04

890 84 2
                                    

"Jika tahu ada ulangan dadakan, aku bolos saja,'' keluh Seokjin.

''Songyoo songsaenim memang begitu, setidaknya kabari jika ada ulangan aissh.'' Decak Hoseok kesal.

''Jika diberi tahu apa kau akan belajar?'' lirik Yoongi sedangkan Hoseok hanya tertawa membenarkan perkataan Yoongi.

''Ya, Jimin-ah kita disuruh masuk ke ruangan songyoo ssaem,'' Timpal Namjoon dan mereka berdua pun menemui Songyoo ssaem.

Songyoo duduk di mejanya sembari fokus ke kertas yang menjadi pusat perhatiannya.

''Duduklah,'' mereka berduapun duduk dengan sopan.

"Kim Namjoon, kira-kira berapa nilaimu?''

''Nde? Eoh.. aku salah menjawab satu soal mungkin 90?,'' Songyoo memberikan kertas kepada Namjoon dan Namjoon menerimanya dengan pandangan terkejut dugaannya salah seratus persen salah.

"Ssaem, saya hanya salah satu tetapi mengapa nilai saya menjadi 50?'' alih-alih menjawab Namjoon. Songyoo menyerahkan selembar kertas juga kepada Jimin.

"Ssaem, bukankah nilai saya 60 tetapi ditulis 50..saya rasa ssaem salah menulis nilainya,''

''Tidak, aku benar. Coba kalian pikir sekali lagi perbuatan apa yang telah kalian lakukan''

Jimin berpikir lalu mengatakan dengan hati-hati,''apa karena saya tidak sengaja melihat jawaban Namjoon?''

''Kau menyontekku?!,'' sarkas Namjoon

"Aniya.. aku hanya tak sengaja melihat jawabanmu lalu.. lalu aku menulisnya"

"Itu sama saja mencontek, bodoh!,''

Tak terima dikatakan bodoh, Jimin membalas ucapan Namjoon,"Apa salahnya! Itu hanya satu soal toh itu juga kesalahanmu karena kau tidak menutupi jawabanmu!''

''Songsaenim.. saya tidak salah jelas Jimin yang salah''

Songyoo menyeruput tehnya '' walau kau tak bersalah namun kau terlibat di dalamnya tetap saja kau dianggap salah,''

''Ssaem tap-'' sergah Namjoon

''Karena orang lain cenderung menilai apa yang diluar tanpa mengetahui alasannya,'' Songyoo memandang Namjoon dan Jimin bergantian.

''Kuharap tidak ada lagi kejadian seperti ini nantinya''

***

Selesai sudah tes dadakan hari ini, sekarang saatnya latihan berperang. Ketujuh pria bak pangeran negeri dongeng itu sudah siap dengan segala peralatan panah. Mereka menunggangi kuda masing-masing.

"Anggaplah hewan adalah musuh yang akan menghancurkan negerimu. Perhatikan langkahmu dengan teliti jangan sampai musuh itu kabur karena kecerobohanmu dan yang terpenting shoot! Tepat pada sasaran. Kalian mengerti!" terang Jiseo.

"Ne"

"Yang mendapatkan mangsa paling banyak ialah pemenangnya dan ingat! Tidak ada kata curang'' tutur Jiseo.

''Ne'' mereka menjawab bersamaan disertai langkah kuda yang mulai berpencar mencari mangsa entah itu rusa, kijang, kelinci dan hal lain yang ada di hutan.

***
Semakin lama kuda Taehyung semakin malas untuk berjalan bahkan kini jalannya paling lambat diantara yang lain. Ia ingat jika di drama-drama orang akan menarik tali dan berkata hiya agar kudanya jalan lebih cepat. Baiklah mungkin itu adalah cara yang tepat. Taehyung sudah menyiapkan ancang-ancang dengan kedua tangannya menggenggam tali kuat-kuat.

Taehyung menarik tali tersebut sehingga kuda yang ia tunggangi berpacu dengan cepat hal itu membuat yang lain panik. Jungkook segera mengemudikan kudanya agar berpacu dengan cepat menyamai Taehyung namun apalah daya kudanya tidak secepat lajuan kuda Yoongi yang lebih dulu mengejar Taehyung.

"Kim Taehyung! Pegang tanganku!'' Yoongi mengulurkan tangannya,''Cepat!''

''Tidak, tidak aku tidak mau aku takut'' gugup Taehyung.

''Aissh, tidak ada waktu cepatlah kau akan selamat ditanganku!''

Taehyung menggeleng-gelengkan kepala tanda ia tak berani sementara matanya terpejam kuat menahan tangis.

"Tatap aku Kim Taehyung, percaya padaku" Taehyung membuka matanya menatap Yoongi dengan ketulusan sangat berbeda dari Yoongi yang berwajah jutek dan bermulut pedas. Keterlaluan jika Taehyung meragukannya. Mau tidak mau Taehyung menerima uluran tangan Yoongi dengan gemetar. Yoongi menariknya dan merekapun jatuh ke tanah dengan posisi Yoongi berada dibawah menahan tubuh berat Taehyung.

''Minggir, tubuhmu berat'' Taehyung segera menjauhkan tubuhnya dari Yoongi.

''Lain kali jika kau belum bisa katakanlah kepada seseorang untuk membantumu, jangan sembrono!'' Yoongi bangkit dan meninggalkan Taehyung yang menangis dilanda rasa takut sekaligus sakit hati akibat perkataan Yoongi. Secepat itukah ia berubah?

''Hyung! Gwenchana'' itu suara Jungkook yang menghampirinya dengan tatapan khawatir. Taehyung menyeka air matanya dan tersenyum mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja.

***

Di sisi lain, Namjoon dengan mata elangnya mencoba membidik domba yang tengah makan rumput.

Shoot berhasil tepat pada sasaran. Domba itu tumbang dengan darah segar yang mengalir deras dan berakhir tak bernyawa.

Namjoon terus melaju mencari mangsa ke pedalaman kali ini 2 domba dan 3 rusa telah mati. Mendadak mood-nya yang baik menjadi buruk karena kehadiran satu orang siapa lagi jika bukan Jimin.

"Hebat, kupikir kau pemenangnya kali ini'' kata Jimin dengan nada mengejek.

Namjoon memiringkan senyumnya,''Tentu karena akulah si nomor satu''

Jimin tertawa jahat ''sombong sekali kau''

***

Sudah beberapa kali Namjoon dan Jimin bertemu di tempat yang sama. Tersesat adalah kata yang tepat untuk mereka berdua. Walaupun masih dengan ego masing-masing mereka memilih untuk duduk bersama di sebongkah kayu dan menyaksikan api unggun. Di kala keheningan tersebut terdengar suara rintihan dari perut Namjoon. Sontak Jimin langsung tertawa mengejek,''kau lapar? Carilah makananmu sendiri kau kan si nomor satu''

Namjoon mengerang mencoba menahan emosi baiklah tak salah jika Jimin berkata begitu sebab ialah si nomor satu yang bisa melakukan segalanya. Namjoon pergi meninggalkan Jimin yang sedang memanggang sesuatu tampak menggiurkan sekali namun tidak. Namjoon tidak ingin meminta sesuatu dari si tengil itu. Tidak akan pernah.

***

Namjoon kembali dengan tangan kosong. Mencari makan di malam hari lebih sulit dibanding siang hari karena minim penerangan.

Jimin menoleh kearah Namjoon,"kau tidak dapat apa-apa'' sementara Namjoon hanya membuang muka.

''Makanlah'' Jimin menawarkan ubi yang sudah masak,''Ambilah sebelum kau menyesal'' mau tak mau Namjoon melangkah mengambil makanan dari tangan Jimin. Memang hatinya menolak untuk menerima tetapi perutnya tak mau berkompromi dengan isi hatinya.

Setelah itu hening tak ada pembicaraan apapun selain bunyi kunyahan dari kedua insan tersebut. Hingga Namjoon memecah keheningan.

''Mianhe''

''Aniya, aku yang salah '' Jimin menundukkan kepala

''Baiklah kita deal dan oh ya kau dan aku melanggar peraturan seharusnya kita tak boleh bermusuhan malah kita bermusuhan seharian'' Namjoon tertawa dan Jimin pun mengikuti tawa Namjoon.

***

"Ottokaji? Mengapa mereka tidak kembali?'' cemas Hoseok yang sedari tadi mengigit jempolnya. (Bagaimana ini)

"lebih baik kita mencari mereka saja,'' pinta Yoongi

''Jangan pernah cari mereka! Mereka akan pulang sendiri'' kata songyoo ssaem entah muncul darimana lalu menghilang bagaikan angin yang datang lalu pergi secara tiba-tiba.

"apa yang ia bicarakan'' bisik Seokjin lalu dibalas gelengan oleh Taehyung.

''HYUNG-NIM!'' teriak Jungkook lalu berhambur memeluk Namjoon dan Jimin diikuti Hoseok, Seokjin, Taehyung terakhir Yoongi. Mereka berpelukan dan saling merangkul satu sama lain seperti adegan kartun Teletabies.

Welcome to Our Magic Shop ✔Where stories live. Discover now