02

16 2 2
                                    

YURA POV

Perutku rasanya keroncongan sedari tadi meminta diisi dan sekarang sudah ada mi ayam bakso dan es teh manisnya mang udin. Aku sedang di kantin saat ini yah tentu saja dengan lily, teman sebangku ku tu loh. Lily berjalan membawa makanan yang sama denganku tapi dia juga membawa makanan ringan lainnya, kenapa bisa dengan badan yang kecil semua makanan masuk? Kami makan dengan tenang walau suasana kantin begitu ramai. Sesekali kami bercerita atau saling melempar ejekan satu sama lain.

"Gue mo main kerumah lo" ucapnya memecah keheningan.

"Gak" sahutku cepat.

"Pelit amat sih"

Aku tak membalasnya dan lanjut makan tapi sepertinya ia orang yang tak mudah menyerah.

"Ayolah lo kan udah sering kerumah gue. Masa gue main ke rumah lo gak boleh"

"Jawaban gue tetep sama"

"Lo kenapa sih?"

"Paan?"

"Ya kenapa? Apa alesannya gue gak boleh main kerumah lo?"

"So simple, rumah gue jauh"

"Bus kan ada"

"Ntar lo capek"

"Ayo dong ra~ sekali aja plis"

"No"

"Raaaa~"

"No"

Lily memanyunkan bibirnya karna kalah berdebat denganku. So kalo kalian tanya kenapa aku gak mau bawa dia kerumah ya.. Karna aku gak mau😃.
Aku gak tau kenapa tiba2 kantin hening tapi aku dibuat kaget saat tubuh seseorang jatuh ke atas meja didepanku sepertinya dibanting orang. Aku melihat lily yang sama2 memasang wajah kagetnya. Aku mengitarkan pandanganku dan mataku menatapnya, iya dia yang katanya prince of school berdiri dengan muka merah padam seperti menahan amarah. Dan sepertinya aku tau mereka sedang apa yaps mereka berantem lagi di sekolah.

"Woy minggir lo dari situ. Ganggu aja heran"

Teriakan rita menggema ditelingaku. Kalo kalian gak tau rita, rita itu bad girl dia pacarnya prince of school ini gaes.

"Bacot lo anjir yang mulai lo pada bangsat" lily marah dan semua kata kasar meluncur dengan indahnyaa..
Tak mau terlibat aku segera menarik lily dan pergi dari tempat lucnut itu meninggalkan mereka yang entah mungkin mereka 'menikmatinya'. Sementara dikantin suara ramai sorakan anak2 yang menyemangati mereka berantem.

Orang jahat selalu ada. Ucapku dalam hati.

Btw yang tadi berantem itu namanya alan dirgantara. Udah kaya nama museum yah 'dirgantara'. Dia si prince of school itu loh, dia itu ku akui memang tampan bahkan sepertinya ketampanannya di atas rata2, buset kayak nilai😂. Tapi sifatnya itu looh bikin ilfil, emang dia pinter sih tapi segala sifat buruk melekat padanya kayak bolos sekolah, main cewe, miras, berkelahi dan yah aku gak tau apa lagi yang bagus dari dia selain ketampanan dan otaknya. Jujur saja aku gak mau terlibat dengan dia atau genknya yang sama2 brengsek. Aku cuma gak mau dikenal banyak orang. Cukup bersembunyi dan jangan mencolok. Aku memang tak sepintar alan tapi aku juga tidak bodoh. Aku juga tidak terkenal seperti mereka. Yang ku ingin adalah kehidapan tenang dan damai. Ku harap.

❄❄❄

Kembali dengan lembaran buku dan tatapan bosan serta malas anak2 dikelas, bukan cuma mereka, aku juga sama. Ini pelajaran bu mimin gaes, pelajaran sejarah yang bikin otak pusing. Lama2 mataku berat juga. Jelas lah berasa di dongengin gue sama bu mimin.

Kringgg..

Ah akhirnya selasai juga. Bel pulang sekolah berbunyi dan itu adalah hal paling paling menggembirakan hati siswa. Bu mimin keluar kelas begitu juga dengan murid lainnya. Selesai mengemasi buku, aku berdiri dan berjalan keluar kelas mengikui yang lain.

"Lo yakin nih gak mau gue main ke rumah lo?" tanya lily masih dengan pertanyaan yang sama.

"Pulang sono supir lo udah jemput tuh" tunjukku saat mobil avanza hitam berada tepat di samping gerbang sekolah.

"Bareng aja yuk gue anter kedepan rumah lo" mata lily berbinar binar seperti bayi meminta permen. Aku hanya menatapnya datar dan mendorong punggungnya pelan untuk segera pergi. Dia hanya cemberut yang sudah paham kodeku bahwa aku tidak mau.

"Yaudah deh see yah sayang" ucapnya seraya melambaikan tangan dari dalam mobil. Aku membalasnya dengan senyum singkat. Senyumku memudar saat jalanku dihadang seseorang. Aku harus mendongak untuk melihatnya bukan karna aku cebol loh yah dia aja yang ketinggian. Tatapanku kembali datar melihat ternyata alan yang menghadang jalanku. Tak mau meladeni ku putuskan tetap berjalan dan menghindarinya tapi dia malah menarik tas punggungku layaknya memegang se ekor kucing. Aku berbalik dan menatapnya kesal. Ingin rasanya ku tonjok wajah tampannya itu tapi tidak itu akan merusak image ku sebagai good girl. Ia melepaskan tasku dan tersenyum miring lalu pergi begitu saja dari hadapanku.

"Apa2an dia dasar sinting"

"Siapa yang sinting?" aku terlonjak kaget karna devan tiba2 berada disampingku.

"Ngagetin lo setan"

"Bahasamu baby"

"Nongol tiba2 sih apaan coba kalo bukan setan"

"Santay dong babe. Tapi mm.. Lo makin cantik aja yah" seraya mengedipkan mata. Eyuhh jijik liatnya. Tak mu meladeni aku bergegas meninggalkannya menuju halte depan sekolah.

"Lah kok ditinggal. Lo gak mau gue anter pulang?" teriaknya tak ku hiarukan.

Devan ini ketua osis disekolah. Dia beda kelas denganku tapi waktu kelas satu dulu kami sekelas jadi yah kita kenal walau kupikir tak akrab. Ku pikir.



Bersambung..

Shin Yura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang