Part 34 - Akhir

46 8 9
                                    

__

"Jadi kita mau kasih suprise apa nih?" tanya Dinda.

"Gue gak tahu. Gue gue sih tergantung sama kalian." ujar garry.

Saat ini Garry, Viola dan Dinda sedang berkumpul di rumah Reno, tentunya tanpa Ashila.

Dinda sengaja menghindari Ashila hari ini, bahkan ketika Ashila menelponnya, mengatakan ingin datang ke rumahnya, Dinda langsung beralasan sedang mengantar mamanya berbelanja bulanan. Garry sendiri juga pergi tanpa mengajak Ashila, dia beralasan ingin ke rumah Reno.

Ini semua memang sudah mereka rencanakan.

"Kalo gitu, gue sama Reno mau beli kado dulu." ujar Dinda.

"Kalian berdua mending pesan kue ulang tahun deh." kata Reno menambahi.

"Kok gue sih?"

"Terus siapa? Masa iya, gue?"

"Tapi kenapa... harus sama dia?" tanya Viola pelan sambil menatap ke arah Garry yang sedang duduk santai.

"Yah, mau gimana lagi?"

"Harus gue, yah?" Dinda dan Reno mengangguk, mengiyakan.

Garry pun segera mengambil jaket dan kunci motornya.

***

"Harusnya kita itu pake mobil, kalo kayak gini kan, jadinya ribet." Viola mendumel tiada henti.

Barang yang mereka beli untuk kado ulang tahun Ashila berukuran sedang, tapi mereka akan kewalahan jika dibawa menggunakan motor, dan bodohnya Garry hanya menggunakan motor.

"Lo, kalo gak ngomong ngirit, cerewetnya minta ampun, yah." Viola mendelik. "Makanya jadi cewek tuh, pinteran dikit dong."

Viola terdiam, apakah baru saja Garry mengatakan secara tidak langsung bahwa dirinya bodoh?

Garry memainkan handphone-nya sebentar, selang beberapa menit sebuah taksi online tiba di hadapan mereka.

Segera Garry menaikkan semua barangnya ke dalam mobil.

"Pak, tolong antar barang ini sesuai alamat, yah!" Supir itu mengangguk. Lalu taksi itupun melaju.

Garry segera memakai helmnya, dan menyalakan mesin motornya, namun...

"Eh, lo mau gue tinggal?" tanya Garry membuat Viola sedikit terlonjak. Mungkin karena sedari tadi dirinya hanya melamun dan tak menyadarinya.

Viola langsung memakai helmnya juga, dan naik ke motor garry.

Garry langsung melajukan motornya cepat, tanpa tahu bahwa Viola belum siap di belakangnya. Spontan Viola langsung berpegang pada pinggang Garry.

"Lo gak bisa pelan-pelan apa?!" kesal Viola. Garry tak menggubrisnya. Dia malah menambah laju kecepatannya, membuat Viola terpekik. Tanpa Viola ketahui, Garry sudah menahan tawa melihat aksi Viola.

***

Mereka berempat mengendap-ngendap masuk ke kamar Ashila, suasana redup, membuat mereka merasa sedikit aman. Dinda dan Viola sudah bersiap-siap dengan terompet di mulut mereka, sedangkan Garry memegang kue ulang tahun dan Reno menyalakan lilinnya.

Setelah semua sudah siap, langsung saja, Dinda dan Viola meniup terompetnya.

Prruuuttt...

Ashila terlonjak kaget, terbangun dari tidurnya. Ia bertambah kaget lagi saat mereka berempat bernyanyi lagu selamat ulang tahun.

Selamat ulang... tahun...
Selamat ulang... tahun...
Selamat ulang... tahun Ashila...
Selamat ulang... tahun...

Only A Dream [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang