12-Brukk

129 31 24
                                    

Salwa terkejut saat sebuah mobil besar milik keluarga Afwan datang ke rumahnya. Cewek itu segera berlari menuju kamar dan mengganti pakaiannya dengan dress yang lebih panjang.

Dalam hati Salwa bertanya-tanya, untuk apa keluarga Afwan datang kesini? Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan sosok Madina menghampirinya, "Salwa, ayo keluar, mereka sudah menunggu."

"Kenapa mereka kesini, bu?" Salwa bertanya dan tidak dijawab oleh Madina, wanita paruh baya itu justru menuntun putrinya agar segera keluar dari kamar.

Salwa duduk di ruang tamu dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia menatap Afwan yang juga duduk disana sambil terus memperhatikannya.

Semuanya hening, hanya Afwan yang tiba-tiba berdehem sebelum membuka mulutnya. "Salwa, will you marry me?"

Salwa terkejut, dia hanya bisa merasakan pipinya yang panas dan mulai memerah. Cewek itu juga merasakan seperti ada yang menepuk-nepuk pipinya.

Salwa semakin terkejut saat membuka matanya dan melihat Satya yang terus menepuk pipinya tak henti-henti.

"Sal, bangun woi."

"Aaaaaaaa." Salwa berteriak karna melihat penampakan buruk yang tiba-tiba datang di mimpi indahnya.

"Apaan sih, tidur sambil senyum-senyum sendiri."

"Ihh abang ngapain sih disini, ganggu tidur aja," keluh Salwa saat tersadar bahwa yang dialaminya tadi hanyalah mimpi.

"Liat nih udah jam berapa?"

Salwa segera melonjak dari kasur dan berlari ke kamar mandi saat melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

Satya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah adiknya yang sangat kekanak-kanakan, padahal usianya sebentar lagi akan menginjak 17 tahun. Satya tak habis pikir, bagaimana jika Salwa mempunyai pacar. Apakah pacarnya akan tahan dengan tingkah childishnya itu

Satya segera keluar dan memanaskan motor vespa miliknya untuk mengantarkan Salwa berangkat ke sekolah. Cowok itu yakin, Salwa tidak akan sempat jika harus menunggu angkot lewat karena sudah kesiangan.

***

Afwan duduk di kantin sambil mengetuk-ngetuk meja dengan jari. Cowok itu hanya diam memperhatikan Figo dan Sam yang sedang menikmati bakso. Afwan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin, dia tidak menemukan cewek itu.

"Eh, kalian kenal Salwa Ayyumi nggak?" tanya Afwan di sela-sela keramaian kantin.

"Nggak tau," jawab Sam singkat, melanjutkan kegiatan makannya.

"Kayaknya anak kelas sebelas IPA-2 deh." Figo menjawab sambil menjauhkan mangkuknya yang hanya tersisa kuah.

"Beneran? Berarti kelas sebelah gue dong, kok nggak pernah liat," sahut Afwan.

"Iye, mana gue tau."

Afwan langsung beranjak dan berjalan menuju kelas yang di sebutkan Figo. Cowok itu tetap meneruskan langkahnya tanpa mendengarkan teriakan kedua sahabatnya, "Woi Fan, mau kemana lo?"

"Main nyelonong aja," cetus Figo.

11 IPA-2, kelas itu tampak sepi saat jam istirahat, hanya ada beberapa siswa-siswi yang tidak pergi ke kantin dan menyantap bekalnya dari rumah, termasuk Salwa.

Afwan menghampiri Salwa yang duduk di bangku belakang, membiarkan siswa-siswi di kelas itu yang terkejut dengan kedatangannya secara tiba-tiba.

"Afwan kamu ngapain ke sini?" tanya Salwa yang juga terkejut melihat Afwan.

FANBOY SARUNGAN Donde viven las historias. Descúbrelo ahora