20

629 26 0
                                    

Sejak suara alarm berbunyi membuat reihan terbangun dari tidurnya, reihan sangat takut. Hatinya terus saja gelisah tanpa henti. Bukan karena alarm yang mengganggu tidurnya, tapi notif yang ia terima.

Besok adalah pertandingan futsalnya melawan sekolah lain, dan hari ini adalah latihan terakhirnya untuk mempersiapkan pertandingan esok hari. Tapi sejak latihan satu jam yang lalu, reihan sama sekali tidak fokus dengan latihannya.

Reihan duduk di tepian lapang futsal indoor sambil terus memainkan botol minumnya yang tinggal setengah. Teman-temannya, evan, satria dan nuril menghampiri reihan.

"galau mulu curut satu ini" ucap evan.

"what's wrong babe" sahut nuril seraya berlari menumbruk tubuh reihan dari belakang.

"kimi masih belum keluar dari rumah sakit?" tebak satria.

Reihan hanya mengangguk pelan. Ketiga temannya lalu saling pandang.

"oh gue ngerti, pasti lo takut nggak ada yang nyemangatin kan? Karena sekarang lo udah putus sama er.." nuril belum sempat melanjutkan perkatannya sudah mendapat geplakan dari evan.

"etdah si tai, bibir lu udah kayak ayam mau bertelur aja, berisik!" ucap evan.

"yeh gue kan cuma..."

"udah deh mending lo jangan ngomong, dari pada gue sentil hidung lo" timpal satria.

"pada jahat banget sama gue heran deh"

Reihan masih bergeming tanpa menanggapi teman-temannya.

"bentar lagi kimi ulang tahun" ucapnya setelah diam terlalu lama.

"widiih bagus dong nyuk, kita bisa bikin suprise kalau gitu" ucap nuril.

"kimi sukanya apaan?" evan menimpali.

"bolunya yang gede sekalian"

"kasih balon sama bunganya yang banyak juga, cewek biasanya suka yang kayak begituan"

"dia ulang tahun yang ke 18 tahun!" ucap reihan dengan suara meninggi. Teman-temannya yang terlonjak kaget hanya saling tatap penuh tanya.

"dokter bilang umur kimi hanya sampai 18 tahun, lalu apa yang harus gue lakuin? Gue bisa bohongin kimi dengan bilang dia bakalan sembuh, tapi gue nggak bisa bohongin waktu yang tiba-tiba berjalan begitu cepat" ucap reihan lalu menundukkan wajahnya menahan tangis yang bisa saja tumpah didepan teman-temannya.

Evan, satria dan nuril hanya bisa terdiam. Mencoba menenangkannya. Mungkin mereka bisa mencari cara untuk membuat sebuah kejutan ulang tahun, tapi jika kenyataannya ternyata seberat ini bagi reihan mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain mencoba menghibur reihan.

___

"ean besok tanding futsal kan? Jadi kimi kasih ini buat ean, supaya ean semangat" ucap kimi seraya meberikan sebuah ikat kepala berwarna merah dengan bertuliskan cool boy.

Ean menatap pemberian kimi sesaat lalu beralih menatap kimi dan tersenyum.

"terima kasih kupu-kupu kecilku, aku pasti akan memakainya" ucap reihan.

"kalau bisa, kimi pengen banget liat ean main futsal, semangatin ean langsung" wajah kimi berubah murung.

"kimi harus sembuh dulu, baru nanti kimi bisa semangatin ean langsung. Besok ean balik lagi kesini bawa piala ean buat kimi, tapi kimi harus janji kalau kimi harus sembuh ya" ucap reihan berusaha menarik bibirnya membentuk senyuman tipis, walaupun rasanya hatinya begitu sesak dan sakit.

"kimi janji ean..." ucap kimi.

"kalau gitu ean pulang dulu ya"

Ucap reihan lalu beranjak pergi meninggalkan kimi. Menutup pintunya perlahan lalu bersandar dipintu itu. Air mata yang ia tahan sedari tadi tumpah. Tubuh kekar itu sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit melihat perempuan yang ia sayangi terus berbaring dirumah sakit, hatinya mulai rapuh.

Suster dan orang yang lalu lalang hanya menyaksikan laki-laki tampan yang sedang menangia didepan pintu ruang vip tanpa menghiraukan orang yang mungkin sedang melihatnya simpati atau bisa aja aneh.

Sedangkan kimi yang melihat reihan dari belakang mulai meninggalkannya dan menghilang dari balik pintu begitu sangat sakit karena merasa telah membohongi reihan yang selalu yakin akan kesembuhannya. Kimi sudah menghitung hari sejak ulang tahunnya yang ke 17, dan sebentar lagi ulang tahunnya yang ke 18. Beberapa kemungkinan mungkin akan terjadi saat itu, tapi kimi hanya tidak ingin reihan merasa kecewa karenanya.

___

Sorak riuh penonton begitu ramai memenuhi lapangan indoor. Kedua tim memasuki lapangan, tim reihan berada di tim merah dan tim lawan berada di tim hijau.

Reihan terlihat tampan dan gagah dengan setelan merahnya, ditambah ia mengenakan ikat kepada pemberian kimi kemarin. Rambutnya yang agak kecoklatan itu terlihat sangat cocok mengenakannya.

Pertandinganpun dimulai, sangat sengit karena kedua tim begitu kuat mempertahankan gawang masing-masing. Reihan mencetak gol pertamanya di babak pertama, membuat timnya unggul dari tim lawan.

Babak kedua dimulai, perlawanan dari tim berbaju hijau semakin kuat. Lalu salah satu dari tim lawan menyenggol reihan sampai reihan terjatuh. Wasit meniup peluitnya dan mengeluarkan kartu kuning.

Reihan yang masih duduk dilapangan begitu terkwjut ketuka melihat kimi yang duduk diantara barisan penonton. Meneriakinya ahar segera bangun dan melanjutkan pertandingan.

Pertandingan pun selesai dengan skor 2-0. Tim reihan memenangkan pertandingan tersebut dan meraih pialanya. Kimi yang melihat reihan mendapatkan piala itu hanay tersenyum dari balik penonton yang jangkung. Lalu setelah selesai dan reihan berganti pakaian, segera ia mencari kimi.

Terlihat kimi masih duduk dibangku penonton sambil menunduk.

"kimi..."

...

REIHAN [END]Where stories live. Discover now