03

6 2 0
                                    

Sebelum ke cerita saya mau mengingatkan cerita ini terdapat banyak kata2 kasar dan umpatan jadi bijaklah dalam membaca dan ambil baiknya saja. Walau saya gak yakin apa bagian baiknya😅.

Happy reading manteman ;)

YURA POV

Sial. Umpatku berkali kali. Aku harus berkutat dengan PR matematika yang pertanyaannya beranak pinak sedari pagi. Aku mengerjakannya disekolah dan sengaja datang lebih awal dari biasanya supaya aku mendapatkan ketenangan dan otomatis wangsit yang ku terima berlimpah. Aku bukannya malas mengerjakan hanya saja malam tadi aku tidak mengerjakannya dikarenakan menonton drakor yang aktornya si ganteng siwon itu loh. Yah aku juga sama seperti remaja cewek pada umumnya, aku cukup normal untuk menyukai mereka orang2 yang gantengnya kelewatan. Meskipun kupikir mereka tak nyata untukku. Bukan, bukan maksudku mereka benar2 tak nyata hanya saja pengertian nyata bagiku adalah suatu hal yang dapat ku sentuh dan ku miliki sedangkan oppa2 itu aku hanya bisa memandang mereka sambil senyum2 sendiri seperti orang kurang waras. Sedangkan mereka saja tidak tau jikalau aku sedang mengagumi mereka, lalu sebenarnya senyumku itu untuk siapa? Siwon? Atau bayang2nya? Hidup penuh dengan ironi ternyata. Memang sakit rasanya mengagumi seseorang yang tak kasat mata, eh maksudku yang kita sendiripun tak kenal mereka, atau bahkan rasa suka yang tak mungkin terbalas.
Yah sudah setidaknya kita bisa bahagia walau kebahagiaan semacam itu hanya semu.
Ku regangkan otot2ku sekedar melepas lelah dijariku yang sedari tadi menulis deretan rumus yang rumitnya melebihi cinta segitiga. Tak terasa akhirnya aku menyelesaikan PR ku tepat waktu. Ku pandangi lagi kerjaku, jawabanku seperti mengarang bebas. Ah entahlah kadang siswa memang suka salah menerapkan sesuatu, b.indonesia yang suruh mengarang malah mikir, matematika yang suruh mikir malah ngarang😰. Kelas mulai ramai dan dengan itu pula aku melihat lily yang berjalan kearahku dengan senyum bodohnya. Wah roman2nya gue tau nih anak mau apa😓.

"Raaaa~ pinjam kerja mat lo dong" pintanya dengan puppy eye's. Suer demi apah bukannya lucu malah jijik gue liatnya. Dengan malas ku serahkan jawabanku, sebenernya berat sih tapi yodahlah itung2 sedekah kan aku anak baik hati dan tidak sombong.

"Makasihhh yuraa~ ntar aku traktir nasi goreng ibu cucu deh" demi apa hasil kerja keras penuh keringat menguras tenaga dan pikiran hanya dihargai traktiran nasgornya bu cucu.

"Ya ya"  balasku malas. Lily segera duduk dan menyalin jawabanku. Seketika dia syok melihatnya.

"Wtf jawabannya banyak amat kayak rel kereta sih mana muter2 lagi" keluhnya.

"Yaudah kalo gak mau kerjain sendiri" ucapku dan menarik paksa buku ku.

"Eh eh maaf dong. Gue liat punya lo aja, gak sempet ngerjain sendiri"

"Makannya ngerjain tuh dirumah kaya gue" wkwk sama kali gue juga disekolah.

"Iye iye anak rajin mah beda" dumel lily.

🌞🌞🌞

Sesuai janji lily kini ia tengah memesan dua porsi nasi goreng bu cucu sedangkan aku duduk manis menunggu makanan datang, enak kan gak perlu ngantri. Tapi sebenernya menunggu gak selamanya enak, kadang jenuh juga apa lagi nunggu yang gak pasti.
Lily datang dengan pesanan ditangannya.

"Ini nyonya pesanan anda"

"Pelayan baru?"

"Iya nih gegara minta contekan jadi gini berasa babu"

"Yang iklas doong kalo mau traktir jangan setengah2"

"Njeh nyonya njeh, iklas ini"

"Iklas kok diomongin. Dasar pamrih"

😒kira" beginilah ekspresi lily saat sedang ku goda. Sedangkan aku hanya tertawa renyah melihatnya.
Saat kami sedang menikmati makanan kami tiba2 saja devan dan teman2nya datang tanpa diundang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shin Yura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang