| 12. Terjebak |

9.7K 1.1K 99
                                    


Alexa mengemasi baju dan barang kedalam kopernya. Ibunya sibuk menyiapkan kotak makanan untuk dibawanya dijalan. Hari ini kepulangan Alexa kembali ke California. Dia akan tinggal bersama nenek dan kakeknya disana, sedangkan ayahnya akan mengantarkannya kebandara.

"Mom lihat kalung liontinku?" tanya Alexa.

"Kalung yang mana?" Ibu Alexa menghampiri Alexa, Memasukkan kotak makanan kedalam tasnya.

"Liontin kado ulang tahunku dari nenek."

"Mom tidak tahu, sudah nanti saja. Nanti kamu ketinggalan pesawat. Biar nanti Mom mencarinya, kalau ditemukan Mom akan langsung mengirimnya untukmu."

"Baiklah."

Alexa membawa tas ranselnya yang terlihat berat itu. Keluar rumah, dia melihat ayahnya yang sudah siap dengan mobilnya. Matanya menatap rumah sebelahnya itu.

Dia melihatnya lagi, berada dibalik tirai jendela rumahnya mengintip.

"Hati-hati dijalan, sayang! Kabari Mom jika kau sudah tiba dibandara dan rumah nenek." kata ibu Alexa yang mengecup seluruh wajah anaknya.

Alexa menganggukkan kepalanya dan tersenyum sebagai jawaban. Ia mengatakan pada ibu dan ayahnya, libur sekolah musim panas nanti dia akan berkunjung lagi ke rumah ini ataupun hari libur lainnya jika dia bisa.

Menarik nafas dan membuangnya, Alexa menatap rumahnya sekali lagi, semoga dia akan baik-baik saja.

"Hati-hati dijalan!" teriak ibu Alexa ketika melihat mobilnya mulai berjalan. Beliau melambaikan tangannya tanda perpisahan. Alexa yang melihatnya dari kaca mobil tersenyum.

"Sepertinya aku akan merindukan kue buatannya."

Mendengar hal itu, membuat ayah Alexa tertawa, "Dan kamu akan merindukan sifat posesifnya nanti." ujar ayah Alexa. Mereka saling tertawa memikirkannya.

()()()()()

Suara musik dari radio mobil mengalun sepanjang jalan menuju bandara. Terkadang mereka mengisinya dengan bernyanyi bersama.

BRAKK

Mereka dikejutkan dengan suara yang berasal dari belakang mobil. Ayah Alexa melihat kebelakang yang ternyata sebuah mobil mencoba menabraknya.

"Ada apa dengan mobil itu?!' kesal ayah Alexa. Mereka tidak bisa melihat orang yang berada didalam mobil itu karna kaca mobil yang berwarna hitam pekat.

BRAKK

Lagi-lagi orang itu menabraknya, "Ayah, sebaiknya kita menepi." saran Alexa.

Ayah Alexa mencoba menepikan mobilnya untuk menghindari tabrakan. Tapi mobil misterius itu tidak ikut berhenti atau melaju menghindari mobil yang ditumpangi Alexa.

BRAKK

Mobil misterius itu melaju cepat menabrakkan mobil ayah Alexa bagian belakang hingga keras dan suara decitan ban mobil yang terdengar nyaring ditelinga.

Mobil yang ditumpangi Alexa itu terpental hingga menabrak pohon yang berada disisi jalan. Kabut asap mengepul lebat pada mobil Alexa.

Alexa membuka matanya perlahan. menyentuh keningnya yang basah karna darah. Pusing dan sakit ia rasakan pada kepalanya.

"Ayah.." desah Alexa yang melihat ayahnya mengalir darah dikepala dan tangannya.

"Awwhh..." ringis Alexa ketika ia ingin menyentuh ayahnya, merasa perih pada kakinya, dilihatnya kakinya terjepit. Alexa menangis kesakitan.

BRAK

Mata Alexa yang samar terlihat karna air mata, melihat seseorang menghancurkan pintu mobil. Mencoba menarik Alexa yang terhimpit, Alexa hanya diam karna tubuhnya lemah.

Ia melihat orang yang menolongnya. Pria berjaket hitam dan masker dokternya. Alexa menangis ketakutan.

"Tidak!!! Ayah! Ayahku! Tolong..."

Kepala Alexa terasa berputar, hingga akhirnya dia tidak sadarkan diri.

()()()()()

Suara tetesan hujan yang deras membuat Alexa membuka matanya perlahan. Matanya melihat tepat dibalik jendela yang tertutup air hujan. Sakit dikepalanya membuat Alexa meringis.

Tiba-tiba memori dikepalanya mengingatkan dia pada kecelakaan mobil yang dialaminya, membuat Alexa ingin bangun dari tidurnya ditempat asing ini. Alexa meringis lagi, sakit ia rasakan dibagian kakinya. Melihat kakinya sudah dibalut kain yang tebal.

"Ayah.." Alexa menangis sambil memanggil ayahnya, kakinya bahkan susah digerakkan dan terlalu sakit untuk sedikit bergerak.

CKLEK

Alexa melihat pintu tiba-tiba terbuka. Orang itu masuk dan melangkah menghampiri Alexa.

"Ada apa? Kenapa menangis?" tanya orang itu, "Apa kakinya masih terasa sakit?" tanyanya lagi, Alexa hanya menatap tajam orang itu.

"Coba biar kulihat." ucap orang itu yang ingin menyentuh perban dikaki Alexa, tapi Alexa langsung mendorong keras orang itu hingga mundur beberapa langkah.

"Tidak perlu!! Aku hanya ingin pulang!" dengan pelan Alexa membawa kakinya menyentuh lantai. Mencoba berdiri, tapi gagal. Dia terjatuh dilantai yang dingin itu sambil meringis keras.

"Keras kepala!!" teriak orang itu menghampiri Alexa yang terjatuh.

"Jangan sentuh aku!" teriak Alexa ketika ia melihat orang itu ingin membantunya kembali ke tempat tidur. Melihat penolakan, orang itu tetap ingin membantu Alexa.

"Kamu ingin pulang?! Berdiri pun tidak bisa!"

"Ini semua karnamu!" teriak Alexa membuat orang itu terdiam.

"Sebenarnya apa maumu Maxel?! Kenapa kau menabrak mobilku?! Se-sekarang bagaimana keadaan ayahku? Aku ingin pulang menemui ayah!" kata Alexa yang ingin menangis.

Alexa langsung berusaha kembali berdiri, tapi dicegah oleh Maxel yang langsung mengangkat Alexa kembali ketempat tidur diiring pemberontakan Alexa.

"Ayahmu baik-baik saja. Dia sudah dibawa kerumah sakit. Dan masih hidup." tekan Maxel dikalimat terakhir.

"Bagaimana aku tahu ayahku baik-baik saja?! Sedangkan kau tidak dapat dipercaya!"

"Terserah kau!"

Maxel langsung meninggalkan kamar yang ditempati Alexa, menutup pintunya dengan keras. Meninggalkan Alexa yang terus menangis.

()()()()()

Alexa terbangun dari tidurnya, tubuh dan pikirannya terasa lemas karna menangis seharian, bahkan dia tidak tahu sekarang jam berapa. Ruangan yang ia tempati lebih gelap dari sebelumnya, menandakan diluar sana mungkin sudah malam.

Beberapa kali juga ia mencoba turun dari ranjangnya, tapi kakinya masih tidak mampu untuk melakukannya.

CKLEK

Alexa menengok ke arah pintu terbuka. Maxel datang dengan nampan berisi makanan dan obat-obatan datang menghampiri Alexa.

"Makanlah! Pasti kamu lapar. Aku akan mengganti perban diluka kakimu itu." ucap Maxel sambil menatap Alexa sedangkan yang ditatap hanya membuang muka.

Maxel meletakkan nampan berisikan makanan dipangkuan Alexa. Ia beralih membersihkan luka dikaki Alexa dan menggantikan perbannya dengan yang bersih dan baru.

"Tolong katakan pada ibuku, bahwa aku sekarang dirumahmu, dan suruh ibuku menjemputku disini." kata Alexa. Maxel diam saja, ia sibuk mengobati luka dikaki Alexa. Sesekali ia melihat raut wajah Alexa yang meringis menahan sakit.

"Hai! kau mendengarkanku?!" teriak Alexa.

"Akan aku sampaikan." ucap Maxel yang masih sibuk mengobati kaki Alexa.

"Pembohong!" tuduh Alexa, Maxel hanya diam menanggapinya. Membuat Alexa bertambah marah.

MAXELWhere stories live. Discover now