Tegang.
Satu kata yang tepat untuk menggambarkan situasi di meeting room Hotel tempat Yunho menikahkan putranya dengan putri tunggal sang sahabat, Taeyang.
Taeyang tidak dapat menahan emosinya, terbukti kedua tangannya yang saling mengepal kini lebam akibat hantamannya pada dinding ruangan. Hyorin beberapa kali menenangkan, ia juga menangis—menangisi nasib putrinya yang terlihat dipermainkan oleh keluarga Yunho.
Sementara 'dua korban' hanya duduk dan tertunduk—tidak, hanya sang gadis yang tertunduk, tepatnya. Sementara sang pria berkali-kali menahan nafasnya, menghembuskannya lagi—panik, kesal, marah, semuanya disana.
"Bisa-bisanya dia memperlakukan putri yang sangat ku cintai seperti sampah!"
"Aku membesarkan putriku penuh cinta dan kasih sayang, memperlakukannya bagai mutiara yang berharga. Tetapi putramu?" begitulah kira-kira, Taeyang melampiaskan amarahnya.
"Young Bae, kau berhak membenciku. Sangat berhak. Tetapi hanya ini yang bisa aku lakukan—"
"Bisa saja semua ini dibatalkan. Tetapi, Kalian hanya peduli tentang pamor dihadapan orang-orang yang mayoritas adalah rekan kerja kalian berdua. Paman, tidak perlu marah atas kejadian ini jika sebelum mengulurkan tangan putrimu kepadaku--kau meminta tolong kepadanya untuk membantumu. Membantumu supaya tidak terlihat malu dihadapan orang banyak."
"Ayah, tolong carikan Jeon Jungkook untuk bertanggung jawab atas hati dan kehidupan gadis ini. Dan ini, terakhir kali aku menuruti permintaan Ayah dan Ibu."
Jeon Wonwoo, baru saja berbicara. Semuanya terdiam.
Padahal, satu jam yang lalu—ia juga mengalami hal yang sama. Jung Eunha—gadis yang akan ia nikahi minggu depan, pergi melarikan diri entah kemana. Buruknya, seorang suruhannya mengatakan bahwa Eunha pergi bersama Jungkook, adik kandungnya sendiri.
Setelah itu, Wonwoo pergi meninggalkan meeting room.
"Mina—dia Putra kami, Jeon Wonwoo.. Ia adalah putra yang baik dan berbakti pada kami. Aku bisa menjaminnya." Boa, bersujud dan menggenggam tangan Mina.
"Kehidupan Mina akan jauh lebih baik bersama Wonwoo, aku bertaruh nyawa atas itu." Sambung Boa, kedua matanya yang basah menatap Hyorin dan Taeyang.
Tidak banyak yang Mina tahu tentang Wonwoo, ia hanya tahu namanya ketika Jungkook berkata bahwa ia memiliki seorang kakak laki-laki yang tinggal di Luar Negeri, menjalani karirnya di Industri Metalurgi. Hanya itu saja.
Mina tidak bisa membayangkan untuk menikah dan hidup bersama dengan Wonwoo berbekal informasi yang sangat minim seperti ini.
--
"Aku memiliki seorang kekasih. Parasnya sangat cantik, ia juga sangat anggun."
"Benarkah?"
"Namanya Mina, putri tunggal dari teman Ayah."
Wonwoo menggelengkan kepalanya berkali-kali, memejamkan matanya pula untuk menepis bayangan dimana Jungkook memamerkan kekasihnya. Kekasih Jungkook yang sekarang telah menjadi istrinya.
Wonwoo tetap terbayang, dimana saat mengucap janji pernikahan—gadis itu tampak hancur. Matanya tidak dapat berbohong menyimpan kesedihan yang sangat mendalam.
"Nak," Wonwoo berbalik ke belakang, menghadap sang Ayah dan Ibu. Yang sangat ia hormati, tetapi mengecewakannya hari ini.
"Selanjutnya, terserah dirimu. Lakukan apa yang kau sukai. Tetapi, kami hanya meminta satu—jaga putri Paman Taeyang dengan baik. Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Confus ; Wonwoo x Mina
FanfictionPernikahan adalah sesuatu yang sangat indah. Namun, bagaimana jika pernikahan menjadi mimpi buruk? Saat keduanya sadar, di atas Altar... "Mengapa bukan pasanganku yang berada disana?"