Moonstars - 23

622 40 0
                                    





Setelah pulang dari kafe mereka berdua pulang kerumah dan mendapati mami mereka yang sedang menunjukkan wajah sedihnya di sofa depan TV yang mati, kedua kakak beradik itu terkejut mendapatinya, mereka langsung menghampiri Rina yang sedang murung



“Mi, mami kenapa?” Rita langsung  mendekap Rina begitu duduk disampingnya

“Mami kenapa, mi?” Juna langsung bertanya dengan nada tinggi








“Papi kalian tadi kesini dan memberikan undangan itu,” Rina menunjuk undangan yang berada diatas meja depan mereka, sontak Juna langsung mengambil kertas tersebut dan membacanya

Jerry Lionard Smith dan Angelina Joey.

“ANJING!” Umpatan keras berasal dari mulut Juna dengan tangan yang mengepal kuat-kuat








“Jaga omongan kamu Juna! Dia juga tetap Papi kita!” Rita menenangkan adiknya yang sedang dikuasai emosi yang mendalam, sebenarnya dia juga merasakan hal sama dengan Juna, namun dia masih bisa berkompromi dan mengondisikan situasi

“Sudah sudah, mami tidak apa-apa, lebih baik kalian masuk ke kamar,”



Mereka menuruti apa kata Rina dan mengelus bahu Rina sebelum mulai menaiki tangga menuju ke kamar masing-masing.



Pikiran Juna berkecamuk, dadanya bergemuruh, wajahnya memerah akibat amarah yang meluap di dadanya. Dia benar-benar marah, butuh pelampiasan untuk kemarahannya ini.

Dia bergegas pergi dari rumah dan mengunjungi suatu tempat untuk bisa meluapkan emosinya. Dia meraih kunci motor lalu berjalan menuju motornya berada dan segera melaju meninggalkan rumah.







Motornya berhenti tepat saat wajahnya terkena angin yang begitu menyejukkan saat helm-nya terlepas, matanya berkeliling menatap penjuru Pantai yang begitu indah untuk dinikmati. Yah, Juna berada di Pantai, kebiasaannya saat mengalami kesulitan adalah di Pantai tempat yang cocok untuk meluapkan segala masalah.

Dia berjalan menuju tepi pantai, masih dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia akhirnya mulai berteriak untuk melampiaskan segala amarahnya, dan sekarang, dia sukses menjadi pusat perhatian para wisatawan yang sedang berada disini.








Tapi tetap saja, Juna tak peduli sama sekali.


Matanya berkeliling ke penjuru pantai, dan seketika matanya melotot saat mendapati sosok gadis berwajah baby face. Dia berjalan mendekati tapi ia urungkan karena dia masih dalam mode menjauhinya.

Ya, dia Estrella Luna. Dan pilihannya jatuh pada warung kecil yang berada di dekat pantai. Dia membeli makanan ringan dan es teh sebagai minumnya dan kini mulutnya mulai bekerja untuk mengunyah.





--oOo--


Suara ombak yang berlomba-lomba menuju kedaratan terdengar jelas ditelinga seorang gadis berwajah baby face.

Matanya menatap kearah pantai yang begitu enak untuk dipandang, dia sedang berusaha menghibur dirinya di pantai, karena memang disaat ada masalah, Luna selalu datang ke pantai.

Karena baginya pantai adalah tempat yang menenangkan, udaranya yang enak, suara ombak yang merdu, juga suasana yang mengademkan hati.




Dia berjalan di tepi pantai, untuk sesaat matanya masih memandang ombak yang berkejaran sebelum akhirnya dia mendengar suara orang berteriak matanya langsung melotot.








Didapatinya Juna yang tengah berteriak, nampaknya dia juga sedang ada masalah, pikir Luna.

Terbesit rasa ingin menghampiri dalam diri Luna, namun dia teringat bahwa Juna tengah menjauhinya, jadi dia kembali memandang ombak.

Setelah dirasa hatinya telah tenang, dia kembali melanjutkan langkahnya untuk segera pulang kerumah.























A/n : masalah lagi. Masalah lagi. Gapapa deh namanya juga idup. Sabar ya JuNa

Juna Luna.

DAPET SALAM DARI EMAKNYA LUNA JUNA DAN SEGENAP PEMERAN MOONSTARS.

MoonStars [END]Where stories live. Discover now