CERPEN🍁Penghianat

208 37 30
                                    

Cerpen

----

Ku duduk dibalkon tempatku berteduh dari lahir hingga sekarang

Merenung akan kebahagiaan dikala malam, menatap bintang yang kini tersajikan di awan gelap..

Satu rembulan membentuk sabit tak terlalu menerangkan malam itu, tapi dengan bintang kecil bisa menerangi hidupku sementara dengan keindahanya.

Ting...

Satu pesan masuk berbunyi dari benda pipih yang kupegang...

"Temui aku malam ini didekat taman."

Ia mengirim pesan perintah, membuat ku penasaran mengapa ia menyuruh ku semalam ini. Apakah ini penting? Ntahlah, untuk sekarang itu masih sebuah misteri...

Sepuluh menit berlalu..
Sama sekali ku tak mengubris isi pesan itu. Tak kupikirkan lagi, apakah ia marah atau tidak.

Hati berkata malas untuk beranjak pergi ketempat yang diperintahkan. Tapi, pikiran berkata ingin tahu mengapa dan apa yang terjadi pada dirinya yang mengirim pesan..

Bergegas ku ambil bomber yang tergantung disamping lemari, mengambil sepatu hitam putih yang sering aku gunankan dan beranjak pergi dari lamunan yang bersemayam...

***

Kini telah sampai akhirnya...

Entah, dimana keberadaan orang itu sekarang. Ku telusuri taman itu hanya untuk mencarinya hingga sempat salah mengenali orang...

Dia terlihat...

Akhirnya kudapatkan keberadaanya...
Ia berdiri menghadap langit dengan memasukkan tangan kedalam hoodie yang ia kenakan...

Aku datang dari belakang, ia tak menyadari kedatanganku...

Ku dekati dirinya, meyambar pundaknya dan menyapanya halus.

"Ngga, Angga."

Seketika ia menoleh kearah pundak yang berisikan tanganku. Dan merambat untuk menoleh kearahku..

"Akhirnya, kamu datang."

Ku naikkan satu alis mataku, menatapnya bingung seraya memberi kode mengapa ia menyuruh ku datang kemari.

"Aku, mau ngomong sesuatu."

Deg...

Hati berkata, apakah ia ingin mengungkapkan isi hatinya yang kini aku simpan hanya untuk dia. Tapi, apakah mungkin? Ouh tidak.. Tidak mungkin ia melakukan ini.

"Iya..."

Ku ucapkan satu kata dengan normal.

Ia menatap dingin kearahku. Awalnya aku biasa saja. Tapi, selama ini ia menatapku dengan tatapan misterius.
Ingin rasanya aku lari dari hadapanya. Tapi, aku bukan pengecut. Rasa ingin tahuku membuat ku tertahan dengan tatapan tajamnya.

Entah itu apa, ada sesuatu yang ia pegang didalam saku hoodie-nya... Setelah beberapa detik, mungkin ia bosan menatap ku tajam tanpa ada respon yang keluar dari mulut ku, dan akhirnyaa...

Doorrrr...

Aku terjatuh dan hanya terisa bekas luka darah yang mengalir disekitar jantungku...

Yang aku pikirkan sekarang, dengan nafas yang tersenggal...

Ternyata masih ada penjahat yang menyamar sebagai sahabat...

dr.


Sangatta, 6 Juni 2019

THE LIF£√Where stories live. Discover now