15

1.6K 114 3
                                    

Henry bangun hari itu. Dan masih tidak percaya dia berada di tempat yang berbeda dengan rumah Kim Young Woon. Rasanya bagaimanapun dia berusaha, dia tetap tidak percaya dia akan menjadi Henry yang dulu. Henry yang tidak memiliki seorang ayah.

Pemuda itu masih betah berbaring bermalasan di futon. Ibunya sudah bangun dan memasak, dia bisa mencium aroma masakan. Namun itu tetap tidak bisa menggugah dirinya dari sikap bermalasan ini. Henry masih merenungi nasib.

Dia bertahan seperti itu hingga sang ibu memanggil. Membangunkannya untuk segera bangun dan sarapan. Setelah itu seperti biasa Hera akan melanjutkan kegiatannya membuat kue pesanan dan mengantarnya sendiri.

"Ayo bangun, Henry-ah. Walau masih liburan, jangan bermalasan begitu. Keluarlah dan lakukan hal menyenangkan." suara Hera berada tepat didepan pintu kamar. Henry masih diam menatap atap. "Ibu akan keluar sampai siang, kau tidak apa?"

Henry melirik pintu dari ekor matanya. "Hem."

"Baiklah. Jangan lupa isi perutmu."

Langkah Hera yang menjauh terdengar di telinga Henry. Hingga beberapa waktu terdengar pintu depan ditutup. Hera sudah pergi. Henry menarik tubuhnya bangun. Termenung beberapa saat. Dia menoleh ke jendela, menerawang.

0o0o0o00o0

Changmin datang saat Kyuhyun memakan sarapan rumah sakit dengan Leeteuk menemani. Kyuhyun tersenyum senang menyambut Changmin. Leeteuk tidak heran. Sejak Changmin datang waktu itu, Kyuhyun sudah mulai bersikap biasa. Meski tidak sepenuhnya dan dia tahu butuh waktu untuk itu.

"Aku bawakan banyak makanan, Kyunie." kata Changmin meletakkan dua kantung plastik di meja. Kyuhyun segera menyingkirkan makanan rumah sakit yang sejak tadi hanya berkurang sedikit.

"Aigo, begitu melihat makanan dari luar kau menyingkirkan semua itu? Ck, kau ini." gerutu Leeteuk. Matanya menatap Changmin penuh teguran. Namun Changmin masa bodoh dan mulai membuka bawaannya.

"Ini dia kesukaanmu." Changmin menyerahkan sebuah wadah makanan di meja makan Kyuhyun. Uap mengepul saat dia membuka penutupnya. Mata Kyuhyun berbinar. ***********. "Tenang saja saem, ini makanan dari rumahku. Aku senagja minta ahjuma memasak untuk Kyuhyun."

"Gomawo, Cwang!" ucap Kyuhyun yang mulai makan dengan lahap.

Leeteuk tidak berucap lagi. Dia hanya memperhatikan bagaimana Kyuhyun memakan makanan yang dibawa Changmin dengan sangat lahap. Pipi-pipi yang tirus itu menggembung penuh makanan. Dalam hati Leeteuk merasa lega. Dia juga tidak lupa memperhatikan Changmin yang bicara dengan Kyuhyun dan sesekali ikut mencomot makanan tersebut. Keduanya asyik dan mengabaikan dirinya.

"Aku akan menemui Tan uisa." Leeteuk bangun dari duduknya. "Changmin,"

"Aku ada disini. Kemarin pertandinganku yang terakhir." sahut Changmin seolah tahu apa yang akan dikatakan Leeteuk.

Leeteuk tersenyum kemudian dengan yakin pergi keluar.

Kyuhyun melirik pintu kamar inapnya, memastikan Leeteuk sudah pergi. Setelah yakin dia menghela nafas lega. "Dia selalu memaksaku memakan makanan yang tidak berperikepasienan itu. Menyebalkan!"

Changmin terkekeh. "Bahasamu aneh sekali. Jika makanan bisa bersuara mereka akan menangis dan protes kepadamu." lirikan Changmin jatuh pada makanan yang teronggok di meja, sebelum kembali pada Kyuhyun dan nyengir lebar. Kyuhyun manyun dengan kedua alis bertaut.

"Terserahlah." gumam Kyuhyun. Memilih fokus pada makanannya dan mengabaikan Changmin yang membuka bungkusan lain yang berisi banyak jenis makanan ringan. Changmin mengambil satu bungkus kue *******, lalu memakannya.

Let Me LiveWhere stories live. Discover now