[10] Ini Gila

12.8K 715 6
                                    

Dari semua ketakutan yang ada, kehilanganmu adalah hal yang paling mengerikan.

Bahkan setelah satu jam setelahnya, Genta masih mencoba untuk menormalkan debaran jantungnya yang menggila

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bahkan setelah satu jam setelahnya, Genta masih mencoba untuk menormalkan debaran jantungnya yang menggila. Dilihatnya Elea sudah terlelap karena elusan lembut tangan Genta diperut perempuan itu.

Genta masih belum beranjak walau Elea sudah tidur, ia masih betah di sana dan mengusap perut Elea yang sudah mulai menonjol. Genta menatap wajah Elea yang terlihat polos dan lugu. Tidak salah memang jika Genta jatuh cinta pada perempuan itu sedalam ini. Elea memang cantik, bahkan sangat cantik. Matanya yang hitam mengkilat, bibirnya yang tipis sedikit memerah dan hidungnya yang tidak terlalu mancung, Elea ada definisi sempurna bagi Genta.

Genta memberanikan dirinya untuk berbaring di samping Elea, menyingkirkan kemungkinan yang akan terjadi jika Elea bangun, Genta hanya ingin berdekatan dengan Elea dan calon anaknya. Kali ini saja.

Di amatinya wajah Elea dari samping. Deru nafas Elea yang teratur membuat Genta seberani ini.

Sekarang, Genta bukan hanya memikirkan kebahagiaan dan kenyamanan Elea, Genta juga akan mulai memikirkan bagaimana caranya agar Elea tetap di sampingnya walau sudah melahirkan suatu saat nanti.

Genta pernah membayangkan kejadian itu, bahkan sampai terbawa mimpi. Mungkin hal terburuk dalam hidupnya adalah saat Elea meninggalkannya. Sering kali ia membayangkan hingga terbawa mimpi jika Elea akan meninggalkannya setelah melahirkan nanti. Menyerahkan bayi itu kepada Genta, lalu pergi.

Genta mendekatkan diri, mengecup kening Elea sebelum berbisik lirih ditelinga perempuan itu, "Please, di sini aja sama gue. Jangan kemana-mana. Jangan pergi."

Dari semua ketakutan yang pernah Genta alami, kehilangan Elea adalah hal yang paling menakutkan lebih dari apapun.

Cowok itu membungkuk setelah menyibakkan selimut. Walau sedikit ragu, Genta menarik sedikit ke atas baju piyama Elea, sehingga perut perempuan itu yang menonjol lebih besar untuk usia tiga bulan terlihat.

Genta mengecupnya dengan penuh kasih sayang. Berharap calon anaknya di sana mendengar suara hatinya.

"Nak, bantu Papa agar Mama tetap di sini ya. Bantu Papa, Sayang."

***

Elea terjaga pukul dua pagi. Sentuhan asing itu membuatnya terpaksa membuka mata. Hal pertamanya yang ia lihat adalah wajah Genta yang sedang memejamkan matanya. Elea kira, Genta akan meninggalkan kamar begitu Elea tertidur. Tapi ternyata tidak, cowok itu malah tertidur di ranjangnya.

Elea tidak tau harus marah atau tidak. Karena yang jelas bayangan menakutkan saat Genta menyentuhnya secara paksa kini tidak muncul dikepalanya. Sehingga Elea bisa menikmati wajah tenang Genta tanpa terbayang-bayang kejadian mengerikan itu.

Elea merubah posisinya menjadi menyamping sepelan mungkin agar tidak membangunkan Genta. Tangan pria itu masih di dalam bajunya, di atas perutnya. Elea menyukai itu, ia tidak munafik.

Our RelationshipWhere stories live. Discover now