20. My Answer

1.8K 272 22
                                    

"Membantu ? Membantu apa kak ?"

Jaemin tersenyum.
"Nanti, sekarang aku akan membantumu belajar membaca."

Jaemin menarik kursi dan duduk di sisi kursi roda Jisung menghadap jendela.

"Peter pan"
Jisung menunjuk tokoh anak lelaki memakai baju serba hijau di sampul buku. Ada seekor peri kecil di sampingnya.

Jaemin mendesah,"ada alasan kenapa mereka tinggal di tempat yang damai dan sejahtera namun hanya bernama never land"

"Kak Jaemin sudah membacanya."

"Sudah, dan aku tidak menyukainya."

"Kenapa ?"

"Karena semua itu bohong Jisung-ie, neverland hanya dapat kau kunjungi di kala kau terlelap. Itu semua hanya mimpi. Ilusi. Aku merekomendasikan buku untukmu belajar membaca."

"Buku apa ?"

Jaemin tersenyum menyamakan tinggi tubuhnya dengan Jisung,
"Buku ensiklopedia."

...



"Yey aku menang lagi, menunduklah paman."

"Apa mamamu tidak akan marah, benda itu biasanya sangat berarti untuk perempuan." Ujar Siwon usai anak lelaki di sebelahnya menorehkan satu lagi goresan di wajah. Perfect. Wajahnya sudah penuh dengan merah warna benda perona bibir.

"Tenang saja, mama bisa membeli pabriknya jika dia mau. Ayo main lagi."

"Tapi Renjun-ie, paman harus segera pulang. Putra paman sendirian di rumah."

"Kemana istri paman ?"

Tatapan Siwon sempat menyendu sebelum senyum tegar itu hadir sebagai tamengnya pada dunia.
"Dia di surga."

"Maaf paman"

"Tidak apa-apa"

"Uhm Paman..."

"Iya ?"

"Apa aku sangat nakal sehingga orangtuaku tidak mengakuiku ?"

"Ey kau tidak boleh berkata seperti itu Renjun, jika mereka mendengarnya mereka akan sedih."

"Tapi  mereka tidak pernah meluangkan waktu untukku paman, bahkan menyuruh paman Luhan menjadi ayahku."

Siwon merasa trenyuh melihat anak lelaki seusia putranya itu. Ia mengedarkan pandangan di sekeliling kamar yang menunjukkan betapa banyak mainan yang dimiliki.

"Renjun, biarkan paman beri kau pertanyaan"

Renjun duduk bersila dengan rapi,  siap mendengarkan.

"Jika saja kau di beri pilihan, antara semua mainan yang kau miliki dengan kasih sayang orangtua. Kamu pilih yang mana ?"

"..."

"Renjun ?"







"Lebih baik aku kehilangan seluruh mainanku daripada aku kehilangan seluruh kasih sayang orangtuaku... paman, bagaimana caranya aku menukarnya ?"






...



Benar saja, sore harinya Jaemin mengajak Jisung untuk membeli buku. Tidak terlalu jauh dari panti.

Pemandangan seorang anak lelaki berusia sembilan tahun dan anak berusia tujuh tahun. Jaemin mendorong kursi roda itu dengan agak kesusahan. Beruntung ibu panti menyuruh salah satu pengurusnya untuk menemani mereka.

"Kak Jungwoo, toko yang sebelah sana. "tunjuk Jaemin pada toko bernuansa kuno yang cukup penuh debu dari luarnya.

Bahan bangunan toko itu sebagian besar dari kayu yang kini sudah kehilangan kilaunya namun tampak kokoh. Di sinilah biasanya Jaemin mendapatkan buku dengan harga lebih murah.  Terdapat ukiran bertulis Ollivanders di atas pintu putar.

Bicara tentang buku, Buku sekolah termasuk benda mahal. Terlebih  Jaemin juga membutuhkan buku-buku lain untuk menunjang belajarnya. Beruntung, secara tidak sengaja sang ayah pernah bekerja serabutan di toko bernama Ollivanders yang menyimpan koleksi buku lama yang sangat berharga. Referensi terbaik.

Tetap saja, bukan semudah itu membaca buku di sini, banyak yang berbahasa inggris dan dirinya bukan siswa sakti yang auto bisa bahasa inggris. Ia belajar tentu saja, Renjun secara tidak langsung menolongnya. Dulu, Renjun suka sekali meminjamkannya buku bahasa inggris dan China yang didapat dari les. Jaemin akan membacanya dan membuat ringkasan untuk Renjun. Mutualisme.

Jaemin menggeleng saat ingat bagaimana hubungannya dengan Renjun saat ini.

Tidak bertegur sapa walaupun bertemu hampir setiap hari.
Parah.

Dirinya pun tidak bisa memulai percakapan ataupun sekedar berbasa basi verbal.
Payah.

"Kak Jaemin lihat !"

Lamunan Jaemin tergantikan fokus saat melihat Jisung dengan agak terbatuk mengangkat sebuah buku. Ensiklopedia Hutan.

"Apa ini buku bagus kak ?"

Jaemin mengacungkan dua jempolnya.

"Kalian sudah selesai ?"

"Sudah kak Jungwoo"

"Bisa tolong jaga Jisung sebentar Jaemin ? Kak Jungwoo butuh toilet sekarang juga"

Baik Jaemin dan Jisung tertawa kemudian mengangkat tangan dengan jari jempol dan telunjuk membentuk lingkaran.
"Okay"

Jaemin mendorong kursi roda Jisung ke luar toko, ketika menengadah pemandangan Semburat oranye mulai merona kan kapas-kapas langit.

"Kak Jaemin, dulu aku ingin menjadi pemain sepakbola"

Jaemin memandang sendu Jisung, mustahil anak yang lebih muda darinya ini menjadi pemain sepakbola. Bahkan mungkin masa depannya akan seburuk nasibnya saat ini. Entahlah, tanpa kaki utuh apa yang dapat dilakukan seseorang ?

"Lalu ?"

"Aku tidak ingin menyerah kak"

"Tapi bagaimana,  kan. . "Jaemin menggantungkan kalimatnya di udara. Kiranya apa kata-kata yang tidak akan menyakiti perasaan anak manis di sampingnya.

Tiba-tiba seseorang melemparkan pada mereka uang koin yang secara reflek di tangkap oleh Jisung.

"Kenapa mereka melemparkanku uang ?"tanya Jisung yang kini lagi-lagi menangkap lembar uang kertas pada pangkuannya.

Semakin lama semakin banyak yang memberikan mereka uang. Jaemin menyadari situasi ini, ia memasukkan seluruh uang itu ke dalam tas sekolahnya saat melihat Jungwoo bergerak menghampiri keduanya.

Jaemin menunduk untuk berbisik pada telinga Jisung,"Jisung-ie, mau membantu kakak kan ?"














A/N

Book ini Banyak terinspirasi dari film Jokowi (2013) dan Gift (motivation). Selain itu juga dari artikel dan jurnal psikologis kepribadian anak-anak yang pernah Ras nggak sengaja baca.

Seluruh judul chapternya masih pake judul-judul playlist lagu BTS. Sebenernya aku gk punya bias di BTS tapi aku suka hampir semua lagu mereka. Nanti kalau sudah selesai mungkin bakalan aku revisi. 

Setelah lebaran aku KKN. Tempatnya bener-bener pelosok banget. Jadi gk tau deh bisa up atau nggak.

Book My Lecon dan Penumbra bakalan unpublish dulu 🙏

Sebenernya aku mau banget up book minor, isinya tentang kehidupan seseorang dari kalangan minoritas yang hidup di tengah masyarakat (komunitas) yang penuh dengan perbedaan (diversitas) yang ada. Tapi ya gitu, tabungan partnya masih dikit. karena temanya sensitif aku butuh riset lebih banyak.

Btw Thank u so much, untuk pengertian kalian semua.

Im nothing without you uri reader nim

Ras.


RichWhere stories live. Discover now