10: unfortunate night

935 143 3
                                    

"jinwoo, buku pelajaran untuk besok sudah disiapkan?"

seperti biasa, minkyu memastikan adiknya itu sudah siap untuk sekolah besok. layaknya seorang ibu, ia selalu ingin memberikan perhatiannya kepada jinwoo. seperti yang selalu sang bunda lakukan padanya dulu.


jinwoo tidak pernah merasakan kasih sayang bunda, jadi aku akan berusaha sebaik mungkin agar dia bisa merasa dicintai oleh orang-orang di sekitarnya. aku, akan selalu menjaga jinwoo.


"sudah, kak." jinwoo menjawab.

"pr juga sudah dikerjakan?"

"sudah."

"bagus kalau begitu." minkyu tersenyum, tangannya melipat rapi tumpukan pakaian yang tergeletak di atas kasur.


sudah satu hari mereka tinggal di rumah sang kakek. besok mereka akan sekolah seperti biasa, di antar sang paman. mereka tidak akan di antar oleh ayah mereka lagi setiap pagi, jadi mereka harus terbiasa.

"kakak..."

"iya?" minkyu meletakkan pakaian terakhir di tumpukan teratas baju-baju, seraya tangannya membuka lemari.

"sebenarnya, bunda orangnya seperti apa?"

nafas minkyu seakan tertahan, gerakannya terhenti begitu saja. ia menoleh menatap sang adik, dan tersadar bahwa jinwoo tengah memegangi foto bundanya.




"jinwoo, dapat dari mana itu?"

"ruang tamu."

minkyu langsung cepat-cepat merapikan baju di lemari, duduk di sebelah adik.

"bunda itu..." minkyu ikut memerhatikan foto itu, "suaranya lembut."


jinwoo memperhatikan sang kakak dengan sangat serius, tangannya masih setia menggenggam selembar foto itu.

"bunda suka sekali tersenyum, bunda itu penyayang, dan... bunda juga suka kucing."

"wah! bunda dulu pelihara kucing?"

"tidak. soalnya kak yohan alergi."

"oh..."

"rambut bunda selalu dipotong sepanjang ini," minkyu menyentuh pundak jinwoo, "selalu diikat satu."

jinwoo mulai tersenyum.

"bunda dulu selalu cubit kakak dan kak yohan kalau tidak mau bangun tepat waktu," minkyu tertawa, menggaruk lehernya, "lucu kalau diingat-ingat."

"kayak kakak!"

"iya! kamu susah dibangunin sih!" minkyu menarik ujung hidung sang adik, lalu mereka berdua tertawa.

"oh iya, bunda suka sekali buah alpukat. sama kayak kamu."

minkyu melanjutkan bercerita tentang almarhum sang bunda, dan jinwoo senantiasa dengan antusias mendengarkan.

namun, kata-kata jinwoo selanjutnya membuat hati minkyu seakan hancur.





"kak, memang benar bunda benci jinwoo?"


Siblings  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang