SENJA, HARAPAN, DAN KENANGAN (BEFORE THE ACHIEVEMENT)

Part 1

-2019- 

(Bene POV)

Hidup. Siapa bilang hidupku baik – baik saja? Hampir 25 tahun hidup, pasti ada selalu masalah yang menerpa, walaupun sudah ada yang berhasil kuselesaikan tapi ada pula yang masih berkubang di rawa-rawa.

Senja. Betapa indah pemandangan gunung di kala senja dengan melihat matahari yang akan terbenam sebentar lagi. Seperti namanya senja, pasti menyejukkan. Tapi tidak denganku. Namaku saja yang Senja, tapi bukannya menyejukkan tapi malah memanaskan dan membuat semua orang resah akannya.

Mungkin itu menurutku, walaupun orang terdekatku tidak menganggap seperti itu. Kumasukkan kakiku ke dalam air kolam renang sambil memejamkan mata, sampai akhirnya aku pun kaget karena manusia banyak drama satu ini.

"WOY BENGONG AJA LO!" teriaknya. Ya. Dia Rizki. Panggil saja blangsak. Ah tidak! Kak Iki. Seenggaknya aku hormat sama dia walaupun sering kutepiskan itu.

"Apa sih lo kak ngeganggu aja" sahut ku.

"Lo juga ngapain bengong-bengong. Mikirin hidup?" tanyanya penasaran.

"Ya"

"Oh bukannya lo kata orang-orang visioner ya? GOAL ORIENTED! Apa yang diinginkan, pasti tercapai!" jawabnya yang sebenarnya menyindir karena ia tahu kalo pribadiku hanya peduli mengenai sesuatu realistis, tapi yang berhubungan dengan hati, sama aja aku seperti orang kehilangan arah.

"Bukan dengan yang itu"

"Vito?!" tanyanya.

Aku pun hanya diam dan menganguk.

Semua terlihat baik-baik saja diluar. Tapi di hati, gak ada yang tahu. Tekanan batin apa yang dirasakan. Andaikan aku benar-benar menjadi orang buta perasaan selamanya. Andaikan aku bisa cuek soal hati seperti aku tak pernah peduli soal hal yang tak berhubungan dengan ku, sayangnya tak bisa.

Kak Iki yang melihatku pun hanya bisa menunggu dan ikut menyelamkan kakinya. Sekarang kami berada di King Villa, salah satu villa yang dipunya oleh senior kami. Aku sudah menganggap mereka yang berhubungan dengan ku selama ini sebagai keluargaku. Bahkan lebih hangat daripada keluargaku yang sesungguhnya.