Niall Horan : 'Catch Me'

573 25 0
                                    

"Ayo tangkap!" Niall berteriak sangat keras ketika ia sadar akan sesuatu. Tentang sahabatnya yang sedang berjalan dengan murung. Kebetulan ia sedang bermain bola di halaman rumahnya lalu hendak mengoper bola itu sebelum akhirnya ia mengurungkan niatnya.

"hey, kau kenapa?" melihat sahabatnya terduduk dibawah pohon di halaman depan rumahnya, Niall pun melakukan hal yang sama. Ia menemani Novita—sahabat yang tampak murung sejak tadi.

"kau kesal nggak saat kekasihmu seolah tak peduli terhadapmu?" tanyanya dengan nada terburu.

"bagaimana aku tahu jika aku sendiri nggak pernah pacaran?" kata Niall polos. Ia malah balik bertanya.

Novita pun menajamkan tatapannya. "aku serius Niall! Setidaknya beri aku pendapatmu."

"ya ampun Vi, aku harus berpendapat apa jika nyatanya aku sendiri nggak memiliki pacar?"

Novita menatap kearah Niall dengan sedikit jengkel. Ia menempatkan kepalanya pada pundak Niall sambil menutup matanya, "andai saja cinta itu nggak butuh pengorbanan—andai saja cinta itu nggak buta—andai saja cinta itu nggak harus saling menyakiti. Tapi semuanya sulit ya?"

"kenapa kamu bicara seperti itu? Ada masalah apa dengan kau dan Calum?"

"aku hanya merasa jatuh. Aku merasa bahwa Calum bukan orang yang tepat sebagai tumpuanku. Ia nggak bisa menangkapku bahkan saat aku jatuh." Novita hampir terisak. Niall segera memeluk sahabatnya dengan erat. Ia membenamkan kepala Novita pada dadanya dan tangan kanannya pun mengelus lembut untaian rambut sahabatnya itu.

Tak bisa dipungkiri bahwa Niall punya 'rasa' untuk Novita. Terlebih karena kedekatan mereka sejak kecil dan keluarga Novita yang sudah menganggap Niall sebagai anggota keluarganya. Lelaki itu menyadari bahwa Novita mungkin tak menyadari hal itu. Toh, semenjak 6 bulan yang lalu ia sudah menemukan orang lain sebagai bagian hidupnya.

"apa yang Calum lakukan terhadapmu?" ujar Niall pelan agar perkataannya tak menyinggung.

"aku melihatnya jalan bersama Kiera tadi pagi. Mereka jalan berdua—hanya berdua sambil bergandengan tangan. Rasanya aku ingin jatuh, tapi bukan Calum yang akan menangkapku, bahkan ia yang membuatku ingin jatuh." Novita makin terisak. Ia menarik erat baju yang ia kenakan, tangis dan rasa sakit yang ia rasakan tak dapat di bendung.

"ssstttt—kau nggak boleh menyakiti dirimu sendiri." Niall meraih kedua tangan Novita kedalam genggamannya. Ia mengecup puncak kepala Novita, "aku ada disini untuk mendukungmu."

"Thanks for everything!" Novita berkata dengan nada isakannya itu.

Sementara Niall, ia mengecup kening Novita perlahan sebagai tanda kasih sayangnya. "I'll do anything for you. To save you."

**

Niall memandang tajam kearah sepasang kekasih yang tengah duduk berdua dibawah rimbunnya pohon halaman belakang sekolah.

Calum dan Novita sedang berkutat dengan buku mereka. Namun Novita tengah menyandarkan kepalanya pada pundak Calum sambil membaca buku.

Tentu hal itu memunculkan rasa jengkelnya. Sudah berpuluh-puluh kali Niall memgingatkan Novita soal Calum. Lelaki itu tak pantas untuknya karena Calum memang tidak serius dengan Novita lagi, terlihat saat ia jalan bersama Keira kemarin. Niall melihat mereka jalan bersama di malam hari.

Niall tahu, rasa cemburu sedang menguasainya. Ia mencintai Novita sejak masih berusia 14 tahun. Novita bagaikan cinta pertama untuknya, ia tak ingin melepaskannya barang sedetikpun. Tapi Niall sadar bahwa selama ini yang Novita lihat dari sosoknya hanyalah sahabat, teman dekat, teman baik—atau apapun itu.

If I Could Fly [Oneshot(s)] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang