part three of siblings

4.6K 512 7
                                    

"Jungkookie, bangun dulu. Kamu harus makan dan minum obat", suara lembut itu mampu membuat Jungkook membuka mata dan menegakkan tubuhnya seketika. Terapi yang dia jalani hari ini sedikit melelahkan ditambah dengan kondisi tubuhnya yang tidak bisa diajak beraktivitas berat lagi.

"Mama.." suaranya begitu parau dan serak.

"Apa Kookie lelah? Mama bisa bawakan makan malammu ke kamar", mamanya kini tengah mengusap-usap keningnya perlahan sembari menatapnya lekat. "Maafkan Mama, hari ini tidak bisa menemanimu terapi"

"Tidak Ma, jangan seperti ini", Jungkook mendekap ringan tubuh kurus mamanya itu. Harinya meringis tertahan ketika melihat air mata mamanya jatuh. Jungkook kemudian mengeratkan pelukan itu dan berusaha menenangkan mamanya dengan menepuk pelan punggung yang selalu menggendongnya semasa kecil.

Drrtt drrtt

Nama Kak Yoongi tertera pada ponsel Jungkook yang terletak di atas meja. Jungkook meraih ponselnya dan menerima panggilan video itu. "Halo kak"

"Kookie, ada apa? Kamu menangis?"

"Tidak-" , jawaban dari Jungkook itu terpotong ketika tangannya tiba-tiba terasa kaku dan membuat ponsel sebelumnya ada ditangan kanannya jatuh. Yoongi yang menyadari itu sedikit terkejut dan memastikan kembali apa yang terjadi disana.

"Kook, ada apa? Ponselmu jatuh?", suara Yoongi dari seberang sana itu semakin membuat Jungkook panik. Tangannya tidak pernah sekaku itu dan dia bahkan bingung harus menjelaskan pada mamanya. Ibu dua anak itu langsung mengambil ponsel Jungkook.

"Yoongi.."

"Mama, apakah semuanya baik disana?"

Wanita dengan marga Min itu kemudian tersenyum mendengar suara putra sulungnya yang juga sangat dia rindukan, namun senyum itu berubah menjadi sendu ketika dia melirik putra bungsunya yang kini masih terkejut dengan salah satu tangannya yang tiba-tiba 'kumat' sampai saat ini.

Jungkook tau mamanya kini sedang berusaha menjawab pertanyaan kakaknya yang sedikit mengoyak hati seorang ibu. Mamanya ini tidak pandai berbohong sepertinya. Ketika sang kakak bertanya "apakah semua baik-baik saja?", tentu mamanya bingung karena nyatanya semuanya tidak baik. Jungkook kemudian menggelengkan kepalanya dan memberi isyarat kepada mamanya untuk tidak mengatakan apapun.

"Mama", panggilan dari Yoongi bahkan tidak bisa membangunkan Ibu Min dari lamunan serta tatapannya yang terkunci pada Jungkook.

Ibu min menghembuskan nafasnya singkat dan kembali menoleh pada sulungnya yang sedang menunggu jawaban, "Semua baik-baik saja, Yoongi kapan pulang? Mama kangen", Ibu Min tidak tau apakah kalimat itu cukup untuk mengalihkan perhatian sulungnya.

"Sebenarnya aku juga ingin pulang, Ma. Tapi  belum ada waktu. Aku juga rindu Korea, aku rindu semuanya"

Ibu Min terkekeh mendengarnya dan dia tidak menyadari senyum tipis Jungkook yang melengkung ketika melihat mamanya tertawa. Seketika Jungkook melupakan kondisi tangannya barusan. "Mama sendiri juga bingung bagaimana kamu bisa bertahan disana dengan tidak makan masakan Mama selama lima tahun?"

Yoongi tertawa geli mendengar kalimat Mamanya. Jungkook pun juga turut bahagia karena bisa mendengar kakaknya tertawa bahagia seperti itu. Dalam hatinya dia selalu ingin seperti ini saja.

"Mama tidak lihat sekarang aku sudah sekurus ini?"

Ibu min mengernyitkan dahinya sedikit, "Mana? Tidak kok. Kamu malah lebih tembam disana"

"Benarkah? Apa aku harus diet?" , Yoongi memperhatikan wajahnya sendiri melalui panggilan video yang menampilkan wajahnya.

"Diet?"

Siblings (YoonKook Story) || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang