Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku membongkar hampir seluruh isi lemariku, hanya untuk menemukan gaun yang manis. Kukeluarkan perfume terbaik yang selama ini sayang untukku pakai.
Tiga puluh menit lagi dia akan datang menjemputku. Jantungku berdetak semakin menggila. Debarannya membuat keringat di dahi meluncur bebas, meski AC kamarku enam belas derajat.
Aku berjalan mondar-mandir sambil menggigiti kuku saat jarum jam menunjukan pukul empat sore. kegelisahan mulai merayap waktu dia nggak juga menampakkan batang hidungnya.
Kuhapus riasan wajahku dengan perasaan kesal. Percuma aku susah payah berdandan hari ini. Sampai jam sepuluh malam, dia nggak juga datang.
"Kemarin, gue jadian sama Damar loh," kata Gendis, cewek populer di Kampus, saat kami berada di toilet keesokan harinya.
Sial! Pantas saja dia lupa janji nontonnya denganku.
