~ 29 ~

553 18 1
                                    

RAHASIA YANG TERBONGKAR.

Fathan, ia mulai tersadar dari pingsannya. Langit-langit berwarna putih ia dapati ketika matanya mulai terbuka. Ia menoleh, jam di dinding sudah menunjukan angka tujuh.

Hampir 7 jam ia pingsan dan berada dirumah sakit. Dan.., matanya tertuju pada perempuan berhijab yang tertidur di sofa. Fathan tersenyum sebentar, kemudian, ia teringat akan rasa sakit yang sempat menyerang dadanya beberapa saat yang lalu.

"Kak Fathir.. pasti ini berhubungan dengan kak Fathir..?!?" Pikirnya, mencabut jarum infus yang tertancap di urat lengannya. Menyibak selimutnya. Dan turun dari ranjang.

"Fathan.. elu mau kemana?" Panggil Dania yang terbangun oleh suara gaduh Fathan.

"Gue mau pulang, gue ngerasa ada yang terjadi sama kak Fathir."

"Tapi elu belum sembuh, Than." Kata Dania berusaha mencegah Fathan pergi.

"Gak ada waktu buat nyembuhin diri. Gue kuatir dia kenapa-napa..!?" Kilah Fathan terlihat cemas.

"Ya udah kita tunggu dokter dulu buat mastiin keadaan elu."

"Gak bisa, elu tau kan perasaan anak kembar? Kalo ada apa-apa sama saudara kembarnya, anak kembar yang lain ikut merasakannya juga." Dania mengangguk paham penjelasan Fathan. "Dan gue ngerasa ada sesuatu sama Fathir, terakhir gue ngerasain rasa sakit yang sama ternyata Fathir pingsan akibat penyakitnya itu." Dania terdiam, ia sangat paham. Tapi ia kuatir dengan hati Fathan, ia takut Fathan akan bertemu Kayana dan melupakan dia seperti biasanya.

"Please, Dan.. ijinin gue ketemu Fathir."

Kali ini, Dania mengangguk. "Gue ikut kamu ya..!" Pinta Dania sedikit memohon.

Fathan mengangguk.

Dan dirumah Keluarga Fathan..

Kayana duduk meringkuk dilantai dekat pinggiran ranjang. Cahaya remang lampu meja menyala malas menerangi wajahnya dengan samar.

Airmata itu, tidak pernah berhenti menetes dari pelupuk matanya. Sembab, bengkak dan sedikit memerah.

Dipeluk figura foto pernikahannya dengan Fathir. Disana, didalam benaknya, ada puluhan ingatan tentang suaminya. Walau belum banyak memori kebersamaan dengan suaminya, namun ia amat sangat menyimpan kenangan itu dengan rapih. Kayana tak ingin ada yang hilang termasuk awal-awal ia menikah dengan laki-laki berwajah sama dengan mantannya.

Kayana menyesal? Ya, ia menyesal sekarang. Menyesal telah menyia-nyiakan hidup suaminya. Menyia-nyiakan keinginan suaminya yang ingin punya anak darinya.

Ia ingat itu, ingat tentang penolakan ajakan suaminya dimalam pertama waktu itu. Ia juga menyesal mengabaikan bisikan suaminya saat dia bilang 'sayang, kita bikin anak yuk.. aku pengen punya ada dari kamu.' andai ia tau, andaikan ia tau akan terjadi seperti malam laknat itu, mungkin ia lebih merelakan tubuhnya di jamah suaminya.

Kayana menghela nafas disela isak tangis yang tak ingin ia hentikan.

"Maafkan aku mas, maafkan aku.. andaikan aja aku mau melakukan permintaan mas Fathir.. mungkin aku gak akan menyesal seperti ini..!!"

Dan Tania..

Dia berada di ruang kerja Fathir. Berdiri sebentar di ambang pintu yang dia biarkan terbuka. Memandang seluruh isi dalam ruangan itu. Lalu, mata itu tertuju pada tengah meja kerja milik Fathir. Pikirannya mulai bekerja, yang ia lihat di kursi itu ada Fathir yang asik bekerja.

Selama ini, Tania sangat tau pribadi salah satu dari anak kembarnya itu. Seakan Fathir tak mau kalah dari siapapun.

Buku-buku itu selalu tertata rapih diraknya. Fathir selalu menata buku-bukunya sesuai abjad. Tania tersenyum simpul, namun ada kegetiran didalamnya.

SERPIHAN CINTA YANG HILANGDonde viven las historias. Descúbrelo ahora