Epilogue

1.5K 183 6
                                    

Mark terkejut. Begitu juga dengan Chaeyoung.

"Hah maksudnya apa kak? Kakak bercanda kan?" Tanya Chaeyoung panik.

Wendy tersenyum pahit.

"Ayo, masuk dulu kedalam." Ajaknya.

"Kakak bercanda kan? Yeri-- ah maksudnya kak Yeri, masih hidupkan?" Tukas Mark cepat.

"Enggak Mark. Kak Yeri benar-benar udah meninggal." Ujar Wendy. Iya, Mark dan Chaeyoung juga sudah memperkenalkan diri mereka tadi.

"T-tapi kenapa, kak?" Cicit Chaeyoung.

Wendy menghela napasnya. "Waktu itu kak Yeri pulang kerumah sambil nangis. Pas ditanya kenapa, cuma dijawab mesin waktunya udah ngilang buat selamanya."

"Seminggu kemudian, kak Yeri minta izin pergi ke Seoul, buat nemuin temennya. Awalnya ayah sama ibu ga ngizinin. Tapi kak Yeri tetap ngotot, dan akhirnya pergi menggunakan kapal." Lanjut Wendy.


Wendy menjeda omongannya. Menghapus air matanya yang kini mulai berjatuhan. "Ternyata, pagi itu kesempatan terakhir kami. Kapal yang ditumpangi kak Yeri tenggelam. Dan j-jasadnya baru ditemukan dua hari kemudian. Mengambang diperairan bersama korban lainnya."



Mark menutup mulutnya tak percaya, sedangkan Chaeyoung sudah ikut menangis.

"B-bang. I-ini semua karena kita." Isak Chaeyoung. "Pasti teman yang kak Yeri maksud itu, kita."

Mark terdiam. Tidak sanggup berbicara.

"Itu semua takdir, Chaeyoung. Ini bukan salah kalian." Senyum Wendy. "Lagi pula, sekarang keinginan kak Yeri udah terwujudkan? Kalian, teman-temannya datang kesini."




"Bisa tunjukkan kami, dimana makam kak Yeri?" Tanya Mark pelan, setelah lama terdiam.

"Ayo, ikuti saya."















"Yeri—" Tangis Mark pecah begitu melihat makam dengan nisan bertuliskan nama Kim Yerim.

Ketiganya menangis.

Chaeyoung yang galak-galak cengeng, juga tidak mengeluarkan suara lagi selain isak tangisnya.

"M-maaf. Ini salah gue, Yeri. Ini salah gue." Isak Mark.

Wendy menepuk pelan pundak Mark. "Udah. Kalian juga harus ikhlas. Kak Yeri udah tenang disana."

Sekali lagi Mark menangisi pertemuan terakhirnya dengan Yeri, pertemuan yang ia lakukan di makam gadis itu sendiri.

Juga menangisi kisah cintanya yang baru saja dimulai, harus kandas seperti ini.






Epilogue, done ✔️

 ✔️Through the night  | Mark YeriWhere stories live. Discover now