JAEHYUN membuka pintu kamar rawat inap secara perlahan. Ia tersenyum kecil ketika melihat sang Kakek menatapnya dengan hangat; tanpa menunggu lama Jaehyun segera masuk dan memberi salam kepada Kakeknya.
Sementara Nenek Jaehyun masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit; wanita paruh baya itu belum membuka mata. Mungkin masih tertidur karena sekarang baru jam delapan pagi. Yah Jaehyun memutuskan untuk berangkat lebih awal karena terlalu malas berada di rumah.
Bagaimana ia tidak malas jika Taeyong terus menerus menempel pada Boa? Bahkan keduanya tidur bersama. Yah memang wajar karena mereka adalah pasangan suami isteri. Tapi tetap saja Jaehyun tidak rela. Ia ingin mengajak Taeyong berbicara; mengungkapkan perasaan nya. Namun lelaki cantik itu masih mendiaminya.
"Bagaimana kabarmu? Kau terlihat lebih tampan dari sebelumnya." ujar Kakek Jaehyun seraya tersenyum kecil. Ia menepuk bahu Jaehyun yang kini duduk di sampingnya.
"Baik, bagaimana keadaan Grandpa?"
"Seperti yang kau lihat."
"Belum ada perkembangan apapun dari Grandma?" tanya Jaehyun lagi; kali ini ia memandangi sang Nenek dengan tatapan hangat. Merasa bersalah karena datang telat untuk menjenguk.
Kakek Jaehyun menghela nafas. "Sudah membaik dari sebelumnya. Tapi tidak banyak perubahan." ujarnya sedih.
Jaehyun terdiam; tidak tahu harus mengatakan apa lagi karena hati dan pikirnnya di penuhi oleh Taeyong. Ia masih memikirkan cara bagaimana mendapatkan perhatian lelaki cantik itu. Demi Tuhan Jaehyun tidak bisa terus menerus seperti ini.
"Sedang ada masalah?" tanya Kakek Jaehyun; karena lelaki paruh baya itu bisa melihat wajah gusar sang cucu.
"Tidak ada." gumam Jaehyun pelan. Ia menghela nafas dan menyenderkan punggung pada dinding. Mencoba untuk tidak memikirkan Taeyong karena ia tahu hal tersebut tidak berguna.
Memang Taeyong memikirkannya? Tidak kan? Lelaki cantik itu hanya memikirkan Boa. Bahkan Jaehyun masih ingat apa yang ia dengar tadi malam. Hatinya terasa sakit, maksudnya, Taeyong mengatakan bahwa lelaki cantik itu hanya membutuhkan Boa. Bahkan Taeyong tidak mencoba untuk melihatnya sama sekali.
"Apa yang terjadi? Kau bisa memberitahu Grandpa."
"Aku tidak tahu, semuanya telalu rumit. Aku menyukai seseorang yang memiliki trauma," ujar Jaehyun pada akhirnya. Mungkin ia memang harus menceritakan semua yang ia rasakan kepada sang Kakek.
Lelaki paruh baya itu mengangkat kedua alis. "Lalu?"
"Trauma nya kambuh dan ia menjauhiku. Ada seseorang yang lebih berarti untuknya karena seseorang itu selalu membantunya dan berada di sisinya. Padahal aku sudah berusaha, tapi sepertinya sama sekali tidak membuahkan hasil. Ia bahkan tidak melihat ke arahku." tenggorokan Jaehyun tercekat untuk yang kesekian kali.
Kenapa juga hatinya terasa begitu sakit?! Jaehyun belum pernah merasakan hal ini seumur hidup. Ini adalah yang pertama.
"Taeyong ya?" gumam Kakek Jaehyun pelan; ia menatap sang cucu dengan tatapan yang sulit di artikan.
Sementara Jaehyun sudah tersentak. Tunggu, kenapa Kakeknya bisa mengetahui hal itu?!
"Ya," jawab Jaehyun cepat. Sama sekali tidak ingin mengelak karena ia tdak berniat untuk menyembunyikan apa yang ia rasakan.
"Grandpa mengetahui semuanya. Tentang Taeyong yang memiliki trauma serta apa yang sudah lelaki itu lalui. Kenapa kau bisa menyukainya?"
Jaehyun mengangkat kedua bahu. "Entah, perasaan ini datang begitu saja. Aku mencoba untuk mengelak, tapi ternyata tidak bisa. Taeyong pantas di cintai, lelaki itu terlalu istimewa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Mess Up My Tempo《Jaeyong》✔
Fanfiction[Romance] ⚠️Sebagian cerita sudah di hapus karena cerita di bukukkan⚠️ Taeyong menikah bersama wanita berumur 40 tahun yang ternyata adalah seorang Ibu beranak satu. Well, pernikahan mereka di dasari oleh Cinta. Namun, Taeyong tidak tahu apa yang...