Part 11. Musuh sekolah

8.3K 280 3
                                    

Sasa sudah turun dari motor Fadnan. Ia memperlihatkan raut wajah kesal kepada Fadnan. Fadnan kemudian tertawa melihat tingkah Sasa.

Fadnan kemudian mengusap wajah Sasa dengan tangannya. Sasa kemudian diam terpaku.

"Bedak gua ntar ilang!" Bentak Sasa. Ia kemudian bercermin di kaca spion di motor Fadnan.

"Heh! Lo itu biarpun gak pakek bedak aja, lo udah putih kok Sa" Puji Fadnan. Ia kemudian mengelus kepala Sasa pelan.

"Bedak bayi doang kok! Masalah banget buat lo" kesal Sasa. Ia kemudian segera pergi hendak ke dalam sekolah nya.

"Woy! Balik sini!" Panggil Fadnan. Ia kemudian mengibaskan tangannya, menyuruh Sasa untuk berbalik.

Sasa pun segera berbalik ke arah Fadnan. Sasa kemudian segera menuju ke arah Fadnan dengan langkah lesu.

"Apa?" Tanya Sasa. Fadnan kemudian memberikan tangan kanannya.

"Salaman sama gua. Gua kan su-" Ucapan Fadnan terpotong karena Sasa tiba tiba membekap mulutnya dengan tangannya.

"Lo jangan sembarang bicara dong!" Suruh Sasa. Kemudian Fadnan nyengir.

"Ya udah salaman sama gua"

Sasa segera bersalaman dan mengecup tangan Fadnan singkat. Kemudian dia langsung berlari kedalam sekolah.

Fadnan kemudian tersenyum dan langsung mengendarai motornya menuju sekolah nya.

Sasa sudah berjalan menuju ke kelasnya. Ia terlihat masih sangat capek.

"Sasa!!" Pekik seorang wanita. Sasa bisa mengenal suara wanita itu.

"Iya, bu?" Sasa kemudian menoleh, dan bersalaman dengan ibu mertuanya itu.

"Kamu kok udah sekolah sih? Emang gak capek apa?" Tanya Bu Siska. Ia kemudian mengelus rambut Sasa.

Sasa menggeleng kemudian tersenyum. Ia sebenarnya sangat capek, tapi mengingat sebentar lagi di sekolahnya akan ada acara pensi, makanya ia tak seharusnya absen.

Apalagi Sasa menduduki jabatan sebagai ketua kelas, yang tentu harus berpartisipasi dalam persembahan dari kelasnya.

"Sasa gak apa apa kok, Sasa ke kelas dulu yah bu" Pamit Sasa, ia kemudian berjalan menuju ke kelasnya. Meninggalkan Ibu mertuanya yang sedang menatapnya.

"Woy! Sa!" Teriak Keyla saat Sasa sudah masuk ke dalam kelas. Terlihat Sasa yang sangat tak bersemangat.

Keyla kemudian menyentuh dahi Sasa, tak terasa panas artinya Sasa tidak sakit.

"Lo kenapa sih? Lesu banget" tanya Kayla yang masih menatap ke arah Sasa.

"Gak kok" Jawab Sasa kemudian tersenyum, lalu menenggelamkan wajahnya di kedua tangan yang sudah terletak di atas meja.

Keyla kemudian memperhatikan Sasa yang hari ini. Entah kenapa gadis ini terlihat sangat lesu.

"DASAR ANAK CUPU LO!! HAHAHA"

Sasa kemudian langsung mengangkat wajahnya dan berusaha mencari sumber suara. Ia kemudian Menatap keyla.

"Itu siapa sih?" Tanya Sasa kesal, karena telinganya di buat sakit seketika karena suara cempreng itu.

"Wonder woman, lagi di butuhin tuh!" Sindir Keyla, kemudian menunjuk dengan dagunya keluar kelas.

Sasa kemudian mengerti. Ia kemudian segera menuju keluar kelas, dan menuju ke koridor depan kelas 11.

Sasa kemudian melihat pemandangan di mana seorang adik kelas 11 sedang di bully habis habisan oleh Laura.

Laura adalah siswi yang kerjaannya minta di takuti oleh warga sekolah. Ia selalu mencari muka di depan para anak laki laki.

Sebenarnya Laura memang menjadi lawan nya Sasa, di setiap ia membully pasti ada Sasa yang akan selalu melindungi anak nerd.

Dan sekarang ini, Laura sedang menghujat seorang adik kelas dengan kejam nya, bahkan adik kelas itu tertunduk malu dengan kaca mata yang retak karena di injak oleh Laura.

Sasa tak terima dengan hal ini.

"LO PIKIR? LO ITU TIPE NYA HELRI? HAHAHA MIMPI KALI YAH ANAK NERD KAYAK LO BAKAL JADIAN SAMA HELRI?"

"BENER TUH!!UDAH KEPANG DUA, KACA MATA LAGI, WAJAH LECEK LAGI. IYUWWW"

"HELRI! ITU PUNYA GUA"

"LAGIAN HELRI ITU KAN SEKARANG PACAR GUA, IYAKAN RI?"

Sasa makin tak suka. Apalagi cowok yang menyebabkan gadis itu di bully ada di situ, dan dia hanya memperhatikan saja!

Helri. Dia salah satu anak paling populer di SMA Gading. Ia adalah anak kelas 12 yang paling pintar, dia juga tampan.

Bahkan Helri juga menjadi sasaran nya laura beserta antek antek nya.

Helri juga di ketahui, punya perasaan terhadap Sasa. Tapi, Sasa tak suka dengan Helri, karena ia selalu saja diam setiap kali ada korban bully yang terjadi karena dirinya.

Tapi ia tak bertindak.

"WOY! MAYAT DANDAN! JAGA YAH UCAPAN LO!" Kali ini suara Sasa berhasil membuat Laura tersentak kaget.

"Sial! Kenapa dia di sini sih?"

"LO KIRA LO SIAPA HAH? MAIN NGEBULLY ANAK ORANG!"

Bentak Sasa, kemudian Keyla yang berada di belakang Sasa langsung membantu Adik kelas yang jadi korban bully itu.

"Lo itu gak usah ikut campur deh Sa!"

"Kalau gua ikut campur kenapa? Hah? Beruntung aja bokap gua gak tau kelakuan lo! Kalau dia tau, pasti udah lama lo di DO!" Cercah Sasa. Sasa tak pernah secara langsung berkata bahwa Papa nya adalah kepala sekolah.

Tapi entah kenapa kali ini ia sangat kesal dengan sikap Laura. Sudah lewat batas.

"Lagian gua heran deh! Cowok kayak lo suka sama cewek yang tampang nya kayak gini!" Kali ini sasaran Sasa adalah Helri yang sudah berada di samping Laura.

"Maksud lo apa yah!" Bentak Laura tak terima dengan kata kata pedas Sasa.

"Kenapa? Mau nantangin gua? Lo kira gua takut hah?" Kesal Sasa. Sepertinya laura kini menjadi pelampiasan Sasa.

"Sa! Udah deh lo gak usah ladenin ni cewek! Yok balik" Ajak Keyla. Ia sudah memegang adik kelas itu.

Sasa kemudian Menatap tajam Helri.

"Lo! Bener bener cowok pengecut!" Tunjuk Sasa tepat di depan wajah Helri. Ia kemudian Segera pergi dari tempat itu.

Terdengar suara sorakan dari beberapa siswa, serta suara kekesalan dari Laura dan antek antek nya.

"Sasa sialan!"

_________

SMA Udah Nikah? ✔Where stories live. Discover now