23. Badboy's Sweety🐝

4.7K 403 24
                                    

NEO HIGH SCHOOL The Series
🏫 | School AU

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rendezvous (?)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.















Braak!

















"Hey manis.. Sendirian aja nih?" sapanya bak om-om begal yang menghampiri anak gadis di jalan.

Yang di gebrak mejanya terkejut tidak santai. Hampir saja baso di sendok yang akan ia lahap jatuh ke lantai. Sialan!

Lelaki yang duduk di hadapan yang mengira di sapa manis geram, ingin sekali ia menimpuk wajah sok keren yang sepertinya penglihatannya buram. "Anjing lo! Nggak liat disini ada orang ha?!"

"Eeyy eeyyy! Ada yang galak rupanya. Kenapa nggak di pepet aja Mark? Lumayan cantik tuh.." senggol si hidung mancung pada lelaki blasteran di sebelahnya. Yang di panggil menyeringai lebar menatap si pemaki tadi dengan tertawa.

Jaemin hampir lepas jantungnya ketika geng berandalan sekolah menggebrak meja tempat duduknya dengan sang sahabat. Niat makan seporsi baso jumbo dari warung langganan tidak lagi berselera sebab kedatangan para lalat.

Yang dikata manis oleh ketua geng mengelus punggung tangan si marga Na dengan takut-takut, "U--udahlah, Na. Nggak apa-apa. Pergi aja yuk.."

"Ya mana bisa, Njun? Orang gila kek mereka ini butuh di getok palanya! Udah tau ada orang makan malah ngegebrak meja sam--"

Jeno, ketua OSIS Neo High School berbisik dengan sesama para dominan di sebelahnya yang bagai pengawal. "Ssttt--kok kayanya ada yang ngomel-ngomel ya barusan?"

"Nggak tau, hyung. Babon paling--kkkk!"

Jisung, si maknae kelas sepuluh anggota baru geng most wanted seantero Neo High School menanggapi candaan yang lebih tua dengan lebih pedas. Yang di kata Babon tak terima lantas segumpal tisu bekas ingusnya terdampar ria di wajah polos Park Jisung yang bagai tempat sampah. "Goblok ya lo bayi kemarin sore! Sini lo maju"

"Na udah Na astaga.." Renjun bangkit dari kursi panjang yang tersentak ke belakang saat si manis itu tiba-tiba menghentikan Jaemin yang sudah pasang kuda-kuda demi menonjok satu per satu muka OSIS-OSIS sialan sekolah.

Renjun yang mungil sedikit kewalahan merangkul mundur tubuh tinggi Jaemin yang sudah hampir mengenai muka Jeno, ketua geng sekaligus ketua OSIS SMA Neo. "Na udah ya ampun! Biarin aja anjing menggonggong, anggap aja radio rusak. Udah yuk!"

"Woaahh--si manis kita udah berani bicara ternyata! Should we party tonight, guys?"

"Boleh juga ide lo, pastinya kalau Renjun, lo kan yang traktir?" Mark begitu senang mendengar lelaki yang lebih muda setahun darinya tak bisa menyembunyikan tersenyum tulus saat mendapati Huang Renjun angkat bicara atas kenakalan yang mereka perbuat, khususnya Jeno.

"Tapi--aish! Heh OSIS sialan, awas aja masih gangguin kita.." koreksi Jaemin dengan memberi gestur menggorok leher dengan mata bulatnya melotot gemas. Mark yang tadinya terbahak sekarang tambah melongo ditampakkan bidadara Tuhan bermulut cabai peppero yang notabene si adik kelas, Na Jaemin.

Renjun sedikit risih sebenarnya, menjadi sorotan siswa satu sekolah karena sering di 'ganggu' para pentolan OSIS sekaligus geng badboy but so fucking handsome yang kini mulai menampakkan minatnya. Bukan yang lain, si ketua OSIS bermata bulan itu alasan sebenarnya. Ia bersumpah menghabisi lelaki itu empat mata. Tak peduli ia kecil dan Jeno dua kalinya, Renjun merasa harus menyidang si kepercayaan kepala sekolah.

Saat kantin telah ramai oleh bisikan siswa-siswi sekitar, dua primadona kelas 11 A meninggalkan area istirahat dengan semangkuk baso setengah penuh dengan tidak rela.

"Kalian juga! Jangan sok nyari perhatian sama kita. Kurang kasih sayang? Heh Lee Jeno, dedek gemes segudang itu masih kurang? Kak Mark Lee, tuh hyung-hyung manis mau lo buang kemana? Ke Bantar Gebang? Lo juga sipit! Kecil-kecil udah ikut orang bobrok aja. Pulang sana!"

"Mampus! Mamam tuh bacotan Renjun!"

Giliran Jaemin yang di pukul kepalanya oleh pemuda manis Huang, "Anjir di belain malah ngatain! Punya temen kok nggak ada yang bener sih, Ya Tuhan.. Renjun dosa apa.."

Jeno, Mark, dan Jisung ikut terbahak mendapati si galak mendapat hukuman juga. Bukan berniat apa-apa, tapi dua sosok itu bagaikan sosok mentari di derasnya hujan kota Jeno dan Mark Lee. Meski cara yang di lakukan agak antimeanstream, but when the 'treatment' is successfuly, why not?

Apapun demi perhatian Renjun, Jeno lalukan. Nampak segaris senyum tercetak di wajah tampannya yang dua mata bulan turut memejam. "Haha.. Manisnya."

"Manis mata lo segaris! Udah sana pergi, ganggu pemandangan aja."

Jaemin hendak menimpali kalimat Renjun seperti tadi, namun ia urungkan. Takut bila kepalanya kena dua kali toyoran, akhirnya bibir merahnya hanya komat-kamit mengumpat, 'Mampus, mamam tuh bacotan kedua wkwkwk..'

Sedetik setelahnya, Renjun dan Jaemin meninggalkan tiga onggok manusia bobrok yang sialnya tampan mematung disebelah meja nomor dua. Menatap kepergian dua sosok gula kelas A yang sayangnya masih menolak kehadiran mereka. Mata Jeno melirik ke tempat duduk si manis yang baru saja lelaki itu tinggalkan, ponsel putih ada disana.

Buru-buru kaki pun tangannya refleks meraih ponsel lantas menyusul langkah si mungil di depan. Pergelangan kecil si pihak bawah ia genggam, "Renjun, tunggu!"

"Lepas--"




























Plak!

"Aw!" satu tamparan mendarat di sebelah pipi kanan Jeno dengan keras. Telapak mungil Huang bisa menampar sekuat ini ternyata, Jeno meringis. Demi Tuhan, ini perih!

Renjun membelalakkan matanya terkejut, "Ya Tuhan, Je--ugh--Heh! Sa--salah siapa ngagetin!"

"Aa--maaf, ini. Handphone mu ketinggalan disana. Maaf soal tanganmu tadi.. Permisi." pamit Jeno dingin setelah melepas pipinya yang demi apapun masih panas setelah menyodorkan ponsel Renjun padanya. Meninggalkan si manis dengan Jaemin yang sama-sama terperangah tak percaya.

Renjun hendak menyusul langkah besar si ketua OSIS jika ia lupa bahwa mereka sedang tak bisa melakukannya. 'Maafkan aku, Jeno-yaa.. Ugh, aku akan menemuimu nanti.. Mianhae..'

Punggung lebar lelaki tampan nan bar-bar terlihat semakin menjauh, diikuti dua lelaki tampan beda tingkatan di belakangnya. Namun di wajah tampan itu, senyum terlihat semakin lebar.
























'Aaa--manisnya pacar Jeno.. '

Batin putera Lee dengan keyakinan besar bahwa kekasihnya--Huang Renjun--sepulang sekolah akan merengek meminta maaf karena tak sengaja menamparnya tadi.















End.

[✓] Rendezvous | Oneshoot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang