Part20. Om penyelamat

5.2K 179 0
                                    

"Gimana kabar kamu?" Tanya Sasa pada keyla, ia sedang menggendong Naya yang sedang menyusu. Keyla menghendikan bahu sedikit.

"Seperti yang lo liat aja Sa"

"Helri belum balik dari jogja?" Tanya Sasa penasaran. Keyla dan Helri sudah menikah setelah lulus SMA, awalnya Sasa juga kaget dengan perubahan perasaan Helri secara mendadak.

Tapi, yang namanya jodoh siapa yang tau? Apalagi undangan pernikahan mereka yang secara tiba tiba muncul.

Sasa beralih menatap Afif dan Fawwaz, anak tertua Keyla bermain mobil mobilan di ruang Tamu, serta Afifah yang sedang bermain Puzzle di ruang Tamu juga.

Sasa kemudian beralih menatap foto keluarga Keyla sahabatnya. Foto keluarga itu baru di pasang kemarin, karena sudah ada anggota baru di keluarganya maka otomatis fotonya di ganti oleh keyla.

Sasa juga memiliki foto keluarga di rumahnya. Ada foto dirinya, Afif, Afifah dan kedua orang tuanya. Itu keluarga lengkap Sasa.

"Sa!" Keyla memegang bahu Sasa, itu menyadarkan dari lamunan Sasa, Sasa segera mendongak ke arah keyla.

"Lo ngelamun apa sih?" Tanya Keyla. Sasa menggeleng sambil tersenyum simpul.

"Gak kok," Sasa kemudian melihat ke arah jam dinding rumah Sasa, menunjukan pukul 10.00 WIB "Aku balik dulu yah, bentar lagi ada rapat di kantor"

Keyla mendengus sebal. Ia kemudian menatap Sasa dalam.

"Lo masih terus kerja aja Sa? Coba deh, lo cari liburan, masa lo kerja melulu sih Sa," protes Keyla. Sebenarnya Keyla tak terlalu suka, Sasa sekarang menjadi terlalu sibuk dengan bisnis butiknya. Selama lima tahun terakhir ini Sasa mengelola butiknya, ia juga menyempatkan berkuliah juga.

Sasa memang pekerja keras, ia sudah berhasil membangun 10 cabang butiknya di beberapa daerah di indonesia. Butiknya ia beri nama Safifah Butik, singkatan dari namanya Sasa, Afif dan Afifah.

"Aku akan tetap gini key, hidup demi si kembar dan menjadi tulang punggung buat mereka," keyla terdiam ia kemudian berdengus sebal.

"Kenapa lo gak cari pengganti bu-" perkataan keyla terpotong oleh ucapan Sasa, Sasa juga sudah langsung emosi.

"Bisa gak sih jangan bahas ini! Gua benci!" Sasa sudah mengganti Kata Aku menjadi gua, Sasa benar benar sangat sensitif membahas soal pasangan hidup semenjak ia pisah dengan Fadnan.  Ia sangat trauma dengan masa lalunya.

"Maaf Sa" keyla sudah salah, Sasa yang sadar akan tindakannya kemudian segera merasa bersalah.

"Maaf key, Aku tadi.... Maaf yah" keyla mengerti, ia juga salah membahas hal itu pada Sasa, Sasa kemudian segera berdiri dari duduknya kemudian pamit pada keyla untuk pulang.

***


"Bunda, kok bunda belum datang?" Tanya Afif, ia menelfon Sasa menggunakan WatchPhone miliknya yang terlingkar di pergelangan tangannya.

"Bunda buru buru ke sana yah, maaf banget sayang. Tadi bunda ada rapat, kalian masih di sana yah? Kok gak suruh jemput oma aja sih?" Tanya bunda di seberang sana. Afif kemudian kembali mendekatkan watch phone itu ke dekat wajah nya.

"Kata Oma, Oma udah nyuruh Mang rido. Tapi, belum ada sampai sekarang," jawab Afif. Sasa di seberang sana mendengus kesal, ia tidak suka ada orang yang tidak tepat waktu.

"Ok ok. Nanti bunda telfon mang rido lagi yah,"

Afif kemudian menutup panggilannya, ia kemudian beralih menatap Afifah yang sedang makan cilok di depan sekolahan mereka.

Sudah sekitar 45 menit mereka menunggu jemputan yang tak kunjung sampai. Afif kemudian duduk di samping Afifah.

Tiba tiba....

"Hallo adek.." seorang 2 lelaki dewasa berpakaian menakutkan seperti preman menghampiri Mereka.

Afifah yang ketakutan melihat  itu kemudian langsung memeluk Afif. Afif memasang wajah marahnya.

"Mau permen gak? Yuk! Ikut sama om, nanti om beli in permen," tawar Om menakutkan itu. Afif menggeleng gelengkan kepalanya pertanda ia tidak mau ikut.

"Gak mau! Kata bunda, kita gak boleh ikut sama orang yang gak kita kenal! Apalagi mencurigakan!" Seru Afif berani. Kedua lelaki dewasa itu kemudian tertawa terbahak bahak, mereka meremehkan Afif.

"Lah om maksudnya baik, kok. Gak percaya?"

"Nggak! Mending om pergi deh, atau aku teriak!" Ancam Afif. Om tersebut terlihat Was was.

"Toloooooooong!!!!!!!!!! To-" mulut Afif di bungkam, ia kemudian di gendong oleh salah seorang dari mereka yang mungkin seorang penculik?

Sementara Afifah ia di perintahkan Afif untuk lari, Afifah kemudian berlari mencari pertolongan. Ia masih di kejar oleh salah satu dari mereka, Afifah menangis di kejar kejar ia sangat ketakutan.

"Bunda! Fifah takut, bun!" Ia terus menerus mengatakan hal itu. Tanpa sengaja Afifah menabrak seorang pria dewasa yang memakai tuxedo abu abu, pria itu kaget seketika. Ia menatap ke Afifah yang ketakutan, kemudian berjongkok dan bertanya.

"Kenapa? Ka-" Ucapan pria itu terpotong karena salah satu penculik tadi berteriak.

"Woy! Balik in anak itu!" Pria itu menatap sinis penculik itu, ia kemudian bertanya pada Afifah.

"Kamu kenal dia?"

"Nggak! Fifah gak kenal dia, dia tadi juga ngambil kakak Afif!" Lapornya. Pria itu kaget, sekarang ia mengerti.

"Kembaliin anak yang lo culik!"

"Enak aja, lo asal bicara!" Tak lama kemudian datang teman penculik itu, bersama Afif yang ia gendong, Afif terus memberontak.

"Kak Afif!" Teriak Afifah. Pria itu kemudian menyuruh Afifah masuk ke mobil dahulu, ia menguruskan dua orang brandal ini.

"Balik in gak anak itu!" Ancam pria itu. Kedua penculik itu tersenyum licik.

"Lawan dulu kita kalau berani!"

Setelah mengatakan itu terjadilah perkelahian 2 lawan 1!!

Pria itu unggul, hingga seketika salah satu dari penculik itu mengeluarkan pisau dari dalam sakunya, hendak melukai pria itu. Ia membelakangi pria itu, Afif yang melihatnya kemudian dari belakang langsung berusaha mengambil pisau itu.

Afif berebutan mengambil pisau itu, preman itu akhirnya mendorong Afif, tangan Afif terluka tergores pisau itu, Pria itu menyadarinya. Ia kemudian menendang penculik itu, hingga KO.

Mereka berdua kemudian lari terbirit birit karena ketakutan. Pria bertuxedo itu mendekati Afif. Ia melihat telapak tangan Afif yang tergores pisau.

"Kamu gak apa apa, kan?" Tanya pria itu pada Afifah yang baru keluar dari dalam mobilnya, menghampiri Afif. Ia menangis.

"Gak kok om"

"Tangan kamu sakit, kan? Om obatin dulu yah...."

Om tersebut kemudian sedikit meniup tangan Afif. Ia menggendong Afif dan memasukan dirinya dan Afifah ke dalam mobilnya.

________

Yeaayyyyyy Publishhhhhhh!!!!!

SMA Udah Nikah? ✔Where stories live. Discover now