacar aku," ucap Hafiz dengan cepat.

Dira terdiam sejenak, ia sudah yakin bahwa Meli memang bukan sepupu Hafiz.

"Kapan putus?"

"Tiga bulan lalu," jawab Hafiz dengan tenang

"Ohh, jadi itu selingkuhan kamu?"

"Iya, tapi tenang aja. Sekarang aku udah gak punya hubungan apa-apa lagi sama dia. Sekarang aku hanya fokus ke kamu. Jadi kamu jangan khawatir," jawab Hafiz.

Dira menahan air matanya agar tidak keluar, ternyata Meli itu orang yang sudah menghancurkan keluarga kecilnya itu, ia tidak menyangka, karena anak sekecil itu sudah mempunyai hati yang biadab.

Tbc:)
Selamat malam,

Terima kasih buat semua yang udah baca cerita aku dan udah ngasih vote dan komen, semoga gak bosen ya sama cerita aku:). Jangan lupa vote, komen🤗.

Maaf jika cerita aku tidak menarik, dan sangat membosankan🙏 karena aku masih belajar:)

Serpihan Hati (END)Where stories live. Discover now