Part 5

6.9K 424 6
                                    

Lanjut...

Malam semakin larut, Xiandi tersenyum sepanjang jalan mengingat pertemuannya dengan gadis yang ia selamatkan lima tahun yang lalu. Xiandi pikir ia tidak akan bertemu lagi dengan gadis itu, namun nyatanya takdir berkata lain.
"Gadis itu, mata itu mengingatkanku pada seseorang." Xiandi tampak berpikir berusaha mengingat seseorang yang menurutnya mirip dengan gadis itu.

Saat mendekati gerbang istana Xiandi tertegun mendengar suara merdu seruling yang di mainkan seseorang.
"Diam," perintah Xiandi sembari mengangkat tangannya pada kasim Lim dan para prajurit pribadinya.

Kasim Lim dan seluruh prajuritnya pun berhenti bergerak mengikuti instruksi Xiandi. Xiandi perlahan mendekati sumber suara dan menjauh dari jalan arah pulang ke istana. Suara indah seruling itu mengingatkan Xiandi pada seseorang yang selama ini ia cari. Langkah Xiandi kian cepat seakan tidak sabar bertemu dengan gadis yang telah mengikat hatinya.
"Kali ini aku akan menemukanmu," lirih Xiandi.

Sesampainya di tempat yang menurut Xiandi adalah tempat orang yang bermain seruling, lagi-lagi Xiandi dikecewakan dengan kepergian orang itu. Xiandi menoleh ke sisi pohon besar dengan akar yang keluar ke permukaan tanah. Kelopak bunga persik bertaburan di sana, dan itu artinya gadis itu sebelumnya benar ada di sana.
"Lagi-lagi aku gagal menemukanmu," kesal Xiandi berdecih.

Kasim Lim mendekat, mengingatkan pada Xiandi untuk segera pulang ke istana. Mau tak mau Xiandi harus pulang meski dengan berat hati demi keselamatannya.

________

Xiandi tiba di kediaman Naga, raut wajahnya kesal dan muram.
"Panggil inspektur polisi Cheng Li kemari," perintahnya pada kasim Lim.

Kasim Lim mengangguk mengerti, jika suasana hati kaisarnya seperti ini, kasim Lim akan berubah menjadi pria sejati tanpa berbasa-basi atau pun bercanda pada Xiandi. Kasim Lim sangat tahu kapan dirinya harus bersikap.

Selang beberapa waktu lamanya, terdengar suara Kasim Lim yang mengumumkan kedatangan inspektur polisi Cheng Li.

"Duduk," perintah Xiandi pada inspektur polisi Cheng Li setelah masuk ke ruang kerja Xiandi dan berhadapan langsung dengan Xiandi.

Inspektur polisi Cheng Li menunduk memberi hormat kemudian duduk. Pandangannya lurus menatap raut kesal Xiandi.
"Ada apa yang mulia memanggil saya?" seperti biasanya Cheng Li tampak berwibawa.

Xiandi menatap Cheng Li dengan tatapan serius, "apa kau sudah menemukan gadis pemilik seruling itu?"

Pertanyaan Xiandi itu selalu membuat degup jantungnya berdetak kencang. Cheng Li menunduk dalam, tidak berani mengangkat wajahnya di hadapan Xiandi. Dirinya merasa malu karena tugasnya untuk mencari pemilik seruling bunga persik itu belum juga di temukan setelah lima tahun berlalu.
"Maaf yang mulia. Saya belum bisa menemukannya," jawab inspektur polisi Cheng Li.

Xiandi menghembuskan napas kasar, "aku tidak akan menghukummu Cheng Li. Tapi kau harus terus mencari gadis itu sampai ketemu." perintah Xiandi.

"Baik yang mulia," ucap Cheng Li mantap.

"Kau boleh pergi," ucap Xiandi.

Inspektur polisi Cheng Li berdiri kemudian mundur beberapa langkah. Ia menunduk memberi hormat kemudian berbalik pergi.

Setelah kepergian Cheng Li, Xiandi membuka laci meja kerjanya. Seruling perak dengan ukiran bunga persik di ujung dan pangkalnya terangkat keluar dari dalam laci. Xiandi memandang seruling itu kemudian mengusapnya lembut.
"Sampai kapan pun aku akan terus mencarimu. Suatu hari nanti aku pasti menemukanmu. Itu pasti!" Tekat Xiandi takkan goyah, selama lima tahun ini dirinya telah mengutus Inspektur polisi Cheng Li untuk mencari keberadaan gadis bercadar pemilik seruling itu. Namun, sampai saat ini hasilnya pun nihil.

The Main EmpressWhere stories live. Discover now