Bot 0.1 | mark lee ✓

2.3

[author pov]

🔸7.45 pm🔸

Tidak ada yang bisa dilakukan Eby selain menyudutkan diri di pojokan ruangan. Keringat dingin terus mengucur deras di pelipisnya. Tangan dan kakinya gemetaran.

"Hendery jangan bercanda!" suara Eby menggema di seluru penjuru ruangan.

Eby yang bodoh.

Bahkan disaat dirinya sedang dalam bahaya, ia masih beranggapan itu adalah Hendery asli.

Mendengar Eby teriak seperti itu, sosok Hendery palsu kembali tertawa.

"Kamu tau? Memberi kejutan adalah hal favoritku," ujarnya sambil tersenyum penuh arti.

Perlahan, ia mulai membuka tudung hoodie yang sedari tadi menutupi kepalanya.

Rambut blonde.

Hendery tidak pernah memiliki rambut seperti itu.

Eby baru menyadari inilah alasan mengapa sosok Hendery sedari tadi selalu memakai tudung hoodienya.

Sekali lagi,

Dia bukan Hendery.

Perlahan strangers itu mulai membuka kain perban yang membaluti kepalanya. Kemudian ia melepas kedua gips yang dipakai di kaki dan tangannya seolah olah itu hanya properti baginya.

Setelah itu, ia kembali tersenyum menyeringai.

Eby menjerit ketika melihat manusia yang berdiri di depannya mulai merobek kulit wajahnya.

Ralat,

Itu adalah sebuah topeng kulit.

Bola mata Eby hampir saja keluar saat ia melihat sosok yang tidak ia sangka selama ini.

Sosok yang ia kira mungkin tidak akan pernah hadir di hidupnya.

Sosok yang mungkin hanya ia kagumi lewat layar Laptopnya.

Setelah selama ini bersembunyi dibalik topeng kulitnya, kini Eby tahu siapa sosok itu.

"M-mark Lee???!"

Mendengar namanya disebut, Mark tersenyum smirk.

"hello my favorite Asian girl..."

Eby tidak akan pernah percaya apa yang diliatnya.

Seorang Mark Lee.

Datang ke rumahnya.

Ini terlalu mustahil.

Namun yang ia lihat bukanlah Mark Lee seperti di panggung.

bukan Mark Lee yang selalu tertawa receh saat siaran langsung.

bukan juga Mark Lee yang selalu memancarkan senyumannya.

Dia bukan seperti terlihat mark Lee yang selama ini ia kagumi.