#23 🌼Yosō-gai🌼

3.2K 389 17
                                    

Hari itu hujan turun dengan sangat deras nya, rintik air turun membasahi bumi, menghujam benda apapun yang berada di bawahnya. Angin bertiup dengan kencang, jendela jendela yang tertutup rapat ia hempaskan dengan sangat kuat hingga terbuka lebar.

[Y/N] terbangun karna terkejut dengan suara jendela yang terbuka membentur tembok. Air hujan mulai memasuki kamarnya dan membuat gorden nya basah. Buru buru ia berdiri dan melangkah ke arah jendela yang terbuka, air yang dingin dari rintikan hujan menyentuh wajahnya begitu saja, ia mencoba menutupi wajahnya dengan tangan agar tak terkena air hujan lebih banyak lagi.

Clap

Jendela di tutup rapat, [Y/N] mengehela nafas. Matanya melirik jam yang yang menggantung di sudut kamar sebelah lemari. Jarum jam menunjukan pukul setengah empat, seharusnya jam segini prajurit masih tertidur di kasur empuk nya.

[Y/N] berjalan ke arah kasur, ia bukan tipe orang yang bisa tidur lagi jika sudah terbangun dari tidurnya. Ia memilih berdiam diri sambil memikirkan suatu rencana.

Lima menit kemudian ia merasa bosan, ia adalah tipe gadis yang tidak suka berfikir kritis. Ia pun berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya. Suasana markas terlihat sepi, namun tidak sepenuhnya sepi, sudah ada beberapa orang yang berlalu lalang, entah itu karna bertugas atau menyiapkan sarapan pagi.

"[Y/N] kau sedang apa disini?" Rico, gadis berkepala dua dengan rambut silver sepanjang bahu itu menyapa [Y/N] yang bertingkah aneh seperti orang kebingungan. Tanpa sadar kaki [Y/N] melangkahkan nya ke dapur tempat orang orang menyiapkan sarapan.

"Eh? Anu...aku rasa aku tersesat"

Rico mengerutkan keningnya, tersesat? Alasan yang aneh sekali "apa kau sedang ngelindur?" Ucap rico memastikan keadaan [Y/N]. Mungkin gadis itu masih setengah tersadar dari tidurnya.

[Y/N] diam tidak menjawab, kepala nya tertunduk melihat ke sepatu butut miliknya. Rico menghela nafas "apa kau mau membantu ku?"

[Y/N] mendongak menatap rico, sudut bibirnya terangkat ke atas "Ya!" Jawabnya antusias.

2 jam berlalu.

Ruang makan sudah mulai padat diisi oleh prajurit, mulai dari prajurit pelatihan sampai ke prajurit senior. Menu makan hari ini cukup spesial dengan ayam goreng dan minumannya adalah teh manis. Para prajurit bersorak gembira, terutama gadis kuncir kuda yang dijuluki 'perut karung'.

Ekonomi di dinding rose mulai membaik, itulah sebabnya mereka bisa makan ayam, setelah sekian lama menjadi seorang vegetarian, akhirnya sekarang mereka bisa mencicipi rasanya daging lagi.

"Kau cepat belajar yah, [Y/N]" puji rico pada [Y/N] "dan terimakasih juga sudah membantu membuatkan sarapan pagi hari ini"

"Aah itu juga berkat bantuan rico-chan"

Rico tersenyum lembut "Kau juga makanlah, hari ini ada pelatihan kan?"

[Y/N] tersenyum "baiklah, sampai jumpa" setelahnya ia berbalik badan dan ikut mengantri makanan dengan beberapa prajurit.

***

"Bagus mikasa!! Seperti biasanya, kau memang hebat" teriak connie yang kegirangan seolah dia yang memenangkan pertandingan. Hari ini pelatihannya adalah bertarung dengan senjata dan senjata yang digunakan adalah senjata sungguhan. Lawan mikasa hari ini adalah reiner, pria tinggi besar dengan otot ototnya yang terlihat menonjol dari balik bajunya. Namun, bukan mikasa namanya kalo tidak bisa menjatuhkan lawannya, hari ini mikasa menang telak dengan membanting tubuh reiner sejauh dua meter.

[Y/N] hanya melihat dari kejauhan, latihannya sudah selesai dan ia berhasil memenangkan pertarungan. Ia tidak kenal dengan orang yang menjadi lawannya, ia hanya bertarung mengikuti instruktur komandan shadis.

you and me Captain [Levi X reader] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang