SAM STORY - 2

902 187 220
                                    

Hari itu
Kami bertemu
...

4 June
07:45 AM

Senin pagi yang cerah.

Hari ini selang infusmu sudah dilepas. Semalam, kau berusaha menenangkan pikiranmu dan mencoba mengabaikan segala masalah yang ada di dalam kepalamu. Kau juga memutuskan untuk mau menelan makanan.

Meski pagi ini kondisi mu sudah lebih baik. Kepala mu masih terasa berat dan tubuhmu masih terasa lemah untuk banyak bergerak.

Jadi disinilah dirimu. Di depan ruang laboratorium. Duduk di atas kursi roda. Baru saja selesai melakukan pemeriksaan, dan tengah diam menunggu perawat yang mendampingimu kembali dari diskusinya dengan dokter di dalam sana.

Kau menoleh sejenak ke samping. Menatap datar sepanjang jalanan koridor yang sepi.

Sesungguhnya, tiga hari dirawat di sini kau masih belum terbiasa dengan suasana rumah sakit.

Nuansa putih dan dingin. Televisi yang tergantung dan menyala di dinding aula. Suara brankar (ranjang emergency) yang didorong di sepanjang lorong koridor. Hingga decitan langkah kaki para perawat dan dokter yang berlalu-lalang ke sana-kemari.
Meski masih terasa asing, tapi kau jadi sedikit menyukainya.

Karena setidaknya suasana ini terasa ada kehidupan. Setidaknya kau merasa tidak sendirian.

Tidak seperti saat kau berada di rumah megah nan mewah milikmu, yang tidak ada aktivitas normal di dalamnya.
Atau saat kau yang berada di sekolah dan tidak memiliki satu teman pun karena sifat mu yang dingin dan tak pandai bersosialisasi.
Ya ternyata sakit tidak buruk juga.
Semua lamunanmu ini masih terasa menyenangkan sampai tiba-tiba..

GUBRAAK!

Kau terpelonjat pada tempat mu. Dua matamu terbelalak tak percaya. Meski masih bisa menjaga ekspresi datar mu. Sebenarnya kau kaget bukan main.

"Sshh aw! Sakiiiit.."

Kau lihat yang dibawah sana mulai merangkak duduk sambil meringis memegang dahinya yang sudah memerah.

Itu seorang gadis yang seumuran dengan mu. Seorang gadis yang juga mengenakan piyama rumah sakit yang sama seperti mu.

Tiba- tiba saja gadis ini jatuh tersungkur dengan wajah tertelungkup ke lantai. Sampai-sampai suara jatuhnya cukup memilukan hati dan membuat orang berdecak kasihan.

DRAP DRAP DRAP

Apa lagi ini?

Berikutnya kau mendengar suara derap langkah di ujung koridor. kau menoleh dan benar mendapati tiga perawat laki-laki yang tengah berlari ke arah kalian.

"Hahhh" di bawah sana gadis itu menghela nafas panjang dan menggerutu dengan wajah kesal. "Ck! Gagal kabur deh!"

Dan setelah itu. Gadis itu tiba-tiba mendongak dan menatap ke arahmu. Sepertinya ia baru sadar jika sedari tadi kau ada di situ.

Detik berikutnya, gadis itu tampak menautkan dua alisnya intens, matanya menatapmu marah. Seolah ia sedang sangat kesal padamu. Mungkin gadis itu malu karena kau menyaksikan kejadian memalukannya barusan.

Tapi setelah itu, tiga perawat tadi akhirnya tiba. Kau lihat dua perawat menghela nafas berat dan menggaruk kepala mereka sebelum akhirnya masing-masing mereka menangkap kedua lengan kurus gadis itu dan menuntunnya berdiri kemudian berjalan pergi.
Mirip seperti tahanan napi yang sedang mencoba kabur dari sel dan berhasil di tangkap polisi.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya satu perawat tersisa yang tanpa kau sadari ternyata masih berdiri di depanmu. Name tag nya tertulis Billy Moses.

"Ya?" Tanya mu sedikit kaget.

"Anak tadi gak bikin kamu kenapa-kenapa kan?" Ulang Billy masih dengan raut wajah serius.

"Oh saya gak apa-apa." Jawab mu cepat.

"Maaf ya. Itu pasien yang agak suka bikin onar. Hari ini dia mau kabur dan sembunyi lagi di jadwal pengobatannya." Setelah selesai dengan percakapan singkatnya, Billy pun pamit dan pergi berlalu dari hadapan mu.

Koridor tempat mu menunggu pun kembali sepi. Tak ada siapa pun lagi. Dan..

"Pfftt.." Tawa mu yang tertahan pun tak terbendung lagi. Kau terkekeh geli sendiri di tempat mu.

Astaga bagaimana pun diingat kejadian tadi benar-benar membuat mu ingin tertawa.

Bagaimana posisi gadis itu tersungkur. Bagaimana ia malah marah dan menatap seperti ingin makan orang. Kau terkekeh lagi.
katanya menertawakan orang yang sedang jatuh itu dosa. Tapi setidaknya kau sudah berusaha menahannya.

Ceklek!

Pintu ruang laboratorium di belakang mu terbuka. Perawat yang kau tunggu sudah keluar.
Seketika itu juga kau tersadar dan bersusah payah menetralisir ekspresi mu.

Ya, kau tersadar jika pertunjukan yang membuat mu tertawa sudah berakhir.
Kau bahkan sedikit terkejut ternyata kau masih bisa tertawa. Karena kau sendiri pun hampir lupa kapan terakhir kali kau tertawa seperti tadi.

Si perawat mulai mendorong kursi rodamu dan kalian pun beranjak menuju ruangan mu. Tapi..

Kau tidak sadar hey Mr. Dilson. Pertunjukan itu belum berakhir. Ceritanya baru saja dimulai..

 Ceritanya baru saja dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👧: "marah nih!!"

👧: "marah nih!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👦: "...."

SAM'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang