07

6.4K 601 17
                                    

"Baiklah, terima kasih untuk semua pengarahannya tadi. Aku pasti akan belajar banyak nantinya."

"Ne, Jimin-ssi. Anda tidak perlu sungkan untuk bertanya kembali pada saya jika ada yang masih anda tidak mengerti."

Jimin tersenyum d isana, melirik pada jam di tangannya. "Kurasa, aku harus pergi sekarang. Ada sesuatu yang harus ku urus kembali."

"Ah, ne. Anda bisa pergi jika anda sedang sibuk."

"Terima kasih. Kalau begitu, sampai bertemu besok."

Jimin beranjak di sana, setelah menemui salah satu rektorat yang Ayahnya saat itu kenalkan padanya. Yang membantunya pula memberikan pengarahan apa saja yang harus ia lakukan selama menggantikan Ayahnya.

Pria itu tak hentinya pula melirik ke arah sekelilingnya sedari tadi. Takutkan ia bertemu dengan seseorang yang tak ingin temui sebenarnya. Dan mungkin, ia bisa bernapas lega sekarang karena ia belum bertemu dengannya. Mungkin gadis itu memiliki kelas sehingga Jimin belum melihatnya sedari tadi.

Drrt...Drrt...

Ponselnya berbunyi, membuat pria itu harus menghentikan langkahnya dan memilih untuk mengambilnya. Mengangkat panggilan itu setelahnya.

"Yeobo--"

Pria itu tentu saja terkejut, ketika ia ditarik begitu saja oleh seseorang untuk masuk ke dalam sebuah ruangan yang tak jauh darinya.

Jimin baru saja akan berucap, setidaknya untuk mengeluarkan kekesalannya pada seseorang yang menariknya begitu saja. Namun terhenti ketika ia bisa melihat sosok yang sedari tadi ia hindari, kini berada di hadapanya dan menampakkan senyumnya.

Belum sempat Jimin untuk mengeluarkan ucapannya, pria itu sudah dipeluk begitu saja, bersamaan dengan bibirnya yang bertemu kembali dengan bibir gadis itu.

Sentuhan gadis itu padanya adalah kelemahannya. Namun pria itu berusaha untuk tak terbuai, sedikit mendorong Rose untuk menjauh darinya. Dan tentu saja, penolakan dari Jimin membuat gadis itu menatapnya dengan bingung.

Jimin tak berbicara apapun, mengatur napasnya yang memburu sebelum berbalik untuk pergi. Dan melihat itu tentu saja semakin membuat Rose dibuat bingung. Berjalan dengan cepat dan berdiri di depan pintu, menghadang Jimin untuk pergi tentu saja.

"Rose, aku harus pergi sekarang juga."

Rose menggeleng di sana, pastinya menolak apa yang Jimin ucapkan.

"Ada apa denganmu, Oppa? Kau, kau seperti bukan dirimu saat ini. Kau bahkan menolakku tadi."

"Kau seharusnya tak melakukan ini. Bagaimana jika ada yang melihat kita saat ini?"

"Wae? Apa yang Oppa takutkan?" Lalu gadis itu tertawa pelan, sedikit mendekat ke arah Jimin di sana. "Aku baru saja mendengar jika akan ada dosen pengganti mulai besok. Apa itu Oppa? Apa Oppa takut jika akan ada berita seorang dosen yang meniduri mahasiswinya sendiri?"

Jimin menghela napasnya di sana. "Kau sudah tahu itu semua. Jadi lebih baik jika kau sedikit menjaga jarak dariku, karena aku juga akan melakukannya."

Jimin kembali berusaha untuk pergi, namun Rose kembali pula menahannya.

"Rose--"

"Apa hubungan Oppa dengan Dosen Park Hyuk Soo? Oppa putranya? Sehingga beliau menyuruh Oppa untuk menggantikannya ketika beliau sudah resign?"

Jimin terdiam di sana, dan mendapatkan keterdiaman itu membuat Rose semakin melebarkan senyumnya. "Apa aku terlalu cepat untuk mengetahui semuanya?"

lil touch ❌ jiroseWhere stories live. Discover now