Chapter 4!

1.6K 107 6
                                    

Tobias

Aku terus memikirkan gadis itu. Hazel, namanya begitu indah. Ia sangat mirip dengan Tris. Apakah ia sosok reinkarnasi dari Tris? Entahlah. Tapi aku sangat ingin berjumpa dengan nya lagi.

"Tobias!" lamunan ku pun buyar karena Johanna memanggilku "Apa yang kau pikirkan, Tobias? Kau tampak aneh hari ini." tanya nya penasaran.

"Tidak apa-apa. Aku hanya lelah, Johanna." ucap ku sembari mengusap wajahku. Aku memang terlalu sibuk akhir-akhir ini. Banyak kegiatan yang harus aku lakukan.

Setelah Chicago berubah, kami tetap menjalani segala aktivitas baru kami. Caleb, Cara dan Matthew bekerja di lab Biro, Zeke dan Amar menjadi Polisi sementara George menjadi pelatih satuan polisi dan Christina bekerja di sebuah kantor yang merelokasi penduduk dari daerah pinggiran yang ingin pindah ke kota.

Aku pikir kami telah hidup dengan lebih bahagia sekarang. Tapi sebaik apapun sekarang, tetap ada luka yang membekas di diriku semenjak kepergian Tris. Aku pikir aku tak terlalu bahagia sekarang. Tris lah yang membuat ku bahagia, Tris lah yang membuat ku menjadi lebih baik lagi. Sungguh, aku sangat merindukan Tris.

"Tobias, mau kah engkau ikut bersama ku ke Biro? Aku punya keperluan penting disana." ucap Johanna.

"Tentu saja." ucap ku singkat

*****

Gedung Biro begitu ramai. Banyak ilmuan dan pejabat pemerintahan berlalu lalang. Para ilmuan saling bekerja bersama-sama.

Dapat ku lihat, tak ada lagi pemisah antara Gen Murni dan Gen Rusak di sini. Setiap orang bekerja bersama-sama, mengabaikan segala perbedaan yang ada.

"Aku harus pergi ke rapat dewan. Kau bisa berkeliling dulu disini Tobias sementara menunggu ku." ucap Johanna dengan lembut.

"Baiklah. Bolehkah aku menemui Caleb? Aku perlu bertemu dengan nya." tanya ku.

"Itu terserah padamu Tobias. Baiklah aku harus pergi. Kita akan bertemu lagi di taman pukul dua. Okay?" Johanna pun pergi meninggalkan ku. Ia berjalan ke lorong tempat ruangan rapat dewan kota.

Aku segera berlari pergi mencari Caleb. Aku perlu bertemu dengan nya. Menceritakan apa yang ku lihat hari ini.

Akhirnya aku tiba di lab tempat Caleb bekerja. Lab tersebut berbau berbagai macam zat-zat kimia yang tak ku ketahui. Aku masuk semakin dalam dan mencari Caleb.

"Tobias! Apa yang kau lakukan disini?" seorang perempuan berteriak hingga mengagetkanku. Perempuan itu adalah Cara. Cara memakai jas labnya dan ia terlihat mirip sekali dengan Jeanine Matthews, sang pembunuh.

"Hey Cara! Aku mencari Caleb. Kau tahu dimana dia?" tanya ku pada Cara.

"Oh, Caleb sedang ada di lab lain. Ia sedang mengerjakan proyek terbaru bersama Matthew.  Kau mau aku antar kesana?" ucap Cara sambil tersenyum dan aku hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

Aku dan Cara pun pergi ke tempat Caleb berada. Kami menelusuri setiap lorong Biro hingga bisa tiba ke lab tempat Caleb dan Matthew berada.

"Tobias?" ucap Caleb saat ia melihatku masuk ke lab nya. "Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya. Caleb terlihat sangat berbeda saat memakai jas lab nya, ia terlihat seperti seorang Erudite sejati.

"Aku perlu berbicara denganmu. Apa kau sibuk?" Caleb tampak kerepotan dengan kerja lab nya. Aku merasa bersalah mengganggu nya.

"Oh tidak. Tunggu sebentar ya? Aku harus menyelesaikan proyek ini dulu dengan Matthew." ucapnya kewalahan.

Aku menunggu Caleb menyelesaikan proyeknya itu. Cara telah meninggalkan ku sendiri karena harus melanjutkan pekerjaan nya. Cara dan Caleb bekerja di satu bidang yang sama yaitu mengembangkan teknologi untuk pertanian. Mereka sangat cocok dibidang itu, karena tentu saja mereka Erudite.

Our Last Story (Story of Divergent and The Fault In Our Stars)Where stories live. Discover now