33 : Choi Seungcheol [BonChap]

8.4K 932 46
                                    

Vote before reading ❤
Vote sebelum baca, okay?

Enjoy~

Enjoy~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










Sesuai rencana, kami semua datang ke makam Seungcheol. Minus anak-anak kami karena sudah dititip ke tempat penitipan anak sebentar.

"Dimana makamnya?" tanya Kyulkyung.

Setauku dia baru sekali ke makam Seungcheol. Sedangkan kami sudah beberapa kali ke sini bergantian untuk membersihkan makam dan menabur bunga.




"Itu, ada fotonya." sahut Mingyu.


Kami berjalan bergantian melewati beberapa makam orang lain yang berkali-kali mengingatkanku kalau nanti aku akan ada di salah satu liang itu.

Jihoon yang berjalan paling depan berhenti dan membuat kami berjejer satu per satu di sekeliling makamnya. Hening, kami semua sibuk dengan pikiran masing-masing. Gak ada yang berani angkat suara sama sekali. Hanya menatap sendu ke makam Choi Seungcheol.


"Seungcheol.." aku menoleh pada Jeonghan yang tiba-tiba bersuara. Begitu juga yang lain.


"Lo bikin gue campur aduk. Gue masih anggap lo kakak karena gue kesepian sebelum lo dateng. Gue gak tau kalau ternyata prestasi gue bikin lo iri. Tapi pas lo nyulik istri gue dan ngelakuin hal brengsek di masa lalu, bikin gue benci sama lo," kami mendengar dengan saksama.

"Tapi gue gak bego, gue tau kalau orang yang udah meninggal gak boleh dibenci. Anggap aja gue udah maafin lo, dan lo udah maafin gue. Semoga kita bisa ketemu di kehidupan selanjutnya dalam keadaan damai."

Seunghee mulai mengeluarkan air matanya. "Dia.. Baik banget, Han..."


"Hm?" dehem Jeonghan.

"Selama gue kenal dia, dia itu baik banget. Dia bahkan yang ngajarin gue buat selalu kerja keras. Gue ketemu dia waktu ada masalah di kantor polisi, gue ngobrol sama dia dan akhirnya gue sewa pengacara buat bebasin dia. Seungcheol itu baik, mungkin karena luka masa lalu dia jadi begini.."


Daniel merengkuh Seunghee yang menangis kencang. Sial, aku juga meneteskan air mata mengingat dulu aku sayang banget sama laki-laki ini.


"Seungcheol.. Maaf, kami semua gak bisa nyelamatin nyawa lo. Maaf kami telat bawa lo ke rumah sakit. Gue juga gak tau kenapa polisi datang dan tiba-tiba aja nembak lo. Yang jelas, seberapa bencinya kami sama lo dulu, sekarang semua rasa bencinya udah hilang. Bener kata Jeonghan, semoga kita semua bisa jadi sahabat di kehidupan selanjutnya.." ucapku panjang lebar.


Semua secara teratur mulai menebar bunga secara bergantian dan satu persatu berdoa secara pribadi untuk Seungcheol.


Saat kami jalan pulang ke parkiran mobil, seketika aku ingat sesuatu yang harus aku selesaikan. Sesuatu yang dari dulu mau aku bicarakan pada Seungcheol. "Han, aku balik dulu boleh, ya? Tunggu aku di mobil." Jeonghan mengangguk dan membiarkanku balik ke makam Seungcheol.

Aku berjalan kembali menyusuri nisan demi nisan dengan nama yang berbeda. Kakiku berhenti di nisan bernama Choi Seungcheol. Terdapat fotonya yang tersenyum datar di atas makamnya.  Siapapun ayo berkelahi denganku kalau bilang dia itu jelek. Choi Seungcheol itu tampan, hanya saja sifatnya yang jadi minus besar.




"Gue balik lagi karena ada banyak yang harus gue omongin disini."

Aku berjongkok dan mengelus fotonya dengan senyum sendu.

"Lo gak tau seberapa hancurnya gue pas tau kalau gue sayang sama orang kayak lo. Orang yang udah tega ngambil keperawanan gue, bahkan udah tega buat gue hamil di usia yang gak seharusnya. Gue gak tau harus gimana saat itu. Gue stres mikirin banyak kemungkinan buruk yang bakal datang,"

Perlahan air mata turun di kedua pipiku. "Gue merasa jadi pembunuh pas tau gue keguguran. Tapi gue juga gak tau apa gue kuat kalau gue rawat anak itu.. Jadi gue gak tau harus menyesal atau malah bersyukur."


"Gue hampir aja jadiin lo sandaran gue di sela dunia yang kejam ini. Dan kenyataan malah jadi sebaliknya, gue down banget, Cheol.."

"Tapi itu semua masa lalu, kan, ya? Gue udah bahagia sama keluarga kecil gue. Harusnya lo gak usah balik lagi ke kehidupan gue, jadi lo gak akan tidur di balik nisan ini sekarang. Kita bisa aja jadi temen baik, kenapa malah begini, Cheol?"


"Udah ketemu anak kita belum? Cantik atau ganteng? Bilang kalau gue minta maaf karena gak becus jadi ibu buat dia, okay? Gue pamit, kapan-kapan gue pasti dateng kesini. Rest in peace, Seungcheol."
























.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

- END -

Kurang jelas apalagi?
Intinya, Seungcheol-Haneul pernah deket, terus tau-taunya Seungcheol malah memperkosa dia, dia hamil, depresi, keguguran, setelah itu Seungcheol masuk penjara, deh.

Semua tebakan kalian salah, ya..
Yang nembak polisi yang dibawa Minghao, mereka ngumpet di balik pintu.
Awalnya mau tembakan peringatan, meleset ke dada Seungcheol berujung dia meninggal.

Maaf babeh...




HABIT || Yoon Jeonghan ✔Where stories live. Discover now